Bisnis Kuliner Kembali Menggeliat, Brand Fried Chicken Ini Semangat Kembangkan Sayap Usaha
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bisnis waralaba belakangan mulai menggeliat seiring meredupnya pandemi Covid-19 setelah sebelumnya mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini membuat DKriuk, salah-satu pelaku bisnis waralaba di Jakarta, bersemangat mengembangkan sayap bisnis.
“Pernyataan dari Kemenparekraf menyebutkan bahwa bisnis kuliner sebagai sub-sektor penyumbang PDB terbesar dari ekonomi kreatif. Bahkan Kementerian Keuangan pada Maret tahun lalu memberikan data bahwa kuliner menyumbang PDB hingga 43%. Karena itu, kami DKriuk berkomitmen untuk terus melakukan inovasi sehingga turut bertumbuh dan berkontribusi dalam peningkatan perekonomian Indonesia saat ini,” papar CEO DKriuk Fried Chicken Iksan Juhansyah pada media, Selasa (5/7/2022).
Menurut Iksan, salah satu bentuk nyata DKriuk berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia yaitu dengan menyerap tenaga kerja di daerah sekitar yang saat ini meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan sekitarnya.
Selain itu, DKriuk memiliki sistem manajemen lokasi yang didukung penuh oleh tim berpengalaman. “Sampai sekarang, tim kami telah berhasil membantu sekitar 1.510 mitra untuk menjalankan usaha ini,” ujar Iksan.
Hal ini didukung oleh data dari Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (Wali) yang menunjukkan franchise Fried Chicken, baik dalam bentuk booth maupun container, mencapai jumlah 6.244 outlet (5,33 persen).
“Kami membuka peluang kerja sama kemitraan dengan berbagai jenis paket yang ekonomis dari harga Rp17-Rp23 juta agar para masyarakat tergerak untuk bersama-sama berkontribusi dengan tujuan meningkatkan perekonomian negara,” kata Iksan.
Iksan mengatakan, tim manajemen DKriuk siap mendukung para mitra dengan melakukan pelatihan dan pendampingan yang tepat untuk menjalankan usaha DKriuk Fried Chicken sesuai standar operating procedure (SOP).
“Keberhasilan para mitra adalah tujuan utama kami. Karena itu kami tidak hanya fokus pada pelebaran bisnis DKriuk, tapi juga kesuksesan para mitra dalam menjalankan usahanya,” ujar Iksan.
Sejalan dengan pernyataan di atas, salah satu mitra sukses DKriuk dari Cikarang, Iswadi, telah berhasil menjual rata-rata 200 ekor ayam per hari.
“Mulai dari bekerja jadi kuli, kontraktor sudah saya lakukan untuk menambah penghasilan. Tapi akhirnya saya memilih jualan fried chicken. Selama ini beberapa merek fried chicken sudah saya coba, tapi belum ada yang cocok. Akhirnya teman saya kasih informasi tentang kemitraan DKriuk,” ujar Iswandi.
Menurut Iswandi, tidak sulit berjualan fried chicken walaupun belum memiliki pengalaman berbisnis karena ia sudah diberikan traning dan dukungan oleh tim manajemen DKriuk yang profesional.
“Yang saya tangkap dari pelatihan DKriuk, untuk memulai berbisnis, perlu kerja keras dan konsisten, jadi saya berjualan dari pagi dan tetap menjaga kualitas pelayanan seperti ramah pada pelanggan serta lokasi yang bagus,” ungkapnya.
Iswadi bergabung menjadi mitra DKriuk pada beberapa tahun silam dan kini telah memiliki lima outlet yang tersebar di daerah Cikarang dan Bekasi. “Rata-rata omset saya saat ini sekitar Rp15-Rp18 juta per hari,” pungkasnya.
“Pernyataan dari Kemenparekraf menyebutkan bahwa bisnis kuliner sebagai sub-sektor penyumbang PDB terbesar dari ekonomi kreatif. Bahkan Kementerian Keuangan pada Maret tahun lalu memberikan data bahwa kuliner menyumbang PDB hingga 43%. Karena itu, kami DKriuk berkomitmen untuk terus melakukan inovasi sehingga turut bertumbuh dan berkontribusi dalam peningkatan perekonomian Indonesia saat ini,” papar CEO DKriuk Fried Chicken Iksan Juhansyah pada media, Selasa (5/7/2022).
Menurut Iksan, salah satu bentuk nyata DKriuk berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia yaitu dengan menyerap tenaga kerja di daerah sekitar yang saat ini meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan sekitarnya.
Selain itu, DKriuk memiliki sistem manajemen lokasi yang didukung penuh oleh tim berpengalaman. “Sampai sekarang, tim kami telah berhasil membantu sekitar 1.510 mitra untuk menjalankan usaha ini,” ujar Iksan.
Hal ini didukung oleh data dari Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (Wali) yang menunjukkan franchise Fried Chicken, baik dalam bentuk booth maupun container, mencapai jumlah 6.244 outlet (5,33 persen).
“Kami membuka peluang kerja sama kemitraan dengan berbagai jenis paket yang ekonomis dari harga Rp17-Rp23 juta agar para masyarakat tergerak untuk bersama-sama berkontribusi dengan tujuan meningkatkan perekonomian negara,” kata Iksan.
Iksan mengatakan, tim manajemen DKriuk siap mendukung para mitra dengan melakukan pelatihan dan pendampingan yang tepat untuk menjalankan usaha DKriuk Fried Chicken sesuai standar operating procedure (SOP).
“Keberhasilan para mitra adalah tujuan utama kami. Karena itu kami tidak hanya fokus pada pelebaran bisnis DKriuk, tapi juga kesuksesan para mitra dalam menjalankan usahanya,” ujar Iksan.
Sejalan dengan pernyataan di atas, salah satu mitra sukses DKriuk dari Cikarang, Iswadi, telah berhasil menjual rata-rata 200 ekor ayam per hari.
“Mulai dari bekerja jadi kuli, kontraktor sudah saya lakukan untuk menambah penghasilan. Tapi akhirnya saya memilih jualan fried chicken. Selama ini beberapa merek fried chicken sudah saya coba, tapi belum ada yang cocok. Akhirnya teman saya kasih informasi tentang kemitraan DKriuk,” ujar Iswandi.
Menurut Iswandi, tidak sulit berjualan fried chicken walaupun belum memiliki pengalaman berbisnis karena ia sudah diberikan traning dan dukungan oleh tim manajemen DKriuk yang profesional.
“Yang saya tangkap dari pelatihan DKriuk, untuk memulai berbisnis, perlu kerja keras dan konsisten, jadi saya berjualan dari pagi dan tetap menjaga kualitas pelayanan seperti ramah pada pelanggan serta lokasi yang bagus,” ungkapnya.
Iswadi bergabung menjadi mitra DKriuk pada beberapa tahun silam dan kini telah memiliki lima outlet yang tersebar di daerah Cikarang dan Bekasi. “Rata-rata omset saya saat ini sekitar Rp15-Rp18 juta per hari,” pungkasnya.
(tsa)