Pandemi Covid-19 Bisa Jadi Pelajaran Atasi Cacar Monyet hingga Virus Hendra

Selasa, 24 Mei 2022 - 12:45 WIB
loading...
Pandemi Covid-19 Bisa Jadi Pelajaran Atasi Cacar Monyet hingga Virus Hendra
Foto/MNC Media
A A A
JAKARTA - Dua tahun lebih dunia diacak-acak oleh kemunculan virus Covid-19 membuat masyarakat semakin waspada terhadap munculnya penyakit baru. Penanganan pandemi Covid-19 bisa dijadikan pelajaran berharga untuk membendung kehadiran hepatitis akut, cacar monyet hingga virus Hendra agar tidak sampai menjadi pandemi. Baca terus News RCTI+ yang terus mengupdate perkembangan terkini soal pergerakan virus-vurus berbahaya tersebut.

Jumlah penderita Covid-19 di Indonesia terus melandai, pemerintah pun mulai melonggarkan protokol Kesehatan. Hal ini ditandai dengan mulai diperbolehkannya masyarakat untuk melepas masker di area publik. Kondisi tersebut menjadi pertanda bagus untuk menurunkan level pandemi Covid-19 menjadi endemi.

Meski demikian, masyarakat perlu menyadari Virus Covid-19 masih ada. Kemampuan virus ini untuk bermutasi hingga menyebabkan lonjakan penderita masih harus diwaspadai. Di negara lain bahkan Covid-19 masih merajalela, seperti yag terjadi di Korea Utara. Ini patut mendapat perhatian khusus. Apalagi di Korut tidak ada program vaksinasi, penduduk di sana hanya disarankan untuk minum teh sebagai penangkal penyebaran Covid-19.



Apa yang terjadi di Korut membuktikan bahwa Virus Covid-19 memang masih ada. Di dalam negeri pun meski jumlah penderita melandai, tetapi faktanya setiap hari masih ada penderita baru. Di saat pandemi Covid-19 belum benar-benar menghilang, muncul berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat berpotensi menjadi pandemi baru.

Misalnya saja, penyakit hepatitis akut yang misterius. Disebut misterius, karena para ahli belum bisa mengidentifikasi asal muasal virus ini dan bagaimana pola penyebarannya.

April lalu Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mulai menginformasikan adanya penyebaran virus hepatitis misterius ini. Dimulai dari Jepang, lalu diikuti oleh negara-negara di Asia dan Amerika, mengkonfirmasi adanya penyakit hepatitis ini di negara mereka masing-masing.

Penyakit ini diketahui masuk ke Indonesia sejak awal Mei lalu. Hingga kini sudah diketahui ada 18 pasien terserang penyakit ini, dan 6 orang meninggal dunia. Belum juga ditemukan cara ampuh untuk mengatasi penyakit ini, lagi-lagi WHO mengumumkan adanya cacar monyet yang menyerang daratan Eropa.

WHO bahkan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah cacar monyet pada Jumat (20/5/2022) waktu setempat. Pertemuan dilakukan setelah lebih dari 100 kasus dikonfirmasi atau dicurigai di Eropa. Kasus cacar monyet telah dilaporkan menyerang sejumlah negara, yakni Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris, serta Amerika Serikat, Kanada dan Australia.



Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dekat dan jarang menyebar ke luar Afrika, sehingga rangkaian kasus ini memicu kekhawatiran. Cacar Monyet sendiri biasanya merupakan penyakit virus ringan, ditandai dengan gejala demam serta ruam bergelombang yang khas.

WHO mengatakan penyebaran virus ini kemungkinan besar juga berasal dari hewan pengerat (seperti tikus, tupai, kelinci dan sejenisnya), sehingga monyet bukan satu-satunya binatang sumber penyebaran penyakit ini. Hingga kini Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus Cacar Monyet belum ditemukan di Indonesia.

Dari negara tetangga Australia, ada juga ancaman dari virus Hendra (HeV). Pemerintah Australia meminta masyarakatnya untuk mewaspadai penyebaran virus Hendra (HeV). Virus ini pertama kali ditemukan pada 1994 dari spesimen yang diperoleh selama wabah penyakit pernapasan dan neurologis pada kuda dan manusia di Hendra, daerah yang terletak di pinggiran kota Brisbane, Australia.

