Hari Anak Nasional, BKKBN Tekankan Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Jum'at, 22 Juli 2022 - 12:04 WIB
loading...
Hari Anak Nasional, BKKBN Tekankan Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Satu tujuan besar perayaan Hari Anak Nasional adalah memastikan anak-anak Indonesia sebagai penerus bangsa hak-haknya terpenuhi. / Foto: ilustrasi/dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Satu tujuan besar perayaan Hari Anak Nasional adalah memastikan anak-anak Indonesia sebagai penerus bangsa hak-haknya terpenuhi, termasuk hak hidup dengan layak dan tumbuh optimal.

Tujuan tersebut bisa dicapai salah satunya dengan memastikan 1.000 hari pertama kehidupan anak-anak Indonesia terpenuhi haknya. Itu juga yang akan menentukan bagaimana kualitas hidup mereka di masa depan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendorong semua pihak untuk memenuhi hak-hak dasar anak, salah satunya hak untuk tumbuh dan berkembang.

Baca juga: Kenapa Hari Anak Nasional Diperingati Setiap 23 Juli?

BKKBN menyadari betul bahwa hingga sekarang Indonesia masih dihadapkan pada persoalan prevalensi stunting atau anak gagal tumbuh dan berkembang yang mencapai rata-rata 24,4% dan masih di atas ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti mengatakan, ada 4 hak dasar anak, yaitu hak untuk hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk mendapatkan perlindungan, serta hak untuk berpartisipasi.

Nopian menyebutkan, anak merupakan aset utama sebuah negara untuk mempersiapkan generasi penerus. Saat ini, anak mengisi sepertiga dari populasi Indonesia.

Sementara, permasalahan gizi masih jadi momok bagi masyarakat yang berdampak pada tingginya prevalensi stunting.

Oleh karenanya, peran orang tua dan pemerintah dalam pemenuhan gizi dan pola asuh, menjadi pondasi utama dalam membentuk karakter anak yang baik dan berkualitas, dimulai dari pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan.

Dampak dari stunting sendiri mengakibatkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, serta gangguan metabolik pada saat dewasa. Ini berpotensi menghasilkan sumber daya manusia dengan tingkat intelektual yang rendah dan tidak berdaya saing di kemudian hari, sehingga memungkinkan peningkatan angka pengangguran.

"Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya stunting pada balita, diperlukan pengasuhan yang baik pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), dimulai sejak awal konsepsi atau selama 270 hari masa kehamilan serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia 2 tahun)," tutur Nopian dalam keterangan resminya, Jumat (22/7/2022).

BKKBN sendiri, kata Nopian, terus berupaya mendorong adanya inovasi dalam pencegahan stunting berbasis keluarga, dengan sasaran utama yaitu remaja, calon pengantin atau calon pasangan usia subur (PUS), ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.

Program Bangga Kencana melalui kegiatan Bina Keluarga Balita dan Anak, sambung Nopian, sangat strategis untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan orangtua serta anggota keluarga lainnya yang memiliki balita dalam membina tumbuh kembang balita melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, emosional, dan sosial ekonomi.

"Semoga dengan program ini dapat memberi kontribusi bagi penurunan prevalensi stunting di Indonesia," harap Nopian.

Lebih lanjut, Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Tri Suswati Tito Karnavian, mendukung penuh terkait pemenuhan hak dasar anak berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, serta peran holistik seluruh elemen bangsa dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Tri Suswati menjelaskan, bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki investasi besar dalam hal sumber daya manusia. Hal ini juga sejalan dengan program kerja Presiden Joko Widodo yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah 2022-2024.

Oleh karena itu, pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan menjadi fase penting bagi anak untuk mendapatkan stimulasi, sehingga anak dapat berkembang dengan baik sesuai usianya.

"Pada fase ini tumbuh berkembang anak sedang berkembang pesat. Jika pertumbuhan terhambat, maka kondisi anak di masa depan pun akan berpengaruh," papar Tri Suswati.

Dia melanjutkan, pertumbuhan yang baik pada anak membutuhkan asupan gizi yang baik pula seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.

Baca juga: Pentingnya Orang Tua Memahami Emosi Sendiri bagi Tumbuh Kembang Anak

Bukan hanya itu, anak juga membutuhkan kasih sayang, belaian, pelukan, dan kesempatan untuk mencoba hal baru agar dapat berkembang dengan maksimal.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1365 seconds (0.1#10.140)