Apa Penyebab Kanker Kulit dan yang Dirasakan Pengidapnya?

Sabtu, 05 November 2022 - 05:05 WIB
loading...
Apa Penyebab Kanker...
Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit), sehingga tumor (benjolan) dapat terlihat dari luar. Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Kanker kulit adalah pertumbuhan sel di kulit pada taraf yang tidak normal. Penyebab kanker kulit berbeda-beda dan tingkat keganasannya pun tak sama. Kanker kulit paling umum terjadi pada lapisan sel skuamosa, basal, dan melanosit.

Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit), sehingga tumor (benjolan) dapat terlihat dari luar, sehingga kanker kulit merupakan jenis kanker yang paling mudah ditemukan gejalanya pada stadium awal.

Kanker kulit juga merupakan kanker yang paling sedikit risiko kematiannya pada penderita. Hal ini disebabkan karena kulit jarang dapat mencapai organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan juga batang otak pada manusia.



Penyebab Kanker Kulit

Penyebab kanker kulit adalah adanya mutasi atau kerusakan genetik di jaringan sel kulit. Paparan radiasi sinar ultraviolet (UV), baik dari cahaya matahari maupun alat (tanning atau sterilisasi), secara berlebihan menyebabkan terjadinya kerusakan genetik tersebut.

Ada faktor risiko yang memicu terjadinya kanker kulit pada seseorang. Faktor risiko kanker kulit dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu internal dan eksternal.

Faktor Internal

- Riwayat Keluarga : risiko terkena kanker kulit akan meningkat bagi seseorang yang memiliki keluarga dekat dengan memiliki kondisi medis seperti ini sebelumnya.

- Kadar Melanin Kulit Rendah : melanin merupakan pigmen yang memberi warna kulit alami dan berfungsi sebagai pelindung sinar ultraviolet. Karena itulah, risiko terkenanya kanker kulit akan meningkat bagi seseorang yang memiliki kadar melanin yang rendah.

- Lemahnya Imunitas Tubuh : imunitas tubuh yang lemah akan membuat seseorang berisiko lebih tinggi untuk terserang suatu penyakit, salah satunya yaitu penyakit kanker

- Tahi Lalat : tahi lalat yang ada dalam jumlah banyak dan berukuran besar pada tubuh juga dapat memicu risiko kanker kulit.

- Solar Keratosis : solar keratosis adalah bercak kasar, bersisik, serta berwarna yang tidak normal pada kulit karena paparan sinar matahari. Kondisi ini cukup berisiko untuk berubah menjadi sel kanker.



Faktor Eksternal

- Paparan Cahaya Matahari Berlebih : orang yang terkena paparan sinar matahari secara berlebihan dan tidak menggunakan tabir surya lebih berisiko tinggi terkena kanker kulit karena tingginya paparan sinar UV yang diterima oleh kulit.

- Paparan Radiasi Berlebih : bagi yang sering melakukan perawatan kulit menggunakan terapi radiasi, perlu mewaspadai risiko terkena penyakit kanker kulit.

- Penggunaan Bahan Kimia : salah satu bahan kimia yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu terjadinya kanker adalah arsenik.

Gejala yang Dirasakan Pengidap Kanker Kulit

1. Karsinoma Sel Basal

Karsinoma sel basal adalah jenis yang paling umum ditemui dan paling mudah diobati, terjadi pada 60% kasus kanker kulit. Pada awalnya terlihat sebagai benjolan, yang kemudian berkembang menjadi kulit bersisik atau kering, lalu menjadi mudah berdarah dan ulserasi. Meskipun sudah mengering, tetapi masih bisa kambuh lagi, dan biasanya berwarna gelap. Berkembang secara perlahan, tetapi tidak menyebar ke tempat lain.

2. Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa terjadi pada sekitar 30% dari kasus kanker kulit dan menyerang pasien pada usia lebih dari 50 tahun. Biasanya diamati sebagai nodul merah atau bisul yang umumnya muncul di kulit yang terpapar matahari. Bisa juga terjadi pada paha dan kaki. Pada bibir atau telinga lebih agresif dan memiliki potensi menyebar.

3. Melanoma

Meskipun hanya 10% dari semua kasus kanker kulit, tetapi melanoma merupakan kasus yang paling berbahaya karena dapat berkembang cepat dan menyebar ke organ tubuh lain. Biasanya timbul pada bagian tubuh yang tidak terpapar sinar matahari seperti telapak kaki, ujung kuku, atau selaput lendir.

Berbentuk dan terlihat seperti tempat pigmen baru pada kulit, serta bisa juga perubahan dalam ukuran, bentuk, dan warna tahi lalat atau bintik kulit yang ada. Bentuknya tidak teratur, berantakan, dan warna yang tidak merata. MG/Andini Deffa Sudjatmiko
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1290 seconds (0.1#10.140)