9 Anime Ini Mengangkat Mental Breakdown dengan Cara Positif
loading...
A
A
A
Meski sangat suram dan gelap, keterbukaan Subaru membahas kesehatan mentalnya dengan audiens dan karakter memprosimikan normalisasi obrolan ini. Serial ini jelas adalah salah satu serial anime generasi baru yang paling revolusioner dan signifikan dalam masalah ini. Keterbukaan adalah salah satu faktor yang bisa meringankan masalah mental.
![9 Anime Ini Mengangkat Mental Breakdown dengan Cara Positif]()
Foto: Nobufa
Serial unik ini berfokus pada Rintarou Okabe dan tujuannya untuk menyelamatkan semua teman-temannya tanpa mengorbankan orang lain. Ada titik di serial itu di mana tujuan itu sepertinya benar-benar tidak bisa terwujud. Rintarou pun menderita breakdown komplet dan total setelah melihat teman-temannya mati berkali-kali.
Adegan yang sangat luar biasa terjadi ketika dia akhirnya mengungkapkan tekanan akibat seluruh pengalaman dengan kematian itu terhadap dirinya. Ini mempromosikan diskusi kesehatan mental dengan cara yang mentah tapi positif. Ini jelas adalah salah satu contoh terbaik bagaimana menggambarkan masalah mental dengan cara yang beresonansi secara positif dengan penonton.
![9 Anime Ini Mengangkat Mental Breakdown dengan Cara Positif]()
Foto: ComicBook.com
Serial ini menampilkan protagonisnya, Izuku Midoriya alias Deku, dengan kerapuhan emosional yang luar biasa. Deku tidak pernah takut untuk memperlihatkan perjuangannya, pikiran, atau perasaannya kapan saja. Ini menunjukkan kalau bahkan superhero pun kadang butuh menangis.
Deku punya banyak contoh emotional breakdown besar-besaran dan kecil selama serial ini. Semuanya menarik dan terlihat nyata. Sementara tidak ada contoh spesifik yang dikutip di sini, kerapuhannya mempromosikan nilai positif ketika terkait kesehatan mental dan membahasnya.
![9 Anime Ini Mengangkat Mental Breakdown dengan Cara Positif]()
Foto: Otosection
Gon berhenti mempedulikan hidupnya sendiri setelah mendengar kalau dia dibohongi terkait peluang menghidupkan kembali ibunya, Kite. Gon dikenal sebagai anak yang biasanya riang, bahagia, dan ceria. Tapi insiden itu mengubah Gon menjadi monster pembunuh yang kaku begitu sadar realitas situasinya.
Gon benar-benar menarik karena betapa relatable-nya emosi yang dia rasakan, meskipun situasi sebenarnya jauh dari relatable. Ini menunjukkan kepada penonton kalau tidak apa-apa berduka atas mereka yang sudah meninggal. Ini juga menunjukkan apa yang bisa dilakukan rasa sakit pada seseorang.
4. Steins;Gate

Foto: Nobufa
Serial unik ini berfokus pada Rintarou Okabe dan tujuannya untuk menyelamatkan semua teman-temannya tanpa mengorbankan orang lain. Ada titik di serial itu di mana tujuan itu sepertinya benar-benar tidak bisa terwujud. Rintarou pun menderita breakdown komplet dan total setelah melihat teman-temannya mati berkali-kali.
Adegan yang sangat luar biasa terjadi ketika dia akhirnya mengungkapkan tekanan akibat seluruh pengalaman dengan kematian itu terhadap dirinya. Ini mempromosikan diskusi kesehatan mental dengan cara yang mentah tapi positif. Ini jelas adalah salah satu contoh terbaik bagaimana menggambarkan masalah mental dengan cara yang beresonansi secara positif dengan penonton.
3. My Hero Academia

Foto: ComicBook.com
Serial ini menampilkan protagonisnya, Izuku Midoriya alias Deku, dengan kerapuhan emosional yang luar biasa. Deku tidak pernah takut untuk memperlihatkan perjuangannya, pikiran, atau perasaannya kapan saja. Ini menunjukkan kalau bahkan superhero pun kadang butuh menangis.
Deku punya banyak contoh emotional breakdown besar-besaran dan kecil selama serial ini. Semuanya menarik dan terlihat nyata. Sementara tidak ada contoh spesifik yang dikutip di sini, kerapuhannya mempromosikan nilai positif ketika terkait kesehatan mental dan membahasnya.
2. Hunter x Hunter

Foto: Otosection
Gon berhenti mempedulikan hidupnya sendiri setelah mendengar kalau dia dibohongi terkait peluang menghidupkan kembali ibunya, Kite. Gon dikenal sebagai anak yang biasanya riang, bahagia, dan ceria. Tapi insiden itu mengubah Gon menjadi monster pembunuh yang kaku begitu sadar realitas situasinya.
Gon benar-benar menarik karena betapa relatable-nya emosi yang dia rasakan, meskipun situasi sebenarnya jauh dari relatable. Ini menunjukkan kepada penonton kalau tidak apa-apa berduka atas mereka yang sudah meninggal. Ini juga menunjukkan apa yang bisa dilakukan rasa sakit pada seseorang.
Lihat Juga :