Keripik Tempe Khas Malang Diburu Wisatawan Jelang Masa Libur Nataru
loading...
A
A
A
MALANG - Liburan ke Malang tak lengkap tanpa membawa pulang oleh-oleh khas. Salah satunya keripik tempe yang selalu diburu wisatawan saat libur natal dan tahun baru (Nataru). Selain rasanya enak dan gurih, keripik tempe disukai karena mudah dibawa serta bisa dinikmati bersama-sama.
Jelang libur Nataru seperti saat ini, permintaan akan produk keripik tempe kerap naik dibandingkan hari-hari biasa. Bahkan di salah satu toko keripik tempe di Jalan Tumenggung Suryo, Sanan, sejumlah pembeli mulai berdatangan di gerai keripik tempe legendaris Kota Malang Rohani.
Terlihat beberapa pembeli berdatangan ke toko. Beberapa di antara mereka bahkan membeli keripik tempe dalam jumlah besar. Tak sedikit pula yang membeli sampai lebih dari satu kardus dengan isi satu dusnya mencapai 5-10 kemasan keripik tempe aneka rasa.
Keripik tempe yang sudah berproduksi sejak 1988 ini memang menjadi tujuan wisatawan atau warga Malang untuk membelikan buah tangan bagi keluarga maupun teman di luar kota.
Kenaikan permintaan keripik tempe diakui oleh pemilik usaha keripik tempe bernama Trio Andi Cahyono. Di mana sejak beberapa pekan terakhir menjelang Nataru ada peningkatkan beberapa persen produksinya.
“Produksi kami memang ada peningkatkan jelang Nataru ini, di kisaran 30-40 persen dari hari biasa. Kenaikan mulai minggu lalu,” kata Trio Andi Cahyono saat ditemui di tokonya pada Rabu pagi (21/12/2022).
Foto/MPI/Avirista Midaada
Tidak adanya pembatasan di masa libur Nataru 2022 disebut Trio Andi, membuat banyak wisatawan sudah mulai memadati toko oleh-oleh keripik tempe. Tak hanya di tempatnya, tapi juga toko-toko keripik tempe lain di kawasan Sanan.
“Jadi perbandingan tahun lalu pasti sekarang lebih baik, karena sekarang sudah agak longgar, sudah saya kira tidak ada pembatasan-pembatasan. Jadi wisatawan bisa bebas ke kawasan Kota Malang dan sekitarnya,” terang dia.
Peningkatan wisatawan yang berbelanja ini juga membuat omzetnya bertambah. Hal ini yang disyukuri Trio Andi di tengah kenaikan sejumlah harga bahan produksi tempe mulai kedelai, minyak goreng, hingga telur.
“Sudah ada peningkatan dengan banyaknya orang yang datang ke Malang, apalagi sekarang ada liburan juga. Jadi banyak wisatawan yang ke Malang alhamdulillah menambah omzet kami,” paparnya.
Peniadaan pembatasan pada aturan perjalanan membuat wisatawan kerap keluar masuk Kota Malang. Hal ini berimbas pada kenaikan permintaan produk mulai terasa sepanjang tahun 2022 ini. Puncaknya ketika masa lebaran 2022 lalu di mana peningkatan penjualan keripik tempe mencapai 80 persen dari biasanya.
“Jadi kita sampai kehabisan stok, setelah produksi langsung habis. Pembeli banyak yang nunggu di tempat produksi, bukan di toko, karena banyaknya permintaan saat itu. Kita bahkan putuskan H+2 lebaran produksi, padahal sebelum-sebelumnya nggak pernah kayak gitu,” terang Trio Anda.
Dari sekitar 20 varian rasa yang diproduksi oleh toko Rohani, rasa original spesial, varian rasa-rasa seperti pedas dan pedas manis menjadi yang terlaris. Namun segmen varian rasa itu tergantung dari umur pembeli yang datang.
“Kalau anak-anak muda pasti kemasan yang seperti ini, rasa-rasa seperti ini pedas, terus kekhasan itu anak muda pasti masuk. Kalau untuk orang-orang yang sepuh yang rasa original spesial, yang rasanya di lidah umum. Kalau yang orang-orang di usia 30 tahun ke atas biasanya suka yang pedas manis. Ada segmen pasarnya sendiri-sendiri,” beber Trio Andi.
Sementara itu, pembeli bernama Taufik Hidayat menyatakan, keripik tempe menjadi bagian yang dibelinya ketika akan pulang ke kampungnya di Bantul, Yogyakarta. Menurutnya, setiap pulang bersama keluarga baik di momen lebaran maupun libur panjang apa pun, camilan keripik tempe menjadi suguhan di keluarganya.
