Permasalahan Jerawat Masih Jadi Problem Utama di Indonesia

TANGERANG SELATAN - Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia rupanya memberikan dampak atau pengaruh terhadap kondisi kulit seseorang terutama pada bagian wajah.

"Pandemi saat ini malahan makin banyak masalah kulit makin banyak faktor seperti stres di rumah terus menerus, banyak yang pakai masker enggak sebentar tapi sampai beberapa jam," ujar Head Doctor Clinic de Votre Peau, dr. Mishael Octaviany saat ditemui di sela pembukaan cabang baru di Gading Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (8/9/2022).

"Lalu kalau perempuan pakai kosmetik harus pakai masker menambah masalah baru. Sejak pandemi kasus makin nambah terus karena faktor pergesekan kulit akan terus muncul enggak akan selesai hindari penyebab apa," lanjut dia.

Baca juga: 7 Manfaat Salad Buah dan Sayur untuk Kesehatan, Nomor Terakhir Paling Penting

Menurutnya, Indonesia memilki iklim tropis dan lembab yang membuat kulit rentan berminyak dan muncul jerawat , terutama remaja usia 13 tahun.

"Usia remaja 13 tahun ke atas sudah mulai muncul masalah pada kulit, tapi usia mereka ini membutuhkan treatment apa enggak. Ya bisa saja, tapi untuk awal gunakan skincare saja dulu, tapi nanti kalau butuh bisa lakukan treatment sesuai dengan kebutuhan," tuturnya.

Mishael Octaviany mengungkapkan bahwa tingkat prevalensi jerawat adalah 64% pada usia 20-an, 43% (30 tahun), 1,7% (50 tahun ke atas).

"Masalah jerawat utamanya dipicu oleh gaya hidup kurang sehat, pola diet tidak seimbang, produksi minyak berlebih pada kulit dan stres," ucapnya.

Masyarakat Indonesia lebih rentan mengalami masalah jerawat karena kondisi iklim tropis yang membuat produksi keringat jadi lebih tinggi. Jerawat juga mudah muncul pada mereka yang bertempat tinggal di kota besar yang tinggi tingkat polusinya.

Lebih lanjut, dr. Mischael mengutarakan bahwa salah satu cara paling mudah untuk mencegah munculnya jerawat adalah dengan melakukan skin investment.