Kekayaan Etnik Sumatera
A
A
A
KEKAYAAN budaya di Sumatera menjadi inspirasi desainer Itang Yunasz. Dalam pergelarannya bertema ”Puspa Ragam Andalas” memperkenalkan koleksi baju muslim Kamilaa, lini busana untuk wanita, dan Preview, lini busana untuk pria, beberapa waktu lalu.
Sejak mem utusk an untu k menjadi desainer busana muslim, Itang Yunasz telah menempatkan kreasinya pada rancangan yang senantiasa mencitrakan gambaran perempuan yang penuh sofistikasi dalam balutan busana yang menjadikannya berkelas. Koleksi busana yang merayakan keindahan kaum perempuan dalam kesantunan berbusana.
”Saya merangkai keindahan yang saya rekam dalam benak saat berkunjung ke Pulau Sumatera. Andalas menyimpan kekayaan ragam songket dari ujung Aceh hingga Palembang, yang saya terjemahkan ke dalam gaya busana era tahun 1980-an, namun dengan gaya terkini untuk tren mendatang,” ujar Itang Yunasz.
Rancangan Itang selalu merupakan rekaman pengalaman berkreasinya selama bertahun-tahun. Sang perancang benar-benar menggunakan kemampuannya untuk menawarkan sesuatu yang baru, berbau Indonesia, berkesan modern dalam motif dan gaya rancangan, wearable , berselera tinggi, namun dijual dengan harga yang sangat terjangkau.
Lewat cara itu, Itang mendapatkan ide segar untuk mengemukakan keelokan yang inspiratif bagi dunia mode dan menjadi ciri khas koleksi Kamilaa. Peragaan lini kedua Itang Yunasz ini merupakan peragaan yang ditunggu-tunggu masyarakat luas. Itu karena koleksi Kamilaa dan Preview didedikasikan untuk menyambut bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
Koleksi kaya ragam, diantarkan Itang yang menggambarkan wanita muda masa kini sebagai sosok kuat yang semakin sadar untuk menampilkan gaya personal, yang menjadikan dirinya sebagai perempuan berpenampilan feminin, atau bergaya elegan, bisa juga tampil unik, atau aneka karakter lain yang sesuai dengan dirinya. Dibutuhkan perancang yang sangat kreatif dan dapat melakukan pemutakhiran busana muslim untuk melayani tuntutan dari para wanita yang bervariasi itu.
Sang perancang pun tidak pernah kehabisan ide untuk menjawab permintaan pasar seperti ini dan selalu menawarkan sesuatu yang baru. Variasi gaya wanita itu tergambar melalui karakter desain yang juga beragam, mulai terusan ringan berkesan muda, busana berkonstruksi kuat, terusan berdraperi, atau bahkan gaun mewah kaya ornamen.
Koleksi yang ditawarkan sangat kaya ragam, kaya warna dan kaya motif. Dalam koleksi Kamilaa, motif cetak menjadi primadona. Mengedepankan siluet sederhana namun bergaya, Itang memunculkan potongan rok lurus yang rapat, atau rok melebar yang disusun dari pecahan bahan bermotif patchwork .
Koleksi menghidupkan kembali gaya busana era tahun 1980-an lewat palet warna terang yang merentang lebar, mulai dari biru, turquoise , hijau, kuning kenari, merah marun, shocking pink , hingga oranye. Sang desainer juga mengadopsi motif songket yang dicetak di atas bahan, hingga sulaman dan bordir kaya motif. Bahkan, desain kaya motif itu masih ditambah dengan tampilan baju bertumpuk, melebar, dan tumpang tindih.
Bajubaju itu sudah sangat jauh bermetamorfosis tanpa kesan berlebihan. Sentuhan dan tawaran baru pada gaya pun terus diperbaharui. Di tangan dingin Itang, bersama tim penata gaya yang kuat, busana berpotongan sederhana seperti kaftan yang lurus diubah menjadi blus yang bervolume, atau selembar kain tipis yang dililitkan di atas rok bermotif, lalu lilitan dinaikkan ke atas kepala menutupi turban , membuat busana-busana itu berubah rupa menjadi sebuah penampilan baru.
Singkatnya, di tengah koleksi Kamilaa yang kaya ragam itu, Itang mengajak kaum muda untuk pandai-pandai memainkan padu padan hingga mendapat gaya yang sesuai dengan selera pribadi. Memantaskan penampilan Kamilaa, koleksi Preview untuk para pria tampil lebih bergaya. Motif bordir yang biasanya tampil senada dengan warna bahan, kini hadir dalam warna kontras, dengan ukuran yang diperbesar pula.
