Soundtrack Film KKN di Desa Penari Dinilai Mistis, Begini Kata sang Pencipta Lagu
loading...
A
A
A
MALANG - Film KKN di Desa Penari meraup kesuksesan besar. Bukan hanya ceritanya yang mengangkat kisah mistis berdasar kisah nyata, lagu soundtrack-nya juga dipandang kian membawa film menjadi lebih seram.
Dengan mengusung musik tradisional Jawa, lagu berjudul Dhat ini juga mengangkat bahasa Jawa dan bahasa sansekerta dari sisi liriknya.
Lagu Dhat pada film KKN di Desa Penari sendiri dibawakan oleh Hamida Madu Kinanti, atau yang akrab disapa Kinanti. Ia diiringi dua anggota keluarganya yakni Matoha, sang ayah dan Hanifa Madu Wanandi, untuk latar belakang musik Jawa yang kental di dalamnya.
Baca juga: Ben Kasyafani Sedih dan Menangis saat Dengar Kabar Marshanda Idap Tumor Payudara
Sang pencipta lagu, Matoha mengatakan jika dia berkolaborasi dengan kedua anaknya, usai anak pertamanya mengajak untuk membuat soundtrack film KKN di Desa Penari.
Saat itu, disebutnya proses pembuatan lirik lagu Dhat memang mendadak, karena sang anak baru mengabari saat perjalanan pulang ke Malang dari Jakarta.
"Ini kan (sang anak, Kinanti) enggak pernah pulang, pulang itu sebelum satu bulan (deadline project) ngomong tentang KKN Desa Penari, terus ceritanya gimana, saya buka (Twitter) Simple Man itu. Saya dengar saja, jadi saya enggak tahu itu sudah dibuat film atau tidak, cuma dari cerita simple man," jelas Matoha ketika ditemui MNC Portal di Kota Malang, Selasa, 31 Mei 2022.
Pria yang juga guru kesenian di SMAK Yos Sudarso Kepanjen ini menuturkan, Dhat sendiri merupakan roh suci, sedangkan lirik-lirik lagu Dhat bercerita mengenai tingkah laku manusia yang tidak boleh semaunya sendiri terhadap seluruh makhluk ciptaan Tuhan.
Makhluk yang dimaksudkan di sini tak hanya makhluk yang kasat mata seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, melainkan juga makhluk tak kasat mata sebangsa jin.
"Manusia enggak boleh sembarangan bersama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Inti dari lagu Dhat itu sebenarnya manusia jangan seenaknya merasa paling baik sempurna," bebernya.
Matoha mengaku, tak mengetahui pasti lokasi di mana cerita yang dimaksudkan akun Simple Man di Twitternya. Namun dari penafsiran hasil membacanya kuat dugaan itu masih berada di tanah Jawa. Sehingga dia memutuskan mengedepankan pesan moral dari cerita akun Simple Man untuk lagi yang dibuatnya.
"Yang saya tangkap itu pesan moral yang ada di dalam Simple Man. Saya tidak memperhatikan itu Banyuwangi atau mananya, tapi lebih pada cerita yang dimaksud abstrak itu, saya coba kupas sesuai dengan yang saya ngerti, bahwa itu kejadian yang dimaksud (cerita KKN di Desa Penari) tidak lepas dari menurut saya asal usul tanah Jawa," tuturnya.
Menurutnya, sebagai penerus tanah Jawa sudah seharusnya manusia di manapun harus menghormati adat istiadat dan kearifan lokal di setiap daerah. Pasalnya setiap daerah tentu memiliki kearifan lokal dan pantangan yang berbeda-beda.
"Kita sebagai penerus yang di tanah Jawa yang menghormati yang ada di Jawa. Jadi pengertiannya bukan Banyuwangi tapi Jawa," katanya.
Lagu Dhat pun kini dianggap sukses mengantarkan film KKN di Desa Penari yang sudah ditonton hingga 8 juta penonton di bioskop. Bahkan lagu itu disebut memiliki daya magis tersendiri selain filmnya yang diambil dari kisah nyata.
Kendati demikian, Matoha menegaskan lantunan alat musik Jawa dan lengkingan suara sinden bukan harus diidentikkan dengan hal mistis.
"Kami berusaha itu bukan mistis, beda mistis dengan seram. Kalau orang lain mendengarkan suara itu mungkin mistis, bahkan mendengarkan gamelan apapun dianggap mistis, ini yang ingin diubah. Sebetulnya jangan dianggap gamelan itu mistis, tapi secara tidak sadar yang menurut saya lakukan itu orang menganggapnya mistis, dan terbukti terkenalnya karena mistis," terangnya.
Baca juga: Bams eks Samson Sempat Alami Tekanan Batin saat Ceraikan Mikhavita Wijaya
"Tapi sebetulnya bukan karena mistis ya bisa mendekati mistis tapi seru dan seramnya sesuai pitutur diliriknya. Kami menyesuaikan lirik yang ini, kalau itu dianggap mistis yang enggak apa-apa, sebetulnya lebih pada seram begitu saja," katanya lagi.
