Masuk ke Ekosistem Borobudur, Sandiaga Uno Pacu Pola Perjalanan Wisata Candi Plaosan

Sabtu, 02 Juli 2022 - 21:26 WIB
loading...
Masuk ke Ekosistem Borobudur, Sandiaga Uno Pacu Pola Perjalanan Wisata Candi Plaosan
Menparekraf Sandiaga Uno akan menyiapkan travel pattern atau pola perjalanan wisatawan ke Candi Plaosan yang masuk dalam Destinasi Super Prioritas Borobudur. Foto/MNC Media
A A A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno akan menyiapkan sebuah travel pattern atau pola perjalanan wisatawan ke Candi Plaosan yang masuk dalam ekosistem pengembangan Destinasi Super Prioritas Borobudur.

"Candi Plaosan ini menjadi destinasi wisata unggulan yang masuk dalam ekosistem Borobudur. Nanti akan kami kembangkan travel pattern dari Borobudur. Karena tidak terlalu jauh, umurnya sama, dan juga menampilkan kearifan lokal dan relief-relief menggambarkan kondisi masyarakat kita yang penuh dengan kearifan lokal 1.200 tahun yang lalu,” kata Menparekraf Sandiaga di sela-sela visitasi 50 besar ADWI 2022, di Desa Wisata Bugisan, Jumat (1/7/2022).

Candi Plaosan yang terletak di Desa Wisata Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki aksesibilitas yang mudah dijangkau, sebab lokasinya berada di dekat pusat kota Yogyakarta dan hanya memakan waktu sekitar 45 menit berkendara.

Desa Wisata Bugisan masuk dalam 50 besar ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Dengan dikembangkannya travel pattern, Menparekraf Sandiaga berharap Candi Plaosan dapat memberikan pengalaman berwisata yang lebih berkualitas bagi wisatawan sesuai dengan tren wisata ke depan yang bersifat personalize, customize, localize, dan smaller in size. Selain juga menjadi alternatif dalam menyikapi permintaan kunjungan wisatawan yang tinggi ke kawasan wisata Candi Borobudur.


"Jadi kita pastikan 20 juta wisatawan yang datang ke Borobudur ini juga melambung ke Klaten untuk bisa mengunjungi Desa Wisata Bugisan," kata Menparekraf.

Candi Plaosan ini biasa disebut dengan Candi Kembar, karena terdapat dua candi yang dalam sejarahnya dibangun oleh raja keenam kerajaan Mataram Kuno, Rakai Pikatan, untuk dipersembahkan kepada salah seorang permaisurinya bernama Pramudyawardani.

Keduanya memiliki perbedaan agama. Raja Rakai Pikatan beragama Hindu sementara permaisurinya Pramudyawardani beragama Buddha. Perbedaan agama bukan menjadi penghalang, justru semakin memperkuat cinta mereka. Kisah ini pun tergambar jelas pada relief-relief yang ada di Candi Plaosan. Maka tidak heran jika Candi Plaosan ini mengisyaratkan berbagai aspek kehidupan seperti alam, budaya, toleransi, dan keagamaan.

Menparekraf Sandiaga mengatakan kisah percintaan ini semakin memperkuat potensi yang ada di Desa Wisata Bugisan. "Ini saya melihat daya tarik atau magnet dari Candi Plaosan atau Candi Kembar, karena ada storynomics percintaan," kata Sandiaga.

Di dalam kawasan Candi Kembar terdapat halaman rumput hijau yang menambah keasrian alam pedesaan khas Jawa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1438 seconds (0.1#10.140)