Kembali Dilanjutkan, Sosialisasi Sadar Wisata Disambut Positif

Minggu, 29 Mei 2022 - 12:13 WIB
loading...
Kembali Dilanjutkan,...
Rangkaian kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata di berbagai Destinasi Prioritas Pariwisata di Indonesia kembali dilanjutkan Kemenparekraf/Baparekraf. / Foto: ist
A A A
LABUAN BAJO - Rangkaian kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata di berbagai Destinasi Prioritas Pariwisata di Indonesia kembali dilanjutkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf).

Seusai digelar di berbagai desa wisata di Lombok, Yogyakarta, dan Samosir, kali ini giliran warga desa wisata di sekitar Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan pariwisata melalui pemahaman mengenai Sadar Wisata.

Sosialisasi Sadar Wisata yang digelar pada 28 Mei 2022 itu dilakukan di tiga desa wisata , antara lain Desa Wisata Golo Mori, Desa Wisata Pasir Panjang dan Desa Wisata Papa Garang.

Baca juga: Pentingnya Peduli Penyakit Gagal Jantung, Ini Kata Dokter Spesialis Kardiovaskular

Sosialisasi Sadar Wisata merupakan bagian dari rangkaian kampanye Sadar Wisata yang memberikan pemahaman kepada para perilaku pariwisata di setiap destinasi wisata. Pemahaman tersebut meliputi elemen-elemen penting membangun pariwisata berkelanjutan dengan penerapan Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Clean, Health and Safety Environment).

Kampanye Sadar Wisata akan berlangsung di 65 desa wisata dari enam Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Indonesia selama tahun 2022-2023.

Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyebutkan, penerapan Sapta Pesona Plus CHSE di destinasi wisata menjadi suatu hal yang sangat krusial dan penting untuk meyakinkan wisatawan, sebab akan mengubah wajah pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Saat ini wisatawan akan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan," terangnya dalam siaran pers, baru-baru ini.

Oleh karenanya, Menparekraf Sandiaga mendorong agar masyarakat dalam hal ini pengelola destinasi dan desa wisata untuk terus mempersiapkan diri dalam meningkatkan kapasitas terutama dalam penerapan sapta pesona plus CHSE dan bagaimana memberikan pelayanan di atas standar.

Sementara, Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh mengatakan, sosialisasi Sadar Wisata sangat penting guna mempersiapkan masyarakat di sekitar destinasi termasuk desa atau kampung wisata dalam menyambut pengunjung, agar wisatawan mendapatkan pengalaman yang berkesan.

"Ini adalah fondasi bagaimana sebuah desa atau destinasi bisa survive tidak hanya di masa pandemi melainkan juga keberlanjutan ke depannya," ucapnya.

Terkait CHSE, Frans menegaskan harapan untuk membangun komitmen dan kredibilitas daerah wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman, aman dan percaya. Sedangkan terkait Pelayanan Prima, dia menjelaskan hospitality penting dalam memberikan pengalaman berkesan bagi pengunjung saat berada di desa wisata.

Dalam pembukaan sosialisasi Sadar Wisata di Desa Pasir Panjang, Manggarai Barat, NTT, Glory Hastanto, yang mewakili Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, mengutarakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, membangun pola pikir masyarakat agar menjadi pemeran aktif dalam pengembangan pariwisata di desa.

Sosialisasi ini, menurutnya, sekaligus merespons paradigma dan tren baru pariwisata pasca-pandemi, di mana terjadi pergeseran tren wisata, yang mengarah pada wisata berbasis experience dan perjalanan domestik atau low mobility, low touch, less crowded, dan hygiene.

"Wisatawan akan memprioritaskan destinasi dan akomodasi yang mereka anggap aman, tujuan wisatawan bergeser dari popular dan ramai ke produk outdoor dan kebugaran, dengan 2 jenis atraksi, yaitu alam dan budaya," jelas Glory.

Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Pius Baut menuturkan bahwa pariwisata menjadi sektor usaha yang paling terdampak karena pandemi Covid-19.

"Adanya kegiatan ini kembali menyadarkan dan memotivasi agar masyarakat di sekitar Labuan Bajo menatap ke depan, apa yang bisa dibuat untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata," tuturnya, saat membuka acara.

Saat ini menurut Pius, jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo sudah sama dengan sebelum masa pandemi. "Bedanya sebelum pandemi wisatawan yang berkunjung 90 persen adalah wisatawan asing, sekarang jumlah wisatawan domestik sudah jauh lebih banyak," kata dia.

Sosialisasi Sadar Wisata menghadirkan sejumlah praktisi di bidang pariwisata yang berbagi pengalaman dalam mengembangkan desa wisata. Salah satunya adalah Kepala Desa Pujon Kidul, Udi Hartoko.

Dalam pemaparannya dia menyampaikan kisah sukses mengelola Desa Wisata Pujon Kidul, Malang, Jawa Timur. Desa Pujon Kidul tahun 2021 lalu mendapatkan penghargaan khusus dalam Anugerah Desa Wisata sebagai Desa Mandiri Inspiratif.

Desa Wisata Pujon Kidul berhasil membuat tingkat pengangguran berkurang. Pemberdayaan wisata kreatif dan kesadaran warga dalam mengembangkan potensi wisata yang ada membuat warganya memiliki kehidupan yang lebih baik.

"Desa Wisata tidak terkait dengan sesuatu yang mewah, pengembangannya pun tidak boleh bertentangan dengan adat istiadat, budaya, agama dan kepercayaan yang ada di situ. Desa Wisata tidak boleh kehilangan karakter dan keunikan yang dimilikinya," jelasnya.

Baca juga: Masih Transisi ke Endemi, Dokter Reisa Sebut Pemerintah Telah Siapkan Strategi Fase Baru

Dia menambahkan, sadar wisata menjadi bagian penting tentang bagaimana pelaku pariwisata menyambut wisatawan yang berkunjung.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1273 seconds (0.1#10.140)