“Rasanya enak, dibawanya mudah, terus kedaluwarsanya juga lama. Makanya kalau lagi kumpul keluarga biasanya bawa ini,” kata pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta itu.
Jelang libur Nataru seperti saat ini, permintaan akan produk keripik tempe kerap naik dibandingkan hari-hari biasa. Bahkan di salah satu toko keripik tempe di Jalan Tumenggung Suryo, Sanan, sejumlah pembeli mulai berdatangan di gerai keripik tempe legendaris Kota Malang Rohani.
Terlihat beberapa pembeli berdatangan ke toko. Beberapa di antara mereka bahkan membeli keripik tempe dalam jumlah besar. Tak sedikit pula yang membeli sampai lebih dari satu kardus dengan isi satu dusnya mencapai 5-10 kemasan keripik tempe aneka rasa.
Keripik tempe yang sudah berproduksi sejak 1988 ini memang menjadi tujuan wisatawan atau warga Malang untuk membelikan buah tangan bagi keluarga maupun teman di luar kota.
Kenaikan permintaan keripik tempe diakui oleh pemilik usaha keripik tempe bernama Trio Andi Cahyono. Di mana sejak beberapa pekan terakhir menjelang Nataru ada peningkatkan beberapa persen produksinya.
“Produksi kami memang ada peningkatkan jelang Nataru ini, di kisaran 30-40 persen dari hari biasa. Kenaikan mulai minggu lalu,” kata Trio Andi Cahyono saat ditemui di tokonya pada Rabu pagi (21/12/2022).
Foto/MPI/Avirista Midaada
Tidak adanya pembatasan di masa libur Nataru 2022 disebut Trio Andi, membuat banyak wisatawan sudah mulai memadati toko oleh-oleh keripik tempe. Tak hanya di tempatnya, tapi juga toko-toko keripik tempe lain di kawasan Sanan.
“Jadi perbandingan tahun lalu pasti sekarang lebih baik, karena sekarang sudah agak longgar, sudah saya kira tidak ada pembatasan-pembatasan. Jadi wisatawan bisa bebas ke kawasan Kota Malang dan sekitarnya,” terang dia.
Peningkatan wisatawan yang berbelanja ini juga membuat omzetnya bertambah. Hal ini yang disyukuri Trio Andi di tengah kenaikan sejumlah harga bahan produksi tempe mulai kedelai, minyak goreng, hingga telur.
“Sudah ada peningkatan dengan banyaknya orang yang datang ke Malang, apalagi sekarang ada liburan juga. Jadi banyak wisatawan yang ke Malang alhamdulillah menambah omzet kami,” paparnya.
Peniadaan pembatasan pada aturan perjalanan membuat wisatawan kerap keluar masuk Kota Malang. Hal ini berimbas pada kenaikan permintaan produk mulai terasa sepanjang tahun 2022 ini. Puncaknya ketika masa lebaran 2022 lalu di mana peningkatan penjualan keripik tempe mencapai 80 persen dari biasanya.
“Jadi kita sampai kehabisan stok, setelah produksi langsung habis. Pembeli banyak yang nunggu di tempat produksi, bukan di toko, karena banyaknya permintaan saat itu. Kita bahkan putuskan H+2 lebaran produksi, padahal sebelum-sebelumnya nggak pernah kayak gitu,” terang Trio Anda.
Dari sekitar 20 varian rasa yang diproduksi oleh toko Rohani, rasa original spesial, varian rasa-rasa seperti pedas dan pedas manis menjadi yang terlaris. Namun segmen varian rasa itu tergantung dari umur pembeli yang datang.
“Kalau anak-anak muda pasti kemasan yang seperti ini, rasa-rasa seperti ini pedas, terus kekhasan itu anak muda pasti masuk. Kalau untuk orang-orang yang sepuh yang rasa original spesial, yang rasanya di lidah umum. Kalau yang orang-orang di usia 30 tahun ke atas biasanya suka yang pedas manis. Ada segmen pasarnya sendiri-sendiri,” beber Trio Andi.
Sementara itu, pembeli bernama Taufik Hidayat menyatakan, keripik tempe menjadi bagian yang dibelinya ketika akan pulang ke kampungnya di Bantul, Yogyakarta. Menurutnya, setiap pulang bersama keluarga baik di momen lebaran maupun libur panjang apa pun, camilan keripik tempe menjadi suguhan di keluarganya.
“Rasanya enak, dibawanya mudah, terus kedaluwarsanya juga lama. Makanya kalau lagi kumpul keluarga biasanya bawa ini,” kata pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta itu.
(tsa)