Para ahli para ahli mengingatkan jangan menyepelekan virus Hendra ini. Angka kematiannya sangat tinggi, pada manusia dari 10 penderita, tujuh di antaranya meninggal dunia. Sehingga bisa dikatakan virus ini dapat mengakibatkan kematian hingga 70%, lebih tinggi dari Virus Covid-19.

Setelah virus Hendra, boleh jadi masih akan ada lagi peringatan dari otoritas kesehatan tentang kemunculan virus-virus penyebab penyait berbahaya dan mematikan.
Tak ada cara lain yang lebih efektif, selain menjaga kesehatan untuk menghindari terjangkitnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus. Sudah sewajarnya saat ini menjalankan Protokol Kesehatan sebagai prioritas saat beraktifitas khsusnya di area publik.

Peringatan yang disampaikan oleh para ahli dan lembaga kesehatan itu memang tidak perlu dianggap sebagai ancaman atau menakut-nakuti. Lebih ditekankan sebagai pengingat untuk mawas diri untuk lebih menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan.

Informasi seputar bagaimana menjaga kesehatan, gaya hidup sehat serta mengenal gejala-gejala penyakit yang berbahaya saat ini sudah menjadi kebutuhan mendasar. News RCTI+ yang merupakan news aggregator di bawah MNC Group bisa dijadikan rujukan penting terkait informasi-informasi kesehatan.

Didukung oleh 93 publisher, News RCTI+ setiap hari selalu memberitakan info-info seputar kesehatan baik mengenai perkembangan pandemi Covid-19 hingga kemunculan virus-virus pembawa penyakit berbahaya lain. Ulasan dari dokter ahli untuk mengenali gejala-gejala penyakit juga menjadi sajian penting.

Termasuk tips-tips dari para ahli untuk menjaga tubuh agar tetap fit dan sehat. Rekomendasi makanan dan minuman yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh juga tersaji lengkap. Karena itu, salah satu upaya agar terhindar dari berbagai penyakit yang berbahaya tersebut, simak dan pantau terus informasinya di News RCTI+.

"News RCTI+ terus berkomitmen untuk memberitakan berbagai fenomena menarik, berdampak luas dan menjadi perhatian publik," kata Co-Managing Director RCTI+ Valencia Tanoesoedibjo.

Dia berharap News RCTI+ bisa menambah pengetahuan, hiburan sekaligus sumber inspirasi bagi masyarakat atas informasi penting yang disampaikan setiap hari.

Sebanyak 93 publisher menyuplai ribuan berita setiap hari ke News RCTI+ dalam berbagai isu di segala bidang. Ribuan berita tersebut ditampung dalam 14 kategori atau kanal. Yaitu Berita Utama, Terkini, Populer, Otomotif, Travel, Ekonomi, Gaya Hidup, Muslim, Seleb, Teknologi, Olahraga, Global, Nasional, dan Infografis.

News RCTI+ juga sudah menyediakan Topik Menarik untuk memudahkan pembaca mencari kumpulan berita menarik yang disukainya.



Publisher-publisher yang telah berkolaborasi dengan RCTI+ di antaranya Okezone.com, Sindonews.com, Inews.id, Republika.com, Jawapos.com, Bisnis.com, Brilio.net, Tabloidbintang.com, Katadata.co.id, Rmol.id, rm.id, Infobanknews.com, dan Inilah.com. Selain itu ada Indozone.id, Ayojakarta.com, Pojoksatu.id, Alinea.id, Gwigwi.com, dw.com, todaykpop.com, Indosport, Skor.id, dan masih banyak lagi.

Tak hanya publisher yang home base-nya di Jakarta, News RCTI+ juga menggandeng banyak publisher berpengaruh yang markasnya di daerah. Sebut saja Radarjogja.com, Bantenhits.com, Ayosemarang.com, Ayobogor.com, Suarantb.com, Lombokpost.com, Suarasurabaya.net, Sumselupdate.com, Bukamatanews.id, Mandalapos.co.id, dan masih banyak yang lain.

News menjadi satu bagian penting dari lima pilar yang ada di RCTI+. Selain news, empat pilar lainnya adalah video, audio, home of talent (HOT), dan games. Sehingga jika sudah cukup dengan informasi berita di News RCTI+, para pembaca juga bisa langsung melanjutkan petualangannya dengan menonton original series dan original movies, mendengarkan radio, bermain games hingga menonton bakat-bakat para seniman di home of talent (HOT).

Banyak hiburan dan juga pengetahuan penting dan mengasyikkan tersaji sangat lengkap di RCTI+.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1789 seconds (0.1#10.140)