Padanan kemeja koko berlengan pendek maupun berlengan panjang itu berupa celana-sarung berwarna polos, atau celana lurus, atau jodhpur dari kain songket berwarna terang.
Dyah ayupamela
Sejak mem utusk an untu k menjadi desainer busana muslim, Itang Yunasz telah menempatkan kreasinya pada rancangan yang senantiasa mencitrakan gambaran perempuan yang penuh sofistikasi dalam balutan busana yang menjadikannya berkelas. Koleksi busana yang merayakan keindahan kaum perempuan dalam kesantunan berbusana.
”Saya merangkai keindahan yang saya rekam dalam benak saat berkunjung ke Pulau Sumatera. Andalas menyimpan kekayaan ragam songket dari ujung Aceh hingga Palembang, yang saya terjemahkan ke dalam gaya busana era tahun 1980-an, namun dengan gaya terkini untuk tren mendatang,” ujar Itang Yunasz.
Rancangan Itang selalu merupakan rekaman pengalaman berkreasinya selama bertahun-tahun. Sang perancang benar-benar menggunakan kemampuannya untuk menawarkan sesuatu yang baru, berbau Indonesia, berkesan modern dalam motif dan gaya rancangan, wearable , berselera tinggi, namun dijual dengan harga yang sangat terjangkau.
Lewat cara itu, Itang mendapatkan ide segar untuk mengemukakan keelokan yang inspiratif bagi dunia mode dan menjadi ciri khas koleksi Kamilaa. Peragaan lini kedua Itang Yunasz ini merupakan peragaan yang ditunggu-tunggu masyarakat luas. Itu karena koleksi Kamilaa dan Preview didedikasikan untuk menyambut bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
Koleksi kaya ragam, diantarkan Itang yang menggambarkan wanita muda masa kini sebagai sosok kuat yang semakin sadar untuk menampilkan gaya personal, yang menjadikan dirinya sebagai perempuan berpenampilan feminin, atau bergaya elegan, bisa juga tampil unik, atau aneka karakter lain yang sesuai dengan dirinya. Dibutuhkan perancang yang sangat kreatif dan dapat melakukan pemutakhiran busana muslim untuk melayani tuntutan dari para wanita yang bervariasi itu.
Sang perancang pun tidak pernah kehabisan ide untuk menjawab permintaan pasar seperti ini dan selalu menawarkan sesuatu yang baru. Variasi gaya wanita itu tergambar melalui karakter desain yang juga beragam, mulai terusan ringan berkesan muda, busana berkonstruksi kuat, terusan berdraperi, atau bahkan gaun mewah kaya ornamen.
Koleksi yang ditawarkan sangat kaya ragam, kaya warna dan kaya motif. Dalam koleksi Kamilaa, motif cetak menjadi primadona. Mengedepankan siluet sederhana namun bergaya, Itang memunculkan potongan rok lurus yang rapat, atau rok melebar yang disusun dari pecahan bahan bermotif patchwork .
Koleksi menghidupkan kembali gaya busana era tahun 1980-an lewat palet warna terang yang merentang lebar, mulai dari biru, turquoise , hijau, kuning kenari, merah marun, shocking pink , hingga oranye. Sang desainer juga mengadopsi motif songket yang dicetak di atas bahan, hingga sulaman dan bordir kaya motif. Bahkan, desain kaya motif itu masih ditambah dengan tampilan baju bertumpuk, melebar, dan tumpang tindih.
Bajubaju itu sudah sangat jauh bermetamorfosis tanpa kesan berlebihan. Sentuhan dan tawaran baru pada gaya pun terus diperbaharui. Di tangan dingin Itang, bersama tim penata gaya yang kuat, busana berpotongan sederhana seperti kaftan yang lurus diubah menjadi blus yang bervolume, atau selembar kain tipis yang dililitkan di atas rok bermotif, lalu lilitan dinaikkan ke atas kepala menutupi turban , membuat busana-busana itu berubah rupa menjadi sebuah penampilan baru.
Singkatnya, di tengah koleksi Kamilaa yang kaya ragam itu, Itang mengajak kaum muda untuk pandai-pandai memainkan padu padan hingga mendapat gaya yang sesuai dengan selera pribadi. Memantaskan penampilan Kamilaa, koleksi Preview untuk para pria tampil lebih bergaya. Motif bordir yang biasanya tampil senada dengan warna bahan, kini hadir dalam warna kontras, dengan ukuran yang diperbesar pula.
Padanan kemeja koko berlengan pendek maupun berlengan panjang itu berupa celana-sarung berwarna polos, atau celana lurus, atau jodhpur dari kain songket berwarna terang.
Dyah ayupamela
(ftr)