Pariwisata Berkelanjutan Jadi Tren Baru, Sandiaga: Buka Peluang Melestarikan Lingkungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pariwisata berkelanjutan menjadi tren baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dunia di Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan tren ini tidak terhentikan dan tak tergantikan.
Menurut Sandiaga, konsep pariwisata berkelanjutan ini telah diimplementasikan dalam upaya pengembangan potensi desa-desa wisata yang ada di Indonesia.
"Karena sustainable tourism membuka peluang kita untuk lebih melestarikan lingkungan, juga meminjam istilah dari Felipe Calderon adalah, ‘Make money while you preserve the environment’," kata Sandiaga saat Tri Hita Karana Forum di Bali Nusa Dua Convention Center pada Minggu 13 November 2022.
"Kami akan terus mengembangkan destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia dengan fokus pariwisata berkelanjutan dan berkualitas," sambungnya.
Salah satu upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia, dijelaskan Sandiaga, adalah melalui penanaman bibit bakau melalui program carbon footprint offset.
"Ini adalah contoh dari program pengembangan destinasi pintar dan berkelanjutan yang kami kembangkan. Tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh destinasi yang ada di Indonesia," tandasnya.
Di sisi lain, pengembangan pariwisata berkelanjutan selaras dengan falsafah hidup masyarakat Bali yaitu Tri Hita Karana yang merupakan konsep dan ajaran dalam agama Hindu. Ini tentang tiga subsistem utama yaitu Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan.
Parhyangan merupakan hubungan manusia dengan Tuhan yang dapat diartikan sama dengan pola pikir, konsep atau nilai. Pawongan yang artinya hubungan manusia dengan sesamanya sebagai elemen sosial. Kemudian, Palemahan yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar sama dengan elemen artefak.
Ajaran ini juga menitikberatkan pada upaya bagi sesama agar bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi, dan penuh rasa damai.
Menurut Sandiaga, konsep pariwisata berkelanjutan ini telah diimplementasikan dalam upaya pengembangan potensi desa-desa wisata yang ada di Indonesia.
"Karena sustainable tourism membuka peluang kita untuk lebih melestarikan lingkungan, juga meminjam istilah dari Felipe Calderon adalah, ‘Make money while you preserve the environment’," kata Sandiaga saat Tri Hita Karana Forum di Bali Nusa Dua Convention Center pada Minggu 13 November 2022.
"Kami akan terus mengembangkan destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia dengan fokus pariwisata berkelanjutan dan berkualitas," sambungnya.
Baca Juga
Salah satu upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia, dijelaskan Sandiaga, adalah melalui penanaman bibit bakau melalui program carbon footprint offset.
"Ini adalah contoh dari program pengembangan destinasi pintar dan berkelanjutan yang kami kembangkan. Tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh destinasi yang ada di Indonesia," tandasnya.
Di sisi lain, pengembangan pariwisata berkelanjutan selaras dengan falsafah hidup masyarakat Bali yaitu Tri Hita Karana yang merupakan konsep dan ajaran dalam agama Hindu. Ini tentang tiga subsistem utama yaitu Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan.
Parhyangan merupakan hubungan manusia dengan Tuhan yang dapat diartikan sama dengan pola pikir, konsep atau nilai. Pawongan yang artinya hubungan manusia dengan sesamanya sebagai elemen sosial. Kemudian, Palemahan yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar sama dengan elemen artefak.
Ajaran ini juga menitikberatkan pada upaya bagi sesama agar bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi, dan penuh rasa damai.
(dra)