Seafood Show Asia Expo 2022, Momentum Dongkrak Industri Kuliner Tanah Air
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pameran Seafood Show Asia Expo 2022 akan kembali hadir menyapa masyarakat Indonesia yang digelar di JIEXPO, Kemayoran Jakarta Pusat pada 9-12 November 2022. Pameran ini dinilai menjadi momentum untuk mendongkrak industri kuliner berbahan seafood Indonesia, baik di pasar domestik maupun global.
Menurut Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Erwin Dwiyana pameran ini bisa jadi kesempatan bagi pelaku usaha di industri makanan dan minuman untuk mempromosikan usahanya.
"Pameran ini bisa sama-sama mewujudkan penyerapan pasar baik itu ekspor kita, kemudian juga penyerapan di dalam negeri melalui kehadiran dari buyers juga investor yang diundang dalam pameran dan tentu bisa memperkenalkan sekaligus mempromosikan branding Indonesian Seafood kepada masyarakat di global dan juga pasar domestik," ungkap Erwin dalam konferensi pers virtual Seafood Show of Asia Expo 2022, belum lama ini.
Erwin menjelaskan trend produksi perikanan Indonesia baik tangkap maupun budidaya terus mengalami peningkatan. Terbukti, dalam tiga tahun terakhir, rata-rata peningkatan produksi perikanan Indonesia sebesar 2,8 persen. Diketahui produksi perikanan Indonesia pada 2021 mencapai 24,4 juta ton dan menempatkan sebagai negara nomor 11 eksportir produk perikanan serta pada tahun 2021 Indonesia berada di urutan ke-11 sebagai eksportir produk industri perikanan.
"Komoditas utama yang diekspor oleh Indonesia yang paling utama, pertama adalah udang yang juga menjadi prioritas yang dilaksanakan peningkatan produktivitasnya. Udang ini sekitar 35% dari ekspor komoditas komoditas utama Indonesia," paparnya.
Selanjutnya, sambung Erwin, diikuti oleh komoditas tuna, cakalang dan tongkol sekitar 14,7%. Kemudian, cumi, sotong, gurita, rumput laut dan rajungan kepiting."Karenanya pada kesempatan pameran, kita tidak hanya mendorong ekspor produk-produk utama kita, tapi juga bagaimana kita mengenalkan atau mendorong pasar komoditas ini," imbuhnya.
Lebih lanjut, Erwin menyatakan pihaknya akan terus mendorong penguatan branding Indonesian Seafood: Naturally Diverse, Safe and Sustainable di kancah dunia guna menarik perhatian buyer dan investor.
"Dengan mengangkat jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (safe) serta kebijakan pada keberlanjutan sumberdaya ikan dan usaha (sustainable), dan dukungan pengembangan akses pasar dan penanganan hambatan ekspor diharapkan dapat memacu ekspor produk perikanan Indonesia ke mancanegara," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama CEO Krista Exhibition Daud D Salim mengatakan, Pameran Seafood Show Of Asia dan SIAL Interfood 2022 ini, pertama kali digelar kembali. Selama tiga tahun kegiatan itu tertunda karena Covid-19.
"Pameran ini menjadi barometer kebangkitan industri pengolahan, industri makanan dan minuman, yang di dalamnya ada industri pengolahan perikanan," kata Daud.
Daud menyampaikan bahwa pada pameran ini para peserta dari industri pengolahan perikanan selain bertemu langsung dengan pembeli asing.
"Dalam pameran ini nantinya juga akan bisa bertemu dan berdiskusi langsung dengan para pembeli olahan perikanan dalam negeri. Mereka adalah para chef, pengusaha catering, jaringan ritel modern, hotel, restoran dan para distributor produk olahan perikanan," ujarnya.
Menurut Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Erwin Dwiyana pameran ini bisa jadi kesempatan bagi pelaku usaha di industri makanan dan minuman untuk mempromosikan usahanya.
"Pameran ini bisa sama-sama mewujudkan penyerapan pasar baik itu ekspor kita, kemudian juga penyerapan di dalam negeri melalui kehadiran dari buyers juga investor yang diundang dalam pameran dan tentu bisa memperkenalkan sekaligus mempromosikan branding Indonesian Seafood kepada masyarakat di global dan juga pasar domestik," ungkap Erwin dalam konferensi pers virtual Seafood Show of Asia Expo 2022, belum lama ini.
Erwin menjelaskan trend produksi perikanan Indonesia baik tangkap maupun budidaya terus mengalami peningkatan. Terbukti, dalam tiga tahun terakhir, rata-rata peningkatan produksi perikanan Indonesia sebesar 2,8 persen. Diketahui produksi perikanan Indonesia pada 2021 mencapai 24,4 juta ton dan menempatkan sebagai negara nomor 11 eksportir produk perikanan serta pada tahun 2021 Indonesia berada di urutan ke-11 sebagai eksportir produk industri perikanan.
"Komoditas utama yang diekspor oleh Indonesia yang paling utama, pertama adalah udang yang juga menjadi prioritas yang dilaksanakan peningkatan produktivitasnya. Udang ini sekitar 35% dari ekspor komoditas komoditas utama Indonesia," paparnya.
Selanjutnya, sambung Erwin, diikuti oleh komoditas tuna, cakalang dan tongkol sekitar 14,7%. Kemudian, cumi, sotong, gurita, rumput laut dan rajungan kepiting."Karenanya pada kesempatan pameran, kita tidak hanya mendorong ekspor produk-produk utama kita, tapi juga bagaimana kita mengenalkan atau mendorong pasar komoditas ini," imbuhnya.
Lebih lanjut, Erwin menyatakan pihaknya akan terus mendorong penguatan branding Indonesian Seafood: Naturally Diverse, Safe and Sustainable di kancah dunia guna menarik perhatian buyer dan investor.
"Dengan mengangkat jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (safe) serta kebijakan pada keberlanjutan sumberdaya ikan dan usaha (sustainable), dan dukungan pengembangan akses pasar dan penanganan hambatan ekspor diharapkan dapat memacu ekspor produk perikanan Indonesia ke mancanegara," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama CEO Krista Exhibition Daud D Salim mengatakan, Pameran Seafood Show Of Asia dan SIAL Interfood 2022 ini, pertama kali digelar kembali. Selama tiga tahun kegiatan itu tertunda karena Covid-19.
"Pameran ini menjadi barometer kebangkitan industri pengolahan, industri makanan dan minuman, yang di dalamnya ada industri pengolahan perikanan," kata Daud.
Daud menyampaikan bahwa pada pameran ini para peserta dari industri pengolahan perikanan selain bertemu langsung dengan pembeli asing.
"Dalam pameran ini nantinya juga akan bisa bertemu dan berdiskusi langsung dengan para pembeli olahan perikanan dalam negeri. Mereka adalah para chef, pengusaha catering, jaringan ritel modern, hotel, restoran dan para distributor produk olahan perikanan," ujarnya.
(hri)