Dengan mengusung musik tradisional Jawa, lagu berjudul Dhat ini juga mengangkat bahasa Jawa dan bahasa sansekerta dari sisi liriknya.
Lagu Dhat pada film KKN di Desa Penari sendiri dibawakan oleh Hamida Madu Kinanti, atau yang akrab disapa Kinanti. Ia diiringi dua anggota keluarganya yakni Matoha, sang ayah dan Hanifa Madu Wanandi, untuk latar belakang musik Jawa yang kental di dalamnya.
Baca juga: Ben Kasyafani Sedih dan Menangis saat Dengar Kabar Marshanda Idap Tumor Payudara
Sang pencipta lagu, Matoha mengatakan jika dia berkolaborasi dengan kedua anaknya, usai anak pertamanya mengajak untuk membuat soundtrack film KKN di Desa Penari.
Saat itu, disebutnya proses pembuatan lirik lagu Dhat memang mendadak, karena sang anak baru mengabari saat perjalanan pulang ke Malang dari Jakarta.
"Ini kan (sang anak, Kinanti) enggak pernah pulang, pulang itu sebelum satu bulan (deadline project) ngomong tentang KKN Desa Penari, terus ceritanya gimana, saya buka (Twitter) Simple Man itu. Saya dengar saja, jadi saya enggak tahu itu sudah dibuat film atau tidak, cuma dari cerita simple man," jelas Matoha ketika ditemui MNC Portal di Kota Malang, Selasa, 31 Mei 2022.
Pria yang juga guru kesenian di SMAK Yos Sudarso Kepanjen ini menuturkan, Dhat sendiri merupakan roh suci, sedangkan lirik-lirik lagu Dhat bercerita mengenai tingkah laku manusia yang tidak boleh semaunya sendiri terhadap seluruh makhluk ciptaan Tuhan.
Makhluk yang dimaksudkan di sini tak hanya makhluk yang kasat mata seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, melainkan juga makhluk tak kasat mata sebangsa jin.
"Manusia enggak boleh sembarangan bersama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Inti dari lagu Dhat itu sebenarnya manusia jangan seenaknya merasa paling baik sempurna," bebernya.
Matoha mengaku, tak mengetahui pasti lokasi di mana cerita yang dimaksudkan akun Simple Man di Twitternya. Namun dari penafsiran hasil membacanya kuat dugaan itu masih berada di tanah Jawa. Sehingga dia memutuskan mengedepankan pesan moral dari cerita akun Simple Man untuk lagi yang dibuatnya.
"Yang saya tangkap itu pesan moral yang ada di dalam Simple Man. Saya tidak memperhatikan itu Banyuwangi atau mananya, tapi lebih pada cerita yang dimaksud abstrak itu, saya coba kupas sesuai dengan yang saya ngerti, bahwa itu kejadian yang dimaksud (cerita KKN di Desa Penari) tidak lepas dari menurut saya asal usul tanah Jawa," tuturnya.
Menurutnya, sebagai penerus tanah Jawa sudah seharusnya manusia di manapun harus menghormati adat istiadat dan kearifan lokal di setiap daerah. Pasalnya setiap daerah tentu memiliki kearifan lokal dan pantangan yang berbeda-beda.
"Kita sebagai penerus yang di tanah Jawa yang menghormati yang ada di Jawa. Jadi pengertiannya bukan Banyuwangi tapi Jawa," katanya.
Lagu Dhat pun kini dianggap sukses mengantarkan film KKN di Desa Penari yang sudah ditonton hingga 8 juta penonton di bioskop. Bahkan lagu itu disebut memiliki daya magis tersendiri selain filmnya yang diambil dari kisah nyata.
Kendati demikian, Matoha menegaskan lantunan alat musik Jawa dan lengkingan suara sinden bukan harus diidentikkan dengan hal mistis.
"Kami berusaha itu bukan mistis, beda mistis dengan seram. Kalau orang lain mendengarkan suara itu mungkin mistis, bahkan mendengarkan gamelan apapun dianggap mistis, ini yang ingin diubah. Sebetulnya jangan dianggap gamelan itu mistis, tapi secara tidak sadar yang menurut saya lakukan itu orang menganggapnya mistis, dan terbukti terkenalnya karena mistis," terangnya.
Baca juga: Bams eks Samson Sempat Alami Tekanan Batin saat Ceraikan Mikhavita Wijaya
"Tapi sebetulnya bukan karena mistis ya bisa mendekati mistis tapi seru dan seramnya sesuai pitutur diliriknya. Kami menyesuaikan lirik yang ini, kalau itu dianggap mistis yang enggak apa-apa, sebetulnya lebih pada seram begitu saja," katanya lagi.
(nug)