Iga Massardi Tetap Kreatif di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Musisi Iga Massardi terus mencoba kreatif dengan melakukan sejumlah aktivitas di tengah pandemi saat ini.
Menurut Iga, kondisi serbaterbatas akibat pandemi justru menjadi peluang bagi musisi seperti dirinya untuk lebih banyak berkarya di rumah karena memiliki keleluasaan waktu. ( )
"Justru di tengah pandemi kita menjadi punya waktu lebih banyak untuk berkarya. Pilih kegiatan yang bisa dinikmati orang banyak seperti podcast, bermusik , dan lain-lain," kata vokalis dan gitaris band Barasuara itu melalui konferensi virtual AONIC 50 Wireless Noice Cancelling Headphone yang diikuti SINDOnews, belum lama ini.
Iga mengatakan, aktivitas kesehariannya selama masa new normal diupayakan agar tidak berubah banyak. Di saat kebanyakan orang seperti menjelma menjadi "kaum rebahan", musisi kelahiran Jakarta, 9 November 1985 ini memilih tetap berkarya.
“Di masa kayak gini, kita jadi punya waktu lebih banyak. Daripada dipakai buat browsing dan main Instagram, lebih baik pilih kegiatan yang bisa dinikmati orang banyak,” tandas vokalis yang selalu mengenakan batik saat manggung ini.
Karya itu dibuktikan Iga dengan merilis dua lagu berjudul "Bapak-Bapak" dan "Krisis Hiburan" pada Mei lalu. Lagu tersebut bisa dinikmati melalui YouTube atau penggalannya di platform Instagram.
Meski begitu, Iga sangat rindu bermusik bersama bandnya, Barasuara. Sudah lebih dari tiga bulan putra sastrawan Yudhistira Massardi ini beraktivitas di rumah saja, mengikuti anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Kangen berisik-berisiknya, main sama teman-teman di panggung," imbuh Iga. Setiap kali Barasuara manggung, para penggemar yang dijuluki Penunggang Badai memang selalu hanyut dalam koor massal menyanyikan tiap lirik lagu. ( )
Akhirnya kerinduan Iga terbayar di atas panggung Collabonation yang digelar beberapa waktu lalu. Saat itu Barasuara tampil dalam formasi lengkap yakni Iga, Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), dan Marco Steffiano (drum). Mereka beraksi di panggung sebuah studio secara langsung, tapi tidak ada penonton yang menyimak di lokasi.
Menurut Iga, kondisi serbaterbatas akibat pandemi justru menjadi peluang bagi musisi seperti dirinya untuk lebih banyak berkarya di rumah karena memiliki keleluasaan waktu. ( )
"Justru di tengah pandemi kita menjadi punya waktu lebih banyak untuk berkarya. Pilih kegiatan yang bisa dinikmati orang banyak seperti podcast, bermusik , dan lain-lain," kata vokalis dan gitaris band Barasuara itu melalui konferensi virtual AONIC 50 Wireless Noice Cancelling Headphone yang diikuti SINDOnews, belum lama ini.
Iga mengatakan, aktivitas kesehariannya selama masa new normal diupayakan agar tidak berubah banyak. Di saat kebanyakan orang seperti menjelma menjadi "kaum rebahan", musisi kelahiran Jakarta, 9 November 1985 ini memilih tetap berkarya.
“Di masa kayak gini, kita jadi punya waktu lebih banyak. Daripada dipakai buat browsing dan main Instagram, lebih baik pilih kegiatan yang bisa dinikmati orang banyak,” tandas vokalis yang selalu mengenakan batik saat manggung ini.
Karya itu dibuktikan Iga dengan merilis dua lagu berjudul "Bapak-Bapak" dan "Krisis Hiburan" pada Mei lalu. Lagu tersebut bisa dinikmati melalui YouTube atau penggalannya di platform Instagram.
Meski begitu, Iga sangat rindu bermusik bersama bandnya, Barasuara. Sudah lebih dari tiga bulan putra sastrawan Yudhistira Massardi ini beraktivitas di rumah saja, mengikuti anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Kangen berisik-berisiknya, main sama teman-teman di panggung," imbuh Iga. Setiap kali Barasuara manggung, para penggemar yang dijuluki Penunggang Badai memang selalu hanyut dalam koor massal menyanyikan tiap lirik lagu. ( )
Akhirnya kerinduan Iga terbayar di atas panggung Collabonation yang digelar beberapa waktu lalu. Saat itu Barasuara tampil dalam formasi lengkap yakni Iga, Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), dan Marco Steffiano (drum). Mereka beraksi di panggung sebuah studio secara langsung, tapi tidak ada penonton yang menyimak di lokasi.
(tsa)