Tips Puasa di Tengah Pandemi, Jaga Gizi Seimbang dan Berpikir Positif
loading...
A
A
A
Di sisi lain, saat berbuka puasa digunakan untuk memenuhi 10 sampai 20% kebutuhan energi dengan nutrisi lengkap. Menyantap makanan manis seperti madu, kurma, dan yoghurt sangat dianjurkan untuk berbuka puasa, tentu dengan proporsi secukupnya.
"Saat berbuka, isi perut kita dengan nutrisi yang lengkap. Makanan manis usahakan terbatas, dua sendok makan gula sudah cukup," sarannya.
Saat berpuasa, yang berubah hanya jam makan, jadi sebisa mungkin asupan nutrisi tidak berubah porsinya. ‎Perubahan asupan gizi hanya terjadi kalau tubuh mendapatkan pemicu dari luar.
‎Pemicu dari luar bisa berupa infeksi, luka, baik infeksi korona maupun penyakit lainnya. "Kalau tubuh kita sehat,tidak ada infeksi, tidak ada luka, maka kebutuhan asupan gizi kita sama saja, tidak perlu ada perbedaan," tambahnya. ‎
Meskipun dilanda wabah berkepanjangan, namun tidak ada anjuran khusus untuk menjalankan puasa kali ini. Hal terpenting adalah menjaga tubuh agar tidak terinfeksi virus ataupun bakteri.
Menerapkan pola makan seimbang dan bervariasi selama sahur dan berbuka bisa jadi alternatif untuk membuat tubuh tetap segar selama berpuasa. Selain itu juga menghindari makanan yang bersifat proinflamasi seperti mengandung gula tambahan dan minyak jenuh berlebihan.
"Bila pola hidup bersih dan konsumsi makanan yang bernutrisi seperti konsumsi buah dan sayuran, serta istirahat cukup sudah dilakukan, maka tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen," tegas Hilna.‎
Sementara itu, Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Sapurta mengungkapkan, berpuasa pada masa Covid-19 tidak hanya menjaga pola makan seimbang saja, juga harus tetap melakukan aktivitas lainnya yang tak kalah penting seperti berolahraga kecil di dalam rumah.
"Olahraga harus tetap dilakukan, saat berpuasa kita bisa mengganti waktunya. Misalkan pagi seusai sahur dan sore menjelang berbuka. Untuk durasinya cukup 30 menit," ungkapnya.
Olahraga kecil seperti jogging ringan, bermain bola, bercanda dengan buah hati bisa membuat fisik menjadi lebih produktif dan mampu mengurangi stres.
"Saat berbuka, isi perut kita dengan nutrisi yang lengkap. Makanan manis usahakan terbatas, dua sendok makan gula sudah cukup," sarannya.
Saat berpuasa, yang berubah hanya jam makan, jadi sebisa mungkin asupan nutrisi tidak berubah porsinya. ‎Perubahan asupan gizi hanya terjadi kalau tubuh mendapatkan pemicu dari luar.
‎Pemicu dari luar bisa berupa infeksi, luka, baik infeksi korona maupun penyakit lainnya. "Kalau tubuh kita sehat,tidak ada infeksi, tidak ada luka, maka kebutuhan asupan gizi kita sama saja, tidak perlu ada perbedaan," tambahnya. ‎
Meskipun dilanda wabah berkepanjangan, namun tidak ada anjuran khusus untuk menjalankan puasa kali ini. Hal terpenting adalah menjaga tubuh agar tidak terinfeksi virus ataupun bakteri.
Menerapkan pola makan seimbang dan bervariasi selama sahur dan berbuka bisa jadi alternatif untuk membuat tubuh tetap segar selama berpuasa. Selain itu juga menghindari makanan yang bersifat proinflamasi seperti mengandung gula tambahan dan minyak jenuh berlebihan.
"Bila pola hidup bersih dan konsumsi makanan yang bernutrisi seperti konsumsi buah dan sayuran, serta istirahat cukup sudah dilakukan, maka tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen," tegas Hilna.‎
Sementara itu, Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Sapurta mengungkapkan, berpuasa pada masa Covid-19 tidak hanya menjaga pola makan seimbang saja, juga harus tetap melakukan aktivitas lainnya yang tak kalah penting seperti berolahraga kecil di dalam rumah.
"Olahraga harus tetap dilakukan, saat berpuasa kita bisa mengganti waktunya. Misalkan pagi seusai sahur dan sore menjelang berbuka. Untuk durasinya cukup 30 menit," ungkapnya.
Olahraga kecil seperti jogging ringan, bermain bola, bercanda dengan buah hati bisa membuat fisik menjadi lebih produktif dan mampu mengurangi stres.