Review Film Top Gun: Maverick
loading...

Top Gun: Maverick membawa kisah dan konflik baru dengan dukungan adegan laga menakjubkan. Foto/Paramount Pcitures
A
A
A
JAKARTA - Siapa pun yang pernah menonton Top Gun yang dirilis pada 1986, sangat mungkin akan terpuaskan saat menonton sekuelnya, Top Gun: Maverick.
Butuh waktu 36 tahun bagi Tom Cruise untuk mau kembali menjadi Pete "Maverick" Mitchell. Padahal, permintaan sekuel sudah bertahun-tahun yang lalu datang padanya, bukan cuma dari penggemar film Top Gun, tapi juga dari produser dua film tersebut, Jerry Bruckheimer.
Permintaan mereka bukan tanpa alasan. Top Gun bukan cuma membuat karier Tom dan sutradara Tony Scott melejit, tapi juga cuan yang didapat dari film itusangat luar biasa. Dari biaya produksi USD15 juta, mereka bisa meraup pendapatan ratusan lipat dengan angka USD357,1 juta.
Namun, ada hal paling krusial bagi Tom Cruise yang harus dipenuhi Jerry dan Paramount Pictures agar ia mengiyakan tawaran itu. Pertama adalah cerita yang tepat. Kedua dan yang paling ditekankan oleh aktor berusia 59 tahun itu adalah tentang cara syutingnya.
"Kalau aku ambil ini, maka kita syuting semuanya dengan benar. Aku ada di F/A-18. Titik," ujar Tom pada Paramount, mengutip PA News.
![Review Film Top Gun: Maverick]()
Foto: Paramount Pictures
F/A-18 adalah pesawat jet tempur milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang dalam film disebut sebagai pesawat yang dipakai oleh Maverick dan timnya. Tom pada akhirnya memang benar-benar duduk di cockpit jet tersebut, dan gambarnya diambil saat ia duduk di sana, meskipun sang aktor tidak dibolehkan menerbangkannya untuk kepentingan syuting.
Tom Cruise memang sudah dikenal luas ogah menggunakan CGI berlebihan dalam film-film yang dibintanginya. Begitu pun yang ia lakukan untuk Top Gun: Maverick. Meskipun sutradara film ini adalah Joseph Kosinski yang dikenal lihai dalam membuat CGI dalam film laga, tapi Tom memutuskan ia dan para pemain inti harus latihan terbang dulu selama tiga bulan sebelum syuting.
Bintang film waralaba Mission: Impossible itu pula yang merancang sendiri program latihan untuk para pemain. Mengutip National World, programnya terdiri dari latihan evakuasi di bawah air, latihan terbang, dan menerbangkan pesawat. Mereka juga menjajal Aero L-39 Albatros, dan merasakan ikut terbang dalam F-18 Super Hornet.
Adegan Laga yang Jauh Lebih Memukau
Butuh waktu 36 tahun bagi Tom Cruise untuk mau kembali menjadi Pete "Maverick" Mitchell. Padahal, permintaan sekuel sudah bertahun-tahun yang lalu datang padanya, bukan cuma dari penggemar film Top Gun, tapi juga dari produser dua film tersebut, Jerry Bruckheimer.
Permintaan mereka bukan tanpa alasan. Top Gun bukan cuma membuat karier Tom dan sutradara Tony Scott melejit, tapi juga cuan yang didapat dari film itusangat luar biasa. Dari biaya produksi USD15 juta, mereka bisa meraup pendapatan ratusan lipat dengan angka USD357,1 juta.
Namun, ada hal paling krusial bagi Tom Cruise yang harus dipenuhi Jerry dan Paramount Pictures agar ia mengiyakan tawaran itu. Pertama adalah cerita yang tepat. Kedua dan yang paling ditekankan oleh aktor berusia 59 tahun itu adalah tentang cara syutingnya.
"Kalau aku ambil ini, maka kita syuting semuanya dengan benar. Aku ada di F/A-18. Titik," ujar Tom pada Paramount, mengutip PA News.

Foto: Paramount Pictures
F/A-18 adalah pesawat jet tempur milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang dalam film disebut sebagai pesawat yang dipakai oleh Maverick dan timnya. Tom pada akhirnya memang benar-benar duduk di cockpit jet tersebut, dan gambarnya diambil saat ia duduk di sana, meskipun sang aktor tidak dibolehkan menerbangkannya untuk kepentingan syuting.
Tom Cruise memang sudah dikenal luas ogah menggunakan CGI berlebihan dalam film-film yang dibintanginya. Begitu pun yang ia lakukan untuk Top Gun: Maverick. Meskipun sutradara film ini adalah Joseph Kosinski yang dikenal lihai dalam membuat CGI dalam film laga, tapi Tom memutuskan ia dan para pemain inti harus latihan terbang dulu selama tiga bulan sebelum syuting.
Bintang film waralaba Mission: Impossible itu pula yang merancang sendiri program latihan untuk para pemain. Mengutip National World, programnya terdiri dari latihan evakuasi di bawah air, latihan terbang, dan menerbangkan pesawat. Mereka juga menjajal Aero L-39 Albatros, dan merasakan ikut terbang dalam F-18 Super Hornet.
Adegan Laga yang Jauh Lebih Memukau