Mengenal Teknik PSLD Joimax untuk Obati Saraf Kejepit seperti Dilakukan Raffi Ahmad

Minggu, 03 April 2022 - 01:39 WIB
loading...
Mengenal Teknik PSLD...
Teknik bedah minimal invasif menggunakan endoskopi PELD/PSLD Joimax dari Jerman menjadi solusi terkini untuk mengatasi nyeri akibat saraf kejepit. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Raffi Ahmad belum lama ini terkena saraf kejepit yang ditandai dengan munculnya rasa nyeri hebat di bagian pinggang. Keluhan ini muncul saat ia menggendong Rafathar dengan postur tubuh yang salah.

Namun, setelah menjalani tindakan endoskopi PSLD Joimax di klinik Lamina Pain and Spine Center, saraf kejepit Raffi akhirnya sembuh dan kondisinya semakin membaik.



Spesialis Bedah Saraf dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS mengungkapkan, saraf kejepit bisa terjadi karena adanya bantalan tulang yang menonjol. Kondisi ini akan memicu sensasi nyeri, baal atau mati rasa, hingga melemahnya otot.

Pengobatan saraf kejepit menurut dr. Mahdian terbagi menjadi dua. Untuk kasus ringan bisa melakukan tindakan konservatif dengan obat-obatan dan fisioterapi. Namun, jika nyeri tak kunjung hilang atau bahkan bertambah parah, dokter biasanya menganjurkan tindakan pembedahan, yaitu dengan teknik konvensional dan teknik minimal invasif (modern).

Hanya, tindakan operasi konvensional sering menjadi hal yang dikhawatirkan oleh kebanyakan pasien. Operasi konvensional atau laminektomi membutuhkan waktu tindakan sekitar 2-3 jam, risiko terjadinya infeksi pada luka karena membutuhkan sayatan yang besar, risiko kegagalan, dan waktu penyembuhan yang cukup lama.

Selanjutnya, ada teknik bedah minimal invasif dengan menggunakan endoskopi PELD/PSLD Joimax dari Jerman yang direkomendasikan oleh dr. Mahdian sebagai solusi terkini untuk mengatasi nyeri akibat saraf kejepit. Dibandingkan operasi konvensional, endoskopi Percutaneous Lumbar Disectomy (PELD) dan Percutaneous Stenoscopy Lumbar Decompression (PSLD) Joimax lebih efektif, efisien, dan aman dalam berbagai hal.



“Tindakan endoskopi ini hanya dilakukan dengan membuat sayatan kecil sebesar 7 mm atau kurang dari 1 cm. Berbeda dengan operasi konvensional yang membutuhkan sayatan sekitar 15 cm,” jelas dr. Mahdian.

Ia melanjutkan, tindakan endoskopi PSLD juga memiliki waktu tindakan yang jauh lebih cepat sekitar 30-45 menit, serta risiko komplikasi atau trauma pada jaringan yang minimal. Selain itu, proses penyembuhan pascatindakan lebih cepat dibandingkan dengan operasi konvensional.

“Hanya menggunakan bius lokal, tanpa rawat inap, dan cukup aman. Masa perawatannya sekitar 1-2 hari, pasien lebih cepat pulih dan beraktivitas. Risiko kambuhnya pun lebih kecil serta tidak memicu perlengketan ataupun infeksi setelah tindakan,” terangnya.

Endoskopi PELD/PSLD terdiri dari alat superkecil seperti kamera, selongsong, dan penjepit. Alat-alat superkecil ini bisa dengan mudah menjangkau ke dalam jaringan atau area yang kaya persarafan pada tulang belakang. Lokasi tersebut yang mungkin banyak terjadi jepitan pada saraf. Dengan menggunakan endoskopi tentu akan mempermudah dokter untuk mengambil bantalan tulang yang menonjol penyebab rasa nyeri pada pasien.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai saraf kejepit atau nyeri tulang belakang, Anda bisa mengunjungi website Klinik Lamina dan mem-follow akun Instagramnya. Pada Ramadhan ini, Klinik Lamina juga mengadakan promosi diskon hingga Rp3,5 juta untuk semua tindakan, termasuk endoskopi PSLD Joimax.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2963 seconds (0.1#10.140)