Kisah Desa di Geopark Ciletuh Sukabumi, Dulu Kampung TKI Kini Jadi Kawasan Homestay

Minggu, 01 Januari 2023 - 19:38 WIB
loading...
Kisah Desa di Geopark Ciletuh Sukabumi, Dulu Kampung TKI Kini Jadi Kawasan Homestay
Kawasan Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyimpan cerita menarik tentang perubahan kehidupan masyarakatnya. Foto/MPI/Aldhi Chandra
A A A
SUKABUMI - Selain memiliki sejumlah spot wisata alam yang indah, kawasan Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyimpan cerita menarik tentang perubahan kehidupan masyarakatnya.

Adalah Kampung Cimarinjung, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, yang termasuk salah satu dari delapan kecamatan di bentang alam Geopark Ciletuh. Dulu, mata pencaharian sebagian besar masyarakatnya adalah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri atau buruh migran. Ada pula yang menjadi petani dan nelayan.

Sejak daerah mereka ditetapkan sebagai geopark pada 2018, banyak TKW dan TKI pulang kampung serta beralih membuka homestay di rumah mereka. Awalnya, semua homestay di kampung pesisir Pantai Wisata Palangpang itu berjalan sendiri-sendiri. Warga menyewakan kamar-kamar dan rumah mereka kepada wisatawan dengan pengelolaan autodidak.



Pemprov Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi lalu mendirikan Badan Pengelola Ciletuh Pelabuhan Ratu UNESCO Global Geopark (BP CPUGGp). Badan inilah yang kemudian gencar memberikan pelatihan, pendampingan, serta pemberdayaan masyarakat termasuk dalam hal pengelolaan homestay dan hospitality.

Badan ini juga memberi plang merek, perlengkapan, dan aksesori kamar termasuk gambar-gambar infografis tentang Geopark Ciletuh untuk dipajang di bagian dalam dan luar homestay.

"Kini ada sekitar 120 homestay yang dibina BP CPUGGp. Setiap homestay rata-rata memiliki 3 hingga 4 kamar," ujar General Manager BP CPUGG Dodi Sumantri saat ditemui MNC Portal Indonesia di Pantai Palangpang, Minggu (1/1/2023).

Ada beragam jenis dan kelas homestay di sekitar Pantai Palangpang. Ada yang menyatu dengan rumah inti, ada pula yang terpisah meski satu pekarangan. Di beberapa titik terdapat kamar-kamar baru yang sengaja dibangun untuk para wisatawan. Sebagian memiliki fasilitas AC plus kamar mandi.

Homestay di sana berdampingan dengan sejumlah hotel kelas melati yang mulai banyak pula berdiri. Tarif setiap kamar bervariasi mulai Rp175 ribu hingga Rp700 ribu per malam.

Sejumlah pengelola homestay pun menawarkan beragam paket wisata alam yang digabung dengan fasilitas menginap dan akomodasi lain.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1235 seconds (0.1#10.140)