Artis Cilik Rentan Didera Persoalan Mental, Orangtua Pantang Paksakan Ego
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena artis cilik makin banyak bermunculan saat ini. Sebut saja Farel Prayoga yang menuai kesuksesan setelah bernyanyi di Istana Merdeka saat Upacara Kemerdekaan HUT ke-77 RI.
Di sisi lain, jika aktif berselancar di media sosial, Anda mungkin melihat konten yang menampilkan sosok Mazaya Amania, Fara Simatupang, atau Quinn Salman. Ya, mereka sudah punya nama cukup besar di media sosial dan ini bukan hal aneh sekarang.
Masalah Mental Artis Cilik
Benar, anak-anak banyak yang sudah terjun ke dunia hiburan. Beberapa dari mereka memang menunjukkan bakat luar biasa, tapi tak sedikit konten digital berisi anak-anak itu 'suruhan' orangtua yang 'kebelet' tenar.
Nah, fenomena itu yang diwanti-wanti oleh Psikolog Analisa Widyaningrum. Dia sangat khawatir bahwa ada sebagian orangtua yang menjadikan anak mereka 'alat' untuk mendapatkan popularitas di media sosial. Hal tersebut benar-benar tidak menguntungkan bagi si anak. Terlebih jika orangtua sama sekali tidak mengenali emosi dan keadaan mental anak mereka.
"Pada dasarnya jangan pernah memaksa anak atas dasar ego orangtua, terlebih jika si anak sampai kehilangan momen bermainnya," kata Ana, beberapa waktu lalu.
Jika anak memang sudah punya 'panggung' di media sosial, itu bukan jadi alasan orangtua untuk menuntut si buah hati bekerja seperti orang dewasa. Anak-anak tetaplah anak-anak.
"Jangan pernah paksa anak untuk mengikuti sistem kerja orang dewasa. Anak kecil itu berbeda. Bermain dan belajar adalah momen yang harus mereka terima," kata Ana.
Bicara soal aktivitas anak di media sosial, orangtua harus sadar bahwa apa pun yang anak lakukan di platform tersebut, bukan atas dasar paksaan sama sekali. Jangan juga membiarkan si anak melakukan hal konyol demi followers semata.
Orangtua mesti paham betul ketika si anak tidak mau melakukan aktivitas di depan kamera, maka jangan dimarahi apalagi sampai dipaksa melakukan apa yang Anda perintahkan.
"Pokoknya kalau si anak memberi respons tidak suka atau tidak mau, ya, orangtua jangan pernah memaksakan. Lakukan itu semua ketika si anak juga bahagia melakukannya," ungkap Ana.
"Diimbau juga kepada orangtua agar tidak membuat konten media sosial yang menampilkan anak sedang tidak pakai baju, melakukan aksi konyol, atau aksi lain yang tidak memberi manfaat untuk anak itu sendiri," tambahnya.
Sehingga, lanjut Ana, usahakan apa yang dilakukan si anak di platform media sosial adalah sesuatu yang membuatnya happy tapi juga membawa dampak baik pada pertumbuhan dirinya sendiri. Ini tentu akan membawa dampak positif juga pada kesehatan mental si kecil.
"Jika anak melakukan aktivitas yang dia sukai, tentu membuat kesehatan mentalnya prima. Intinya, si anak harus senang dan melakukan hal tersebut atas dasar kemauan sendiri, bukan karena paksaan," kata Ana.
Baca pembahasan mengenai Artis Cilik selengkapnya di Celebrities.id melalui link https://www.celebrities.id/tag/artis-cilik
Di sisi lain, jika aktif berselancar di media sosial, Anda mungkin melihat konten yang menampilkan sosok Mazaya Amania, Fara Simatupang, atau Quinn Salman. Ya, mereka sudah punya nama cukup besar di media sosial dan ini bukan hal aneh sekarang.
Masalah Mental Artis Cilik
Benar, anak-anak banyak yang sudah terjun ke dunia hiburan. Beberapa dari mereka memang menunjukkan bakat luar biasa, tapi tak sedikit konten digital berisi anak-anak itu 'suruhan' orangtua yang 'kebelet' tenar.
Nah, fenomena itu yang diwanti-wanti oleh Psikolog Analisa Widyaningrum. Dia sangat khawatir bahwa ada sebagian orangtua yang menjadikan anak mereka 'alat' untuk mendapatkan popularitas di media sosial. Hal tersebut benar-benar tidak menguntungkan bagi si anak. Terlebih jika orangtua sama sekali tidak mengenali emosi dan keadaan mental anak mereka.
"Pada dasarnya jangan pernah memaksa anak atas dasar ego orangtua, terlebih jika si anak sampai kehilangan momen bermainnya," kata Ana, beberapa waktu lalu.
Jika anak memang sudah punya 'panggung' di media sosial, itu bukan jadi alasan orangtua untuk menuntut si buah hati bekerja seperti orang dewasa. Anak-anak tetaplah anak-anak.
"Jangan pernah paksa anak untuk mengikuti sistem kerja orang dewasa. Anak kecil itu berbeda. Bermain dan belajar adalah momen yang harus mereka terima," kata Ana.
Bicara soal aktivitas anak di media sosial, orangtua harus sadar bahwa apa pun yang anak lakukan di platform tersebut, bukan atas dasar paksaan sama sekali. Jangan juga membiarkan si anak melakukan hal konyol demi followers semata.
Orangtua mesti paham betul ketika si anak tidak mau melakukan aktivitas di depan kamera, maka jangan dimarahi apalagi sampai dipaksa melakukan apa yang Anda perintahkan.
"Pokoknya kalau si anak memberi respons tidak suka atau tidak mau, ya, orangtua jangan pernah memaksakan. Lakukan itu semua ketika si anak juga bahagia melakukannya," ungkap Ana.
"Diimbau juga kepada orangtua agar tidak membuat konten media sosial yang menampilkan anak sedang tidak pakai baju, melakukan aksi konyol, atau aksi lain yang tidak memberi manfaat untuk anak itu sendiri," tambahnya.
Sehingga, lanjut Ana, usahakan apa yang dilakukan si anak di platform media sosial adalah sesuatu yang membuatnya happy tapi juga membawa dampak baik pada pertumbuhan dirinya sendiri. Ini tentu akan membawa dampak positif juga pada kesehatan mental si kecil.
"Jika anak melakukan aktivitas yang dia sukai, tentu membuat kesehatan mentalnya prima. Intinya, si anak harus senang dan melakukan hal tersebut atas dasar kemauan sendiri, bukan karena paksaan," kata Ana.
Baca pembahasan mengenai Artis Cilik selengkapnya di Celebrities.id melalui link https://www.celebrities.id/tag/artis-cilik
(tsa)