Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seringkali kita melihat seorang anak yang menangis, mengamuk, bahkan berguling-guling di lantai. Hal tersebut merupakan beragam bagian dari tantrum.
Dalam beberapa kasus, anak-anak bahkan menahan napas, muntah, memecahkan barang atau melukai diri sendiri atau orang lain sebagai bagian dari tantrum .
Lantas, mengapa tantrum bisa terjadi? Seperti dilansir RaisingChildren.net.au pada Rabu (12/10/2022), tantrum sering terjadi pada anak usia 1-3 tahun.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut Anak, IDAI Ingatkan Orang Tua Berhati-hati dalam Penggunaan Obat
Hal ini dikarenakan anak kecil masih berada pada tahap awal perkembangan sosial, emosional dan bahasa.
Mereka tidak selalu dapat mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan mereka, termasuk keinginan untuk melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri, sehingga mereka mungkin menjadi frustrasi. Dan mereka belajar bahwa cara mereka berperilaku memengaruhi orang lain.
Jadi tantrum adalah salah satu cara anak kecil mengekspresikan dan mengelola perasaan, dan mencoba memahami atau mengubah apa yang terjadi di sekitar mereka. Anak yang lebih besar pun bisa mengalami tantrum. Ini bisa jadi karena mereka belum belajar cara yang aman untuk mengekspresikan atau mengelola perasaan.
Bagaimana Cara Mengurangi Kemungkinan Tantrum
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum. Pertama, bantu anak untuk memahami emosinya. Anda dapat melakukan ini sejak lahir dengan menggunakan kata-kata untuk melabeli perasaan seperti senang, sedih, lelah, lapar dan nyaman.
Mengidentifikasi pemicu tantrum seperti kelelahan, kelaparan, kekhawatiran, ketakutan atau overstimulasi. Anda mungkin dapat merencanakan situasi ini dan menghindari pemicunya –misalnya, dengan pergi berbelanja setelah anak tidur siang atau makan sesuatu.
Dalam beberapa kasus, anak-anak bahkan menahan napas, muntah, memecahkan barang atau melukai diri sendiri atau orang lain sebagai bagian dari tantrum .
Lantas, mengapa tantrum bisa terjadi? Seperti dilansir RaisingChildren.net.au pada Rabu (12/10/2022), tantrum sering terjadi pada anak usia 1-3 tahun.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut Anak, IDAI Ingatkan Orang Tua Berhati-hati dalam Penggunaan Obat
Hal ini dikarenakan anak kecil masih berada pada tahap awal perkembangan sosial, emosional dan bahasa.
Mereka tidak selalu dapat mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan mereka, termasuk keinginan untuk melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri, sehingga mereka mungkin menjadi frustrasi. Dan mereka belajar bahwa cara mereka berperilaku memengaruhi orang lain.
Jadi tantrum adalah salah satu cara anak kecil mengekspresikan dan mengelola perasaan, dan mencoba memahami atau mengubah apa yang terjadi di sekitar mereka. Anak yang lebih besar pun bisa mengalami tantrum. Ini bisa jadi karena mereka belum belajar cara yang aman untuk mengekspresikan atau mengelola perasaan.
Bagaimana Cara Mengurangi Kemungkinan Tantrum
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum. Pertama, bantu anak untuk memahami emosinya. Anda dapat melakukan ini sejak lahir dengan menggunakan kata-kata untuk melabeli perasaan seperti senang, sedih, lelah, lapar dan nyaman.
Mengidentifikasi pemicu tantrum seperti kelelahan, kelaparan, kekhawatiran, ketakutan atau overstimulasi. Anda mungkin dapat merencanakan situasi ini dan menghindari pemicunya –misalnya, dengan pergi berbelanja setelah anak tidur siang atau makan sesuatu.