Masyarakat Diharapkan Paham Pentingnya Budaya Sensor Mandiri
loading...
Lembaga Sensor Film (LSF) saat ini memiliki banyak tantangan yang mesti dihadapi, terutama dalam hal mengedukasi masyarakat dalam menonton film. / Foto: ilustrasi/Telegraph India
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Sensor Film (LSF) saat ini memiliki banyak tantangan yang mesti dihadapi. Terutama dalam hal mengedukasi masyarakat dalam menonton film.
Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto berharap orang tua bisa memiliki literasi untuk menonton film sesuai dengan klasifikasi usianya. Terlebih mengingatkan anak-anak agar tidak ikut apalagi memaksa menonton film di bioskop khusus dewasa.
Hal tersebut tentunya bisa menimbulkan persepsi antara pihak bioskop, dan penonton.
Baca juga: Setelah 26 Tahun, Noktah Merah Perkawinan Diangkat ke Layar Lebar
Menurut Rommy, Indonesia telah menetapkan standar bahwa sebelum memesan tiket, petugas akan menanyakan kepada calon penonton. Apakah anak yang dibawa sudah memenuhi kriteria usia, sehingga dapat ikut menonton film bersama orang tuanya.
"Itu sudah dari dulu, kami mengawasi batasan usia anak-anak saat akan menonton ke bioskop," ucap Rommy dalam konferensi pers Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Jakarta Selatan, Rabu, 27 Juli 2022.
Begitu pula dengan pembelian tiket secara online menggunakan aplikasi. Di dalamnya sudah diberi imbauan, agar pemesan bisa menyesuaikan batasan usia. Serta tidak membiarkan anak-anak di bawah umur menonton film dewasa.
"Diharapkan masyarakat bisa tahu betapa pentingnya budaya sensor mandiri, dan membuat mereka menjadi peduli dan responsif," harapnya.
Semenatara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin menambahkan, diperlukan adanya regulasi yang tegas terkait penindakan untuk para calon penonton yang nakal atau melanggar peraturan yang sudah diberlakukan.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Dukung Festival Reog Ponorogo Jadi Event Internasional
"Diharapkan semua bisa beritikad baik, dan punya kesadaran budaya sensor mandiri," tutupnya.
Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto berharap orang tua bisa memiliki literasi untuk menonton film sesuai dengan klasifikasi usianya. Terlebih mengingatkan anak-anak agar tidak ikut apalagi memaksa menonton film di bioskop khusus dewasa.
Hal tersebut tentunya bisa menimbulkan persepsi antara pihak bioskop, dan penonton.
Baca juga: Setelah 26 Tahun, Noktah Merah Perkawinan Diangkat ke Layar Lebar
Menurut Rommy, Indonesia telah menetapkan standar bahwa sebelum memesan tiket, petugas akan menanyakan kepada calon penonton. Apakah anak yang dibawa sudah memenuhi kriteria usia, sehingga dapat ikut menonton film bersama orang tuanya.
"Itu sudah dari dulu, kami mengawasi batasan usia anak-anak saat akan menonton ke bioskop," ucap Rommy dalam konferensi pers Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Jakarta Selatan, Rabu, 27 Juli 2022.
Begitu pula dengan pembelian tiket secara online menggunakan aplikasi. Di dalamnya sudah diberi imbauan, agar pemesan bisa menyesuaikan batasan usia. Serta tidak membiarkan anak-anak di bawah umur menonton film dewasa.
"Diharapkan masyarakat bisa tahu betapa pentingnya budaya sensor mandiri, dan membuat mereka menjadi peduli dan responsif," harapnya.
Semenatara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin menambahkan, diperlukan adanya regulasi yang tegas terkait penindakan untuk para calon penonton yang nakal atau melanggar peraturan yang sudah diberlakukan.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Dukung Festival Reog Ponorogo Jadi Event Internasional
"Diharapkan semua bisa beritikad baik, dan punya kesadaran budaya sensor mandiri," tutupnya.
(nug)
Lihat Juga :
