Kolaborasi Fashion Indonesia-Korea, Hadirkan Busana Perpaduan Batik dengan Hanbok

Jum'at, 11 November 2022 - 22:55 WIB
loading...
Kolaborasi Fashion Indonesia-Korea, Hadirkan Busana Perpaduan Batik dengan Hanbok
Indonesia dan Korea merupakan dua negara yang sama-sama memiliki budaya nan kental. Salah satunya, dari segi fashion. Jika Indonesia terkenal dengan busana Batik, Korea dengan busana Hanbok. Foto/Wiwie Heriyani/MPI
A A A
JAKARTA - Indonesia dan Korea Selatan merupakan dua negara yang sama-sama memiliki budaya nan kental. Salah satunya, dari segi fashion. Jika Indonesia terkenal dengan busana Batik, Korea dengan busana Hanbok.

Bagaimana jadinya jika kedua negara ini berkolaborasi menyatukan kedua jenis busana tradisional mereka? Hal itulah yang baru-baru ini dilakukan oleh KBRI Korea Selatan dengan KOSRI (Korea Silk Research Institute).

Kegiatan itu juga didukung oleh Kota Jinju serta KOFICE (Korean Foundation for International Culture Exchange) untuk mengkolaborasikan batik Indonesia dengan Hanbok dari Jinju Silk berjudul “Kisah Batik Indonesia dan Jinju Silk”.

Direktur dari Yayasan Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jinju, Min Won-sik mengungkapkan produk dari proyek kolaborasi ini nantinya akan dipamerkan dalam pameran busana yang ditujukan bagi pers lokal, penggiat fashion, dan masyarakat umum di Jakarta dari tanggal 11 hingga 12 November 2022, tepatnya di Ice Palace Concert Hall, Lotte Shopping Avenuez



Dalam pameran tersebut, pengunjung dapat menikmati karya ‘Batik-Jinju Silk’ masa kini yang berdasar pada budaya tradisional Indonesia dan Kota Jinju.

Desainer Josephine Komara, CEO Bin House, seniman batik terkemuka Indonesia sekaligus pakar gerakan modernisasi batik dan Park Seon-ock (CEO GUIROE), serta desainer Hanbok kontemporer Korea Selatan turut berpartisipasi dalam proyek kolaborasi kali ini.

Dalam koloborasi dua busana tradisional ini, Josephine Komara mendesain motif Batik-Jinju Silk, sementara Park Seon-ock merancang Hanbok modern menggunakan kain motif batik tersebut.

Dalam galeri pameran, dipamerkan pula Hanbok artis-artis Korea Selatan karya desainer Park Seon-ock dan Hanbok Dal Hangari hasil kolaborasi dengan Kim Yeon-ah. Program pengalaman budaya seperti mencoba pakaian Hanbok Jinju Silk bagi pengunjung umum juga akan dipersiapkan.

Batik adalah teknik pewarnaan kain menggunakan malam dan motifnya memiliki arti simbolis. Batik merupakan seni kehidupan yang mendampingi perjalanan hidup sehingga dapat disebut sebagai jiwa masyarakat Indonesia.

Meskipun teknik seni kain batik terdapat di seluruh Asia, alasan ditetapkannya batik Indonesia sebagai Warisan Kebudayaan Tak Benda oleh UNESCO adalah karena budaya batik ada dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara, Jinju Silk merupakan salah satu industri sutra Korea Selatan. Tidak hanya sebagai produsen 80 persen sutra di Korea Selatan, Kota Jinju juga merupakan salah satu dari lima produsen sutra terbesar di dunia.

Brokat yang diproduksi di Kota Jinju memiliki reputasi konservatif karena telah digunakan oleh keluarga kerajaan dari Dinasti Goryeo hingga Kekaisaran Korea.

Direktur Yayasan Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jinju, Min Won-sik mengatakan, Kota Jinju yang ditetapkan sebagai Kota Kreatif dalam bidang kerajinan dan kesenian rakyat oleh UNESCO adalah gudang harta berupa konten budaya.

“Kami akan melakukan upaya untuk menggali kembali warisan budaya Kota Jinju dan menggunakannya secara kreatif untuk meningkatkan nilai pendapatan daerah dan mempromosikan Kota Jinju,” ungkapnya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5024 seconds (0.1#10.140)