Viral Video Emak-Emak Pakai Inhalasi Hidrogen, Bagaimana Kata Dokter Paru?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Viral sebuah video di TikTok yang memperlihatkan emak-emak menggunakan selang oksigen dengan terhubung ke botol warna-warni. Botol-botol tersebut diyakini berisi air hidrogen.
Inhalasi hidrogen seperti yang dilakukan emak-emak itu diklaim bisa mencegah 170 macam penyakit. Namun, dokter menilai tindakan tersebut tidak perlu dicontoh.
Dokter Spesialis Paru Dr.dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR, menjelaskan jika hingga saat ini penggunaan inhalasi hidrogen pada manusia belum ada bukti ilmiahnya.
Baca juga: 4 Obat Herbal yang Ampuh Menurunkan Kolesterol, Bisa Dicoba di Rumah
Penelitian di luar negeri pun hampir semua dilakukan pada hewan percobaan, bukan manusia. "Jadi, belum bisa menjadi terapi standar pada manusia, karena belum ada bukti uji klinik pada manusia," katanya saat dihubungi MNC Portal, Selasa (6/9/2022).
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu menerangkan bahwa manfaat baik inhalasi hidrogen memang telah dikeluarkan beberapa jurnal Internasional, tapi uji klinik dilakukan pada hewan percobaan, bukan manusia.
Data studi menunjukkan bahwa terapi molekul hidrogen pada hewan percobaan memberikan hasil yang cukup menjanjikan, seperti memiliki kemampuan antioksidan, anti-inflamasi, anti-radang, juga memiliki efek protektif terhadap paru.
"Tapi, temuan hasil positif itu hampir semua dilakukan pada hewan percobaan, dan hingga saat ini belum ada data uji klinik pada manusia," ujarnya.
"Oleh karena itu, penggunaan (inhalasi hidrogen) pada manusia belum direkomendasikan. Inhalasi hidrogen belum jadi terapi standar yang dapat diberikan ke manusia," katanya lagi.
(Foto: tangkapan layar TikTok @rickytanlwg)
Dia melanjutkan, diperlukan uji klinik lebih lanjut dalam skala besar dan multi center sehingga efektivitas terapi pada manusia dapat diketahui, pun efek sampingnya.
"Jadi, dari pandangan saya sebagai seorang dokter paru, terapi pengobatan ataupun terapi preventif dengan inhalasi hidrogen ini tidak direkomendasikan untuk manusia. Kalau hasil uji klinik pada manusia keluar dan hasilnya menjanjikan, baru bisa dibuat rekomendasi," terang dr. Agus.
Dengan demikian, dr. Agus mengimbau kepada emak-emak yang sudah terlanjur menjajal inhalasi hidrogen agar tidak melanjutkan aktivitas tersebut. Bagi masyarakat yang baru mau menjajal, ada baiknya urungkan niat.
Baca juga: Fitofarmaka Makin Populer, Kemenkes Dorong Penelitian dan Pengembangan Obat Herbal
"Jangan melakukan sesuatu yang belum ada bukti ilmiahnya pada manusia. Jadi, masyarakat harus lebih hati-hati sebelum melakukan sesuatu, terlebih jika menyangkut soal kesehatan," pungkasnya.
Inhalasi hidrogen seperti yang dilakukan emak-emak itu diklaim bisa mencegah 170 macam penyakit. Namun, dokter menilai tindakan tersebut tidak perlu dicontoh.
Dokter Spesialis Paru Dr.dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR, menjelaskan jika hingga saat ini penggunaan inhalasi hidrogen pada manusia belum ada bukti ilmiahnya.
Baca juga: 4 Obat Herbal yang Ampuh Menurunkan Kolesterol, Bisa Dicoba di Rumah
Penelitian di luar negeri pun hampir semua dilakukan pada hewan percobaan, bukan manusia. "Jadi, belum bisa menjadi terapi standar pada manusia, karena belum ada bukti uji klinik pada manusia," katanya saat dihubungi MNC Portal, Selasa (6/9/2022).
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu menerangkan bahwa manfaat baik inhalasi hidrogen memang telah dikeluarkan beberapa jurnal Internasional, tapi uji klinik dilakukan pada hewan percobaan, bukan manusia.
Data studi menunjukkan bahwa terapi molekul hidrogen pada hewan percobaan memberikan hasil yang cukup menjanjikan, seperti memiliki kemampuan antioksidan, anti-inflamasi, anti-radang, juga memiliki efek protektif terhadap paru.
"Tapi, temuan hasil positif itu hampir semua dilakukan pada hewan percobaan, dan hingga saat ini belum ada data uji klinik pada manusia," ujarnya.
"Oleh karena itu, penggunaan (inhalasi hidrogen) pada manusia belum direkomendasikan. Inhalasi hidrogen belum jadi terapi standar yang dapat diberikan ke manusia," katanya lagi.
(Foto: tangkapan layar TikTok @rickytanlwg)
Dia melanjutkan, diperlukan uji klinik lebih lanjut dalam skala besar dan multi center sehingga efektivitas terapi pada manusia dapat diketahui, pun efek sampingnya.
"Jadi, dari pandangan saya sebagai seorang dokter paru, terapi pengobatan ataupun terapi preventif dengan inhalasi hidrogen ini tidak direkomendasikan untuk manusia. Kalau hasil uji klinik pada manusia keluar dan hasilnya menjanjikan, baru bisa dibuat rekomendasi," terang dr. Agus.
Dengan demikian, dr. Agus mengimbau kepada emak-emak yang sudah terlanjur menjajal inhalasi hidrogen agar tidak melanjutkan aktivitas tersebut. Bagi masyarakat yang baru mau menjajal, ada baiknya urungkan niat.
Baca juga: Fitofarmaka Makin Populer, Kemenkes Dorong Penelitian dan Pengembangan Obat Herbal
"Jangan melakukan sesuatu yang belum ada bukti ilmiahnya pada manusia. Jadi, masyarakat harus lebih hati-hati sebelum melakukan sesuatu, terlebih jika menyangkut soal kesehatan," pungkasnya.
(nug)