BPOM AS Sebut Stroberi Diduga sebagai Penyebab Wabah Hepatitis A

Selasa, 31 Mei 2022 - 09:07 WIB
loading...
BPOM AS Sebut Stroberi Diduga sebagai Penyebab Wabah Hepatitis A
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (BPOM AS) atau yang biasa disebut FDA tengah menyelidiki hubungan potensial antara wabah hepatitis A dengan stroberi organik segar. Foto Ilustrasi/Getty Images
A A A
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat ( BPOM AS ) atau yang biasa disebut FDA tengah menyelidiki hubungan potensial antara wabah hepatitis A dengan stroberi organik segar.

Stroberi yang bermasalah itu, berdasarkan hasil investigasi FDA bersama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Badan Kesehatan Masyarakat Kanada, Badan Inspeksi Makanan Kanada, serta mitra negara bagian dan lokal, berasal dari merek FreshKampo and HEB yang didistribusikan antara 5 Maret hingga 25 April 2022.

Perusahaan itu mendistribusikan stroberi segar ke banyak negara bagian di AS serta dijual ke Aldi, HEB, Kroger, Safeway, Sprouts Farmers Market, Trader Joe's, Walmart, Weis Markets, dan WinCo Foods.



FDA menegaskan bahwa stroberi yang diduga menyebabkan hepatitis A itu sudah melewati masa simpan. Artinya, meski stroberi sudah dibekukan, buah tersebut tidak boleh dikonsumsi.

"Jika Anda tidak yakin stroberi dari merek apa yang dibeli, ada baiknya segera buang tanpa harus lama-lama membekukannya," tegas FDA, dikutip dari laman CNN, Selasa (31/5/2022).

Sebanyak 17 kasus hepatitis A diidentifikasi di California, Minnesota, dan North Dakota. Dari 17 kasus tersebut, 12 di antaranya perlu mendapat perawatan lebih serius di rumah sakit.

"Setelah penyelidikan, diketahui pasien-pasien hepatitis A ini punya riwayat memakan stroberi segar yang dibeli dari rentang waktu 28 Maret hingga 30 April 2022," terang FDA.



Gara-gara kejadian ini, FDA sampai harus mengeluarkan imbauan kepada masyarakat yang membeli serta memakan stroberi dalam 2 minggu terakhir dan belum divaksin hepatitis A, harus berkonsultasi ke dokter untuk menentukan apakah profilaksis pascapajanan diperlukan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3185 seconds (0.1#10.140)