Wanita Ini Habiskan 23 Jam di Tempat Tidur Gara-Gara Idap Alergi Gravitasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Alergi makanan, debu, obat, atau bulu hewan mungkin sudah sangat umum terjadi. Namun, pernahkah Anda mendengar adanya alergi gravitasi?
Ya, seorang wanita asal Amerika Serikat belakangan menjadi sorotan usai mengaku mengidap alergi gravitasi. Akibat alergi langka yang dialaminya itu, wanita bernama Lyndsi Johnson tersebut bisa jatuh pingsan sebanyak 10 kali dalam satu hari.
Melansir Independent, Minggu (4/9/2022), Johnson yang merupakan mantan mekanik diesel penerbangan untuk angkatan laut AS berusia 28 tahun harus menghabiskan hingga 23 jam di tempat tidur dan tidak bisa berdiri lebih dari tiga menit. Dia juga sering dipaksa duduk dengan kaki disilangkan untuk menghentikan rasa sakitnya dan hanya bisa bangun untuk makan atau mandi.
Johnson pertama kali mulai menderita sakit perut dan punggung pada Oktober 2015. Selama bertahun-tahun, kondisinya memburuk hingga dia muntah dan pingsan hingga 10 kali sehari. Dia akhirnya didiagnosis dengan sindrom takikardia postural (PoTS) pada Februari 2022, yang berarti setiap kali dia berdiri atau duduk, detak jantungnya meningkat. Johnson menyebut kondisinya ini sebagai alergi terhadap gravitasi.
“Saya alergi terhadap gravitasi, kedengarannya gila tapi itu benar. Saya tidak bisa berdiri lebih dari tiga menit tanpa merasa pingsan, sakit atau pingsan. Saya merasa jauh lebih baik jika saya berbaring," ujar Johnson.
Berkat pengobatan yang dijalaninya, dia sekarang pingsan tiga kali sehari, tetapi masih tidak bisa berbuat banyak untuk diri sendiri. Johnson pun harus bergantung pada sang suami, James, yang selalu setia merawatnya.
“Saya di tempat tidur sepanjang hari hingga 23 jam sehari. Saya tidak pernah berpikir bahwa pada usia 28 saya harus menggunakan kursi mandi. Aku tidak bisa meninggalkan rumah lagi. Tidak ada obatnya tetapi saya sangat bersyukur untuk James dan apa yang saya miliki,” kata Johnson.
Penyakit ini bermula saat Lyndsi Johnson bekerja sebagai pengawas di Angkatan Laut. Gejalanya berlanjut dan dia berjuang dengan rasa sakit kronis, tetapi dokter tidak dapat menemukan apa yang salah.
Pada Mei 2018, dia diberhentikan secara medis dari militer karena penyakitnya. Enam bulan kemudian dia mulai mengalami sakit perut yang parah dan muntah proyektil. “Sangat buruk sehingga saya berteriak kesakitan dan muntahnya seperti adegan di film The Exorcist,” tutur Johnson.
Johnson bahkan dirawat di rumah sakit beberapa kali selama beberapa tahun terakhir, tetapi dia diberi tahu bahwa mungkin kecemasannyalah yang menyebabkan gejala. Pada Oktober 2020, Johnson juga sempat pingsan di dalam lift saat dalam perjalanannya ke rumah sakit.
Ya, seorang wanita asal Amerika Serikat belakangan menjadi sorotan usai mengaku mengidap alergi gravitasi. Akibat alergi langka yang dialaminya itu, wanita bernama Lyndsi Johnson tersebut bisa jatuh pingsan sebanyak 10 kali dalam satu hari.
Melansir Independent, Minggu (4/9/2022), Johnson yang merupakan mantan mekanik diesel penerbangan untuk angkatan laut AS berusia 28 tahun harus menghabiskan hingga 23 jam di tempat tidur dan tidak bisa berdiri lebih dari tiga menit. Dia juga sering dipaksa duduk dengan kaki disilangkan untuk menghentikan rasa sakitnya dan hanya bisa bangun untuk makan atau mandi.
Johnson pertama kali mulai menderita sakit perut dan punggung pada Oktober 2015. Selama bertahun-tahun, kondisinya memburuk hingga dia muntah dan pingsan hingga 10 kali sehari. Dia akhirnya didiagnosis dengan sindrom takikardia postural (PoTS) pada Februari 2022, yang berarti setiap kali dia berdiri atau duduk, detak jantungnya meningkat. Johnson menyebut kondisinya ini sebagai alergi terhadap gravitasi.
“Saya alergi terhadap gravitasi, kedengarannya gila tapi itu benar. Saya tidak bisa berdiri lebih dari tiga menit tanpa merasa pingsan, sakit atau pingsan. Saya merasa jauh lebih baik jika saya berbaring," ujar Johnson.
Berkat pengobatan yang dijalaninya, dia sekarang pingsan tiga kali sehari, tetapi masih tidak bisa berbuat banyak untuk diri sendiri. Johnson pun harus bergantung pada sang suami, James, yang selalu setia merawatnya.
“Saya di tempat tidur sepanjang hari hingga 23 jam sehari. Saya tidak pernah berpikir bahwa pada usia 28 saya harus menggunakan kursi mandi. Aku tidak bisa meninggalkan rumah lagi. Tidak ada obatnya tetapi saya sangat bersyukur untuk James dan apa yang saya miliki,” kata Johnson.
Penyakit ini bermula saat Lyndsi Johnson bekerja sebagai pengawas di Angkatan Laut. Gejalanya berlanjut dan dia berjuang dengan rasa sakit kronis, tetapi dokter tidak dapat menemukan apa yang salah.
Pada Mei 2018, dia diberhentikan secara medis dari militer karena penyakitnya. Enam bulan kemudian dia mulai mengalami sakit perut yang parah dan muntah proyektil. “Sangat buruk sehingga saya berteriak kesakitan dan muntahnya seperti adegan di film The Exorcist,” tutur Johnson.
Johnson bahkan dirawat di rumah sakit beberapa kali selama beberapa tahun terakhir, tetapi dia diberi tahu bahwa mungkin kecemasannyalah yang menyebabkan gejala. Pada Oktober 2020, Johnson juga sempat pingsan di dalam lift saat dalam perjalanannya ke rumah sakit.