Peduli Isu Kesehatan Mental, Awkarin Lakukan Langkah Ini

Senin, 27 Juni 2022 - 17:49 WIB
loading...
Peduli Isu Kesehatan Mental, Awkarin Lakukan Langkah Ini
Vonis gangguan bipolar yang diterima nyatanya telah mengubah perjalanan karier awkarin sebagai seorang selebgram. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Awkarin belum lama ini menghebohkan publik. Dia memutuskan meninggalkan akun Instagram-nya, setelah 11 tahun dikelola. Akun Instagram Awkarin itu sendiri sudah memiliki lebih dari 7,8 jura follower.

"Say Goodbye to Awkarin, and say hello to Karin Novilda," demikian bunyi unggahan terakhir Awkarin di akun Instagram miliknya itu.

Dengan mengganti akun Instagram ke akun yang baru yaitu @narinkovilda, Awkarin ingin lebih dikenal dengan nama Karin Novilda ketimbang nama lamanya Awkarin, yang merupakan akronim dari Akward Karin.

Baca juga: Podcast Aksi Nyata Perindo: Mengenal Tarian Balet yang Indah

Awkarin pun tidak menggunakan nama @karinnovilda sebagaimana nama aslinya lantara nama itu telah digunakan oleh orang lain untuk menggunakan akun palsu yang mengatasnamakan dirinya.

Bukan tanpa alasan dia memilih menggunakan nama @narinkovilda. Ya, alasannya ternyata simpel. "It's pretty funny lol," sebut Karin dalam petikan caption Instagram-nya.

Ketimbang menebar sensasi seperti yang dikenal dulu, Karin kini tampaknya ingin lebih dikenal sebagai pribadi yang menebar manfaat bagi sesama. Ini tak lepas dari berbagai hujatan dari setiap komentar warganet yang menyebabkan dia didiagnosa terkena gangguan bipolar.

Vonis gangguan bipolar yang diterima nyatanya telah mengubah perjalanan karier Karin sebagai seorang selebgram . Kini, dia menjadi lebih peduli terhadap isu kesehatan mental.

Di Indonesia, isu kesehatan mental merupakan permasalahan serius. Dikutip dari ui.ac.id, isu kesehatan mental di Indonesia masih menjadi stigma yang berdampak buruk pada penderitanya. Banyak orang-orang dengan gangguan mental justru didiskriminasi dan dikucilkan dari masyarakat.

Berbagai stigma ini membuat orang-orang dengan gangguan mental memilih bungkam atau tidak berkonsultasi kepada ahli. Akibatnya, berdasarkan data dari Riskesdas pada 2018 disebutkan, 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi, dan 19 juta penduduk di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1518 seconds (0.1#10.140)