Cegah Stunting, Bukapangan Lakukan Penyuluhan Sadar Protein
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka edukasi mencegah stunting , Bukapangan berkolaborasi dengan Indonesian Tempe Movement menggelar kegiatan membuat tempe bersama 50 masyarakat di sekitaran TPA Bantar Gebang, Bekasi, Sabtu (10/12/2022).
Tempe merupakan salah satu pangan bergizi baik yang mudah dan murah untuk mencegah stunting.
Pada kegiatan kali ini, masyarakat tidak hanya diajarkan proses pembuatan tempe. Sebelumnya, juga dilakukan penyuluhan tentang tempe, sebagai panganan lokal yang mudah, murah dan mengandung protein tinggi dibandingkan dengan sumber makanan protein lainnya seperti daging, ikan dan lain-lain.
Baca juga: Menikah dengan Kaesang Pangarep, Followers Erina Gudono di Instagram Meningkat Drastis
Protein merupakan salah satu parameter kecukupan gizi yang harus dipenuhi guna menghindari kekurangan gizi yang menyebabkan penyakit dan gangguan pertumbuhan, seperti stunting.
"Vonis stunting terjadi pada usia di bawah 2 tahun. Ada tiga kriteria disebut kondisi stunting yakni kurang berat badan, kurang tinggi badan dan kurang kecerdasan," jelas salah satu pendiri Indonesia Tempe Movement, Wida Winarno Ph.D (c), saat melakukan penyuluhan kepada warga.
Bukapangan sangat menaruh perhatian besar terhadap isu stunting, mengingat angka prevelensinya berada rata-rata di angka 24,4 %, menurut survey studi gizi Indonesia tahun 2021. Angka tersebut masih berada di atas ambang batas PBB yakni 20%.
Sebagai lembaga filantropi Islam berbasis dana zakat infaq sedekah wakaf, Bukapangan menganggap hal itu sebagai masalah umat yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Bukapangan sendiri merupakan lembaga yang dibangun yayasan wakaf Djalaluddin Pane, yang mendapat amanah dari pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai lembaga amil zakat tingkat nasional.
Masalah stunting ini bagi Bukapangan, membuat masyarakat menjadi sosok yang mustad'afin, yakni orang-orang yang terlemahkan secara sistem dan keadaan. Menurut data yang dilansir Kementerian Ketenagakerjaan saat ini, 54% usia kerja di Indonesia merupakan penyintas stunting saat kecil dulu.
"Kami bekerja sama dengan Indonesian Tempe Movement untuk melakukan sebuah gerakan untuk mencegah stunting dengan melakukan penyuluhan sadar protein," ujar Presiden Direktur Bukapangan, Ir. Mirah Hartika.
Bantar gebang dipilih sebagai kegiatan menempe, lantaran daerah yang mayoritas penduduknya pemulung ini memiliki segala keterbatasan dalam hal fasilitas informasi, pangan dan kesehatan.
Baca juga: Cegah Stunting, Erina Gudono Manfaatkan Aplikasi Elsimil
"Di sini kita mengharapkan masyarakat tahu akan kebutuhan gizi, sadar bahwa tempe adalah makanan yang luar biasa dan juga mengajarkan mereka untuk menyajikan tempe di menu makanan mereka sehari-hari," pungkas Mirah.
Tempe merupakan salah satu pangan bergizi baik yang mudah dan murah untuk mencegah stunting.
Pada kegiatan kali ini, masyarakat tidak hanya diajarkan proses pembuatan tempe. Sebelumnya, juga dilakukan penyuluhan tentang tempe, sebagai panganan lokal yang mudah, murah dan mengandung protein tinggi dibandingkan dengan sumber makanan protein lainnya seperti daging, ikan dan lain-lain.
Baca juga: Menikah dengan Kaesang Pangarep, Followers Erina Gudono di Instagram Meningkat Drastis
Protein merupakan salah satu parameter kecukupan gizi yang harus dipenuhi guna menghindari kekurangan gizi yang menyebabkan penyakit dan gangguan pertumbuhan, seperti stunting.
"Vonis stunting terjadi pada usia di bawah 2 tahun. Ada tiga kriteria disebut kondisi stunting yakni kurang berat badan, kurang tinggi badan dan kurang kecerdasan," jelas salah satu pendiri Indonesia Tempe Movement, Wida Winarno Ph.D (c), saat melakukan penyuluhan kepada warga.
Bukapangan sangat menaruh perhatian besar terhadap isu stunting, mengingat angka prevelensinya berada rata-rata di angka 24,4 %, menurut survey studi gizi Indonesia tahun 2021. Angka tersebut masih berada di atas ambang batas PBB yakni 20%.
Sebagai lembaga filantropi Islam berbasis dana zakat infaq sedekah wakaf, Bukapangan menganggap hal itu sebagai masalah umat yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Bukapangan sendiri merupakan lembaga yang dibangun yayasan wakaf Djalaluddin Pane, yang mendapat amanah dari pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai lembaga amil zakat tingkat nasional.
Masalah stunting ini bagi Bukapangan, membuat masyarakat menjadi sosok yang mustad'afin, yakni orang-orang yang terlemahkan secara sistem dan keadaan. Menurut data yang dilansir Kementerian Ketenagakerjaan saat ini, 54% usia kerja di Indonesia merupakan penyintas stunting saat kecil dulu.
"Kami bekerja sama dengan Indonesian Tempe Movement untuk melakukan sebuah gerakan untuk mencegah stunting dengan melakukan penyuluhan sadar protein," ujar Presiden Direktur Bukapangan, Ir. Mirah Hartika.
Bantar gebang dipilih sebagai kegiatan menempe, lantaran daerah yang mayoritas penduduknya pemulung ini memiliki segala keterbatasan dalam hal fasilitas informasi, pangan dan kesehatan.
Baca juga: Cegah Stunting, Erina Gudono Manfaatkan Aplikasi Elsimil
"Di sini kita mengharapkan masyarakat tahu akan kebutuhan gizi, sadar bahwa tempe adalah makanan yang luar biasa dan juga mengajarkan mereka untuk menyajikan tempe di menu makanan mereka sehari-hari," pungkas Mirah.
(nug)