Peduli Sesama, Komunitas Limitess Love Berikan Cinta Tanpa Batas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Manusia terlahir dengan akal dan perasaan. Hal tersebut menjadi pembeda manusia dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lainnya.
Karena akal dan perasaan itulah yang membuat manusia memiliki kepekaan terhadap sesama di lingkungan sekitarnya.
Tak heran, kini banyak manusia yang lebih peduli terhadap sesama. Berbagai cara mereka lakukan untuk bahu membahu merangkul orang yang susah. Salah satunya, dengan membangun sebuah komunitas sosial.
Baca juga: Hadiri Pemilihan Koko Cici Indonesia 2022, Angela Tanoesoedibjo Harapkan Para Pemenang Jadi Duta Pariwisata
Upaya itu sebagaimana dilakukan Founder Komunitas Limitless Love, Angeline. Melalui komunitasnya itu, dia ingin mengajak siapapun yang ingin bergabung untuk berbuat baik terhadap orang-orang yang kurang beruntung di luar sana.
Sesuai nama dari komunitas tersebut, Angeline mengungkapkan bahwa Limitess Love didirikan bagi orang-orang yang peduli dengan sesama tanpa ada batasan umur, agama, suku maupun ras.
"Limitess Love itu artinya lebih ke kami ingin, memang dari komunitas sosial, awalnya dari teman-teman, dari pertemanan dulu, dan kita itu ingin memberikan cinta yang tanpa batas. Dalam arti batasan itu batasan agama, suku bangsa, dan gender gitu ya, dan lain-lain gitu," jelas Angeline, dalam Podcast Aksi Nyata bertema Membangun Karakter Peduli Sesama dan Berjiwa Sosial di Kalangan Generasi Muda di kanal YouTube Partai Perindo , Sabtu (12/11/2022).
"Jadi kegiatan-kegiatan kami juga tidak mengelompokkan atau kategori tertentu. Jadi macam-macam," lanjutnya.
Angeline lantas menceritakan awal mula komunitas yang terbentuk pada 2016 itu. Dia menyebut bahwa hatinya mulai tergerak untuk peduli terhadap sesama saat dirinya mengunjungi sebuah panti disabilitas pada 2010.
"Saya mulai tahun 2010 tadinya sebelum ada komunitas ini. Saya bikin jalan-jalan bersama anak panti asuhan waktu itu. Yang saya ingat hari itu adalah saya tersenyum sangat lebar, dan rasa di hati saya itu adalah rasa yang unik, berbeda, enggak pernah saya rasa sebelumnya, dan itu yang menjadi candu yang baik buat saya waktu itu," jelas dia.
"Lewat dari itu, sampai 2015 saya itu datang ke satu panti disabilitas. Ketika saya kesana, saya ketemu dengan anak-anak yang sebagian besar hidupnya itu hanya terbaring di kasur, di kamar, atau duduk di kursi roda," katanya lagi.
Pasca kedatangan di panti disabilitas itulah yang membuat Angeline akhirnya tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu yang membuat anak-anak disabilitas bisa ikut merasakan kebahagiaan. Dia mengajak anak-anak tersebut ke jalan-jalan keluar dari panti untuk menghirup udara bebas.
"Saya punya ide untuk ajak anak-anak ini jalan-jalan. Lalu ide itu akhirnya terlaksana di tahun 2016. Saya ajak anak-anak itu ke Taman Safari," ungkapnya.
Baca juga: Jeff Smith dan Hana Saraswati Senang Bisa Sapa Penggemar di Amazing All Stars Fest Bandung
"Kembali dengan perasaan yang sebelumnya, rasa di hati, tersenyum yang lebar, lalu itu berlanjut sampai kita ke satu kegiatan lain yang namanya secret santa itu di akhir 2016. Nah dari situlah mulai yang namanya komunitas itu terbentuk," pungkasnya.
Karena akal dan perasaan itulah yang membuat manusia memiliki kepekaan terhadap sesama di lingkungan sekitarnya.
Tak heran, kini banyak manusia yang lebih peduli terhadap sesama. Berbagai cara mereka lakukan untuk bahu membahu merangkul orang yang susah. Salah satunya, dengan membangun sebuah komunitas sosial.
Baca juga: Hadiri Pemilihan Koko Cici Indonesia 2022, Angela Tanoesoedibjo Harapkan Para Pemenang Jadi Duta Pariwisata
Upaya itu sebagaimana dilakukan Founder Komunitas Limitless Love, Angeline. Melalui komunitasnya itu, dia ingin mengajak siapapun yang ingin bergabung untuk berbuat baik terhadap orang-orang yang kurang beruntung di luar sana.
Sesuai nama dari komunitas tersebut, Angeline mengungkapkan bahwa Limitess Love didirikan bagi orang-orang yang peduli dengan sesama tanpa ada batasan umur, agama, suku maupun ras.
"Limitess Love itu artinya lebih ke kami ingin, memang dari komunitas sosial, awalnya dari teman-teman, dari pertemanan dulu, dan kita itu ingin memberikan cinta yang tanpa batas. Dalam arti batasan itu batasan agama, suku bangsa, dan gender gitu ya, dan lain-lain gitu," jelas Angeline, dalam Podcast Aksi Nyata bertema Membangun Karakter Peduli Sesama dan Berjiwa Sosial di Kalangan Generasi Muda di kanal YouTube Partai Perindo , Sabtu (12/11/2022).
"Jadi kegiatan-kegiatan kami juga tidak mengelompokkan atau kategori tertentu. Jadi macam-macam," lanjutnya.
Angeline lantas menceritakan awal mula komunitas yang terbentuk pada 2016 itu. Dia menyebut bahwa hatinya mulai tergerak untuk peduli terhadap sesama saat dirinya mengunjungi sebuah panti disabilitas pada 2010.
"Saya mulai tahun 2010 tadinya sebelum ada komunitas ini. Saya bikin jalan-jalan bersama anak panti asuhan waktu itu. Yang saya ingat hari itu adalah saya tersenyum sangat lebar, dan rasa di hati saya itu adalah rasa yang unik, berbeda, enggak pernah saya rasa sebelumnya, dan itu yang menjadi candu yang baik buat saya waktu itu," jelas dia.
"Lewat dari itu, sampai 2015 saya itu datang ke satu panti disabilitas. Ketika saya kesana, saya ketemu dengan anak-anak yang sebagian besar hidupnya itu hanya terbaring di kasur, di kamar, atau duduk di kursi roda," katanya lagi.
Pasca kedatangan di panti disabilitas itulah yang membuat Angeline akhirnya tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu yang membuat anak-anak disabilitas bisa ikut merasakan kebahagiaan. Dia mengajak anak-anak tersebut ke jalan-jalan keluar dari panti untuk menghirup udara bebas.
"Saya punya ide untuk ajak anak-anak ini jalan-jalan. Lalu ide itu akhirnya terlaksana di tahun 2016. Saya ajak anak-anak itu ke Taman Safari," ungkapnya.
Baca juga: Jeff Smith dan Hana Saraswati Senang Bisa Sapa Penggemar di Amazing All Stars Fest Bandung
"Kembali dengan perasaan yang sebelumnya, rasa di hati, tersenyum yang lebar, lalu itu berlanjut sampai kita ke satu kegiatan lain yang namanya secret santa itu di akhir 2016. Nah dari situlah mulai yang namanya komunitas itu terbentuk," pungkasnya.
(nug)