Waspadai Ancaman Serangan Cacar Monyet

Rabu, 10 Agustus 2022 - 15:39 WIB
loading...
Waspadai Ancaman Serangan...
Ancaman cacar monyet harus terus diwaspadai. Foto/MNC Media
A A A
JAKARTA - Masyarakat dunia boleh sedikit lega karena pandemi Covid-19 sudah mulai mereda. Meski masih ada, namun ancaman virus Corona tersebut tidak seganas sebelumnya. Meski begitu, ancaman virus lain kini mulai menyebar ke seluruh dunia. Hingga saat ini sudah lebih dari 26 ribu orang lebih dari 87 negara telah terpapar virus cacar monyet . Semua negara sedang waspada dan berusaha mengantipasi agar virus tersebut tidak menjadi pandemi seperti Covid-19. Baca terus News RCTI+.

Dunia memang pantas khawatir dengan cepatnya penyebaran virus cacar monyet. Belum genap setahun, secara total, di seluruh dunia kasus cacar monyet mencapai 26.000 dari 87 negara yang sudah melaporkan. Pemerintah Amerika Serikat (AS) bahkan beberapa hari lalu telah mengumumkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat. Keputusan ini diambil karena memang pergerakan jumlah kasus cacar monyet di Paman Sam terus bertambah.

Sejauh ini, dilaporkan cacar monyet di AS telah menulari 6.600 orang. Secara prosentasi penduduk AS, jumlahnya memang tidak begitu besar. Namun, dilihat dari pergerakannya yang terus merangsek naik, wajar jika pemerintah Joe Biden tersebut sampai menaikkan status cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat. Tujuannya sebagai respons cepat untuk menurunkan potensi penularan kasus cacar monyet di masyarakat.

Sebelumnya, pada pertengahan Juli lalu WHO telah menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global. Menurut WHO, sejauh ini 98 persen kasus ada di luar negara-negara Afrika, di mana virus itu endemik telah dilaporkan pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

Baca Juga : Ini Perbedaan Gejala dan Tanda Campak dengan Cacar Monyet

Seperti dilaporkan Reuters, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak kelompok itu untuk mempertimbangkan mengurangi jumlah pasangan seksual baru dan menukar rincian kontak dengan pasangan baru. "Ini adalah wabah yang dapat dihentikan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengurangi risiko paparan," kata Tedros dalam konferensi pers dari Jenewa dikutip dari Sindonews.com. "Itu berarti membuat pilihan yang aman untuk diri sendiri dan orang lain," lanjutnya.

Cacar monyet juga telah menyebar ke Benua Eropa. Salah satunya Inggris yang cukup unik penderitanya. Gejala cacar monyet terbaru dilaporkan di Inggris, pasiennya mengalami pembengkakan Mr P dan nyeri dubur. Penelitian dilakukan oleh Guys and St Thomas's NHS Foundation Trust di London, mengamati 197 pasien yang dites positif cacar monyet sejak Mei hingga Juni 2022. Semuanya adalah laki-laki dengan 196 di antaranya pria gay, biseksual, atau laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki. Ini mencerminkan situasi secara global bahwa wabah ini memang mempengaruhi kelompok LGBT, sekali pun virus cacar monyet bisa menginfeksi semua orang.

Di Asia, sedikitnya sembilan negara yang sudah mengonfirmasi ada kasus cacar monyet. Yaitu, Singapura, Thailand, Filipina, Korea Selatan, India, Turki, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Singapura, misalnya, negara tetangga terdekat dengan Indonesia sudah mengonfirmasi temuan 11 kasus.

Sehingga potensi virus tersebut sangat dimungkinkan menyebar ke Indonesia. Adapun pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI menegaskan sampai saat ini, belum ditemukan kasus cacat monyet. Beberapa hari lalu sempat ada laporan gejala cacar monyet ditemukan diidap seseorang di Jawa Tengah. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium hasilnya negatif.

Seperti keganasan cacar monyet? Dalam situs Kemkes.go.id, disebutkan cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2171 seconds (0.1#10.140)