Apakah AC di Kantor Membuat Anda Sakit?

Jum'at, 02 September 2016 - 04:30 WIB
Apakah AC di Kantor Membuat Anda Sakit?
Apakah AC di Kantor Membuat Anda Sakit?
A A A
JAKARTA - Tidak sedikit orang yang tahan dengan dinginnya suhu kantor karena setingan AC di tempat itu. Sejumlah orang pun ada yang membawa perlengkapan penahan dingin dan menyimpannya di kantor karena merasa selalu membutuhkannya setiap saat.

Pertanyaannya, apakah kondisi ini baik untuk kesehatan? Nah, menurut Dr Rommel Tickoo, Senior Consultant, Internal Medicine, Max Hospital, Saket dan Dr Ajay Aggarwal, Director - Internal Medicine, Fortis Hospital, kondisi kantor dengan AC yang diset begitu dingin bisa berbahaya bagi kesehatan. Dikutip dari Times of India, berikut sejumlah bahaya yang disebabkan AC di kantor serta cara untuk meminimalisasi dampaknya.

1. Kulit dan mata jadi kering
AC menarik semua kelembapan ke udara, yang menjaga kita tetap kering. Tapi sisi negatifnya, AC menarik kelembapan yang baik juga bagi kita. AC menyebabkan kulit kita kering dan melebar yang mengakibatkannya menjadi gatal. Kekeringan juga bisa menyebabkan kulit jadi mudah dibelah.

AC juga berbahaya bagi mata karena kekeringan pada mata bisa menyebabkan mata merah, gatal dan membuat pandangan jadi kabur,” ujar Tickoo.

Yang bisa Anda lakukan: Untuk menjaga kelembapan kulit, bawalah selalu pelembap kulit yang berkualitas bagus dan oleskan pada kulit setiap kali kulit terasa kering. Untuk menghindari mata kering, Anda bisa menggunakan tetes mata, yang mengurangi ketidaknyamanan. Kalau kulit dan mata Anda sensitive, ada baiknya Anda berkonsultasi ke dokter sebelum membeli produk pelembap. Meskipun duduk di lingkungan ber-AC membuat Anda lupa minum, pastikan Anda minum air sepanjang hari. Ini akan menjaga Anda tetap terhidrasi.

2. Ketegangan otot, sakit kepala dan sakit punggung
Menurut Aggarwal, dia sering kali mendapatkan keluhan masalah sakit punggung berat, ketegangan otot dan sakit kepala dari para pasiennya yang sebagian besar adalah orang muda yang bekerja di dalam ruangan ber-AC. Dia menjelaskan, AC menyebabkan rasa sakit di persendian dan otot yang mungkin akan menjadi rematik selama beberapa waktu. Situasi yang lebih berat bisa berkembang menjadi arthritis.

Yang bisa Anda lakukan: Selalu pastikan bahwa suhu AC tidak berada di bawah 20 derajat Celsius. Usahakan selalu mempertahankannya pada suhu antara 25—27 derajat Celsius. Pastikan Anda tidak berada di dalam lingkungan ber-AC terlalu lama. Untuk shift selama 8 jam, pastikan Anda keluar ruangan setidaknya dua kali.

3. Kelelahan berkepanjangan

Terkadang disebut sindrom gedung sakit (sick building syndrome), banyak orang merasa kelelalahan tak berujung setelah berada di dalam kantor ber-AC terlalu lama. Aggrawal menyebut perubahan suhu secara tiba-tiba sebagai salah satu penyebab kelelahan ini. Aturan suhu yang buruk bisa menyebabkan kelalaha berkepanjangan. Selain itu, kurangnya udara segar bisa menyebabkan seseorang merasa cemas.

Yang bisa Anda lakukan: Usahakan berada di area dengan ventilasi baik dimana udara secara teratur tersegarkan. Jangan berada di dalam ruangan terlalu lama dan pastikan Anda keluar setidaknya dua kali selama hari kerja normal. Pun, ketika Anda memasuki area dengan suhu yang lebih rendah, usahakan lindungi diri Anda dengan syal untuk menghindari kontak langsung dengan udara dingin.

4. Kesulitan bernapas

Ketika AC dan salurannya tidak dibersihkan secara baik dan teratur, maka benda-benda ini menjadi lahan subur bagi perkembangan patogen seperti jamur dan bakteri. Ketika bakteri ditransmisikan lewat AC, mereka bisa menyebabkan sejumlah gangguan pernapasan, termasuk batuk, mengi dan sesak napas.

“Yang lebih berbahaya adalah orang-orang terus bernapas di udara seperti itu dimana infeksi bisa dengan mudah menular dari satu orang ke orang lainnya,” kata Aggarwal.

Yang bisa Anda lakukan: Pastikan bahwa penyaring dan saluran AC di kantor Anda dibersihkan secara menyeluruh dan rutin. Juga, cobalah berada di kawasan berventilasi.

5. Apakah AC lebih berpengaruh pada wanita ketimbang pria?
Riset terbaru mengklaim wanita merasa lebih kedinginan ketimbang pria di suhu yang sama. Alasan perbedaan ini bisa disebabkan karena tingkat metabolisme istirahat wanita. Ukuran tubuh dan rasio lemak otot juga memainkan peranan dalam menjaga tubuh lebih hangat. Karena wanita pada umumnya berukuran lebih kecil, maka mereka cenderung merasa lebih kedinginan dibanding pria. Sejumlah kajian menunjukkan wanita butuh kondisi hampir 4 derajat lebih hangat di lokasi yang sama dengan pria.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5513 seconds (0.1#10.140)