Epidemiolog Sebut Pengetatan Pintu Masuk Negara Diperlukan: Tapi Jangan Hanya untuk Turis China!

Kamis, 05 Januari 2023 - 09:55 WIB
loading...
Epidemiolog Sebut Pengetatan...
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyoroti soal pemerintah Indonesia memilih tidak mengetatkan pintu masuk negara bagi turis China. Foto/Ilustrasi/Dok.Sindonews
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia memilih tidak mengetatkan pintu masuk negara bagi turis China . Padahal, negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, maupun Italia sudah mewajibkan turis China negatif Covid-19 setibanya di negara tujuan.

Sikap ini disorot Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman. Menurutnya aturan pengetatan pintu masuk negara harus berlaku universal.

Artinya, jangan cuma diperuntukan bagi turis China sekalipun negara itu sedang menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan. Tapi, aturan berlaku untuk semua warga negara yang masuk ke Indonesia.

"Jangan berlaku cuma buat China. Kalau aturannya begitu, nanti yang ada malah xenophobia," kata Dicky Budiman saat dihubungi MNC Portal, Kamis (5/1/2023).



Xenophobia sendiri adalah ketidaksukaan atau berprasangka buruk terhadap orang-orang dari negara lain.

Aturan pengetatan pintu masuk bagaimana pun tetap harus ada, terlebih pandemi masih berlangsung hingga saat ini. Ya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status pandemi, yang artinya pengetatan masih diperlukan.

"Kalau memang ada kecurigaan terhadap warga asing yang tiba di Indonesia, ya, masih perlu dilakukan testing, sekalipun sudah booster. Apalagi jika dia demam dan memiliki gejala lain yang mengarah ke Covid-19," papar Dicky.

"Jadi, kalau turis itu demam apalagi punya kontak dengan pasien Covid-19, ya, harus di-PCR. Kebijakan ini tidak boleh hanya berlaku untuk satu kelompok masyarakat, tapi berlaku secara umum, sehingga tidak menyinggung negara tertentu," tambahnya.

Jadi, sebagai upaya pencegahan masuknya penyakit ke Indonesia yang dibawa oleh warga asing, maka sistem pengetatan pintu masuk ini diperlukan, bahkan jika sudah tidak ada pandemi Covid-19.

"Jadi, pemerintah membangun semacam sistem pengetatan di pintu masuk, sehingga dapat menyaring masuknya penyakit apapun yang belum terdeteksi," ungkap Dicky Budiman.

Sebelumnya, kepada awak media Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa Indonesia tidak mewajibkan turis China menyertakan hasil tes Covid-19 negatif setibanya di Indonesia.

Salah satu alasannya adalah karena imunitas kelompok yang ada di Indonesia sudah kuat. Lagipula, varian yang kini berkembang di China sudah ditemukan sebelumnya di Indonesia yaitu BA5.2, BA.2.75, dan BF.7.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2404 seconds (0.1#10.140)