5 Pemicu Seseorang untuk Melakukan Perselingkuhan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Isu perselingkuhan begitu marak di kalangan artis. Bahkan kata 'selingkuh' sempat menjadi trending topic di media sosial Twitter, baru-baru ini.
Soal selingkuh , kebanyakan orang tentu tidak ingin diselingkuhi. Karena, tentunya akan menyebabkan sakit hati, marah dan sedih.
Mengenai perselingkuhan, sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Sex Research menanyakan pada 495 orang yang telah berselingkuh dalam hubungan romantis, serta alasan perselingkuhan mereka.
Baca juga: 3 Artis Korea yang Bercerai, Nomor 2 Pernikahannya Bertahan 20 Bulan
Seperti dilansir laman Health Line, studi tersebut mengidentifikasi bahwa ada banyak faktor pendorong utama yang berkontribusi pada perselingkuhan, antara lain:
1. Kemarahan
Orang yang berselingkuh bisa karena faktor marah atau keinginan untuk balas dendam. Misalnya, 'ketika dia menyakiti saya, saya akan menyakiti dia'. Hal tersebut kerap kali menjadi faktor pendorong di balik perselingkuhan: 'pembalasan'.
Perselingkuhan juga bisa terjadi selain karena kemarahan atau balas dendam. Ya, bisa juga karena frustrasi dengan suatu hubungan, kemarahan pasangan, kemarahan secara fisik atau emosional, dan kemarahan setelah pertengkaran.
2. Jatuh Cinta
Perasaan senang dan jatuh cinta kepada seseorang tidak bisa ditebak. Saat kali pertama jatuh cinta, Anda mungkin mengalami gairah dan kegembiraan. Tapi, intensitas perasaan bisa memudar seiring waktu. Meski demikian, cinta yang stabil dan abadi pun ada.
Namun, setelah kilauan cinta memudar, Anda mungkin akan menyadari bahwa cinta itu sudah tidak ada, hingga membuat sadar bahwa Anda sudah jatuh cinta dengan orang lain, dan melakukan perselingkuhan.
3. Faktor Situasi dan Kesempatan
Perselingkuhan bisa terjadi karena adanya kesempatan. Namun, bukan berarti semua orang yang memiliki kesempatan untuk selingkuh akan melakukannya. Ada faktor lain yang kerap menambah motivasi untuk selingkuh.
Selain itu, faktor situasi juga bisa membuat seseorang berselingkuh seperti Anda frustrasi dengan jarak pada hubungan, dan perasaan insecure terhadap diri saat bersamanya.
4. Masalah Komitmen
Banyak orang yang mengalami kesulitan dengan komitmen, dan cenderung akan berselingkuh. Khususnya bagi beberapa orang yang menganggap komitmen merupakan hal yang tidak berarti.
Ada kemungkinan juga seseorang masih takut untuk membuat komitmen saat benar-benar menyukai seseorang. Dalam hal ini, salah satu pasangan mungkin berakhir dengan selingkuh, sebagai cara untuk menghindari komitmen, meski sebenarnya keduanya ingin tetap berada dalam hubungan yang spesial.
5. Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi
Kebutuhan pasangan perihal keintiman yang tidak terpenuhi dalam suatu hubungan bisa menjadi pemicu perselingkuhan. Karena banyak orang yang memilih untuk tetap dalam hubungan, apabila sama-sama memuaskan.
Baca juga: 6 Kuliner Legendaris Indonesia yang Berdiri sebelum Indonesia Merdeka, Nomor 3 Eksis Sejak 1898
Karena itu, kebutuhan yang tidak terpenuhi bisa menyebabkan frustrasi, dan tidak menutup kemungkinan situasi kian memburuk. Hal tersebut berpotensi besar untuk salah satu dari pasangan memenuhi kebutuhan seksualnya di tempat lain.
Soal selingkuh , kebanyakan orang tentu tidak ingin diselingkuhi. Karena, tentunya akan menyebabkan sakit hati, marah dan sedih.
Mengenai perselingkuhan, sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Sex Research menanyakan pada 495 orang yang telah berselingkuh dalam hubungan romantis, serta alasan perselingkuhan mereka.
Baca juga: 3 Artis Korea yang Bercerai, Nomor 2 Pernikahannya Bertahan 20 Bulan
Seperti dilansir laman Health Line, studi tersebut mengidentifikasi bahwa ada banyak faktor pendorong utama yang berkontribusi pada perselingkuhan, antara lain:
1. Kemarahan
Orang yang berselingkuh bisa karena faktor marah atau keinginan untuk balas dendam. Misalnya, 'ketika dia menyakiti saya, saya akan menyakiti dia'. Hal tersebut kerap kali menjadi faktor pendorong di balik perselingkuhan: 'pembalasan'.
Perselingkuhan juga bisa terjadi selain karena kemarahan atau balas dendam. Ya, bisa juga karena frustrasi dengan suatu hubungan, kemarahan pasangan, kemarahan secara fisik atau emosional, dan kemarahan setelah pertengkaran.
2. Jatuh Cinta
Perasaan senang dan jatuh cinta kepada seseorang tidak bisa ditebak. Saat kali pertama jatuh cinta, Anda mungkin mengalami gairah dan kegembiraan. Tapi, intensitas perasaan bisa memudar seiring waktu. Meski demikian, cinta yang stabil dan abadi pun ada.
Namun, setelah kilauan cinta memudar, Anda mungkin akan menyadari bahwa cinta itu sudah tidak ada, hingga membuat sadar bahwa Anda sudah jatuh cinta dengan orang lain, dan melakukan perselingkuhan.
3. Faktor Situasi dan Kesempatan
Perselingkuhan bisa terjadi karena adanya kesempatan. Namun, bukan berarti semua orang yang memiliki kesempatan untuk selingkuh akan melakukannya. Ada faktor lain yang kerap menambah motivasi untuk selingkuh.
Selain itu, faktor situasi juga bisa membuat seseorang berselingkuh seperti Anda frustrasi dengan jarak pada hubungan, dan perasaan insecure terhadap diri saat bersamanya.
4. Masalah Komitmen
Banyak orang yang mengalami kesulitan dengan komitmen, dan cenderung akan berselingkuh. Khususnya bagi beberapa orang yang menganggap komitmen merupakan hal yang tidak berarti.
Ada kemungkinan juga seseorang masih takut untuk membuat komitmen saat benar-benar menyukai seseorang. Dalam hal ini, salah satu pasangan mungkin berakhir dengan selingkuh, sebagai cara untuk menghindari komitmen, meski sebenarnya keduanya ingin tetap berada dalam hubungan yang spesial.
5. Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi
Kebutuhan pasangan perihal keintiman yang tidak terpenuhi dalam suatu hubungan bisa menjadi pemicu perselingkuhan. Karena banyak orang yang memilih untuk tetap dalam hubungan, apabila sama-sama memuaskan.
Baca juga: 6 Kuliner Legendaris Indonesia yang Berdiri sebelum Indonesia Merdeka, Nomor 3 Eksis Sejak 1898
Karena itu, kebutuhan yang tidak terpenuhi bisa menyebabkan frustrasi, dan tidak menutup kemungkinan situasi kian memburuk. Hal tersebut berpotensi besar untuk salah satu dari pasangan memenuhi kebutuhan seksualnya di tempat lain.
(nug)