Razia Sultan Wanita Inspiratif

Kamis, 21 Mei 2015 - 09:35 WIB
Razia Sultan Wanita Inspiratif
Razia Sultan Wanita Inspiratif
A A A
RAZIA Sultan merupakan wanita yang menjadi penguasa pertama di Delhi, India, pada abad ke-13.

Kepemimpinannya mampu membawa perubahan besar dan melahirkan kejayaan Islam. Namun, perjalanannya tidak mudah. Kisahnya yang menarik dan inspiratif ini membuat Zee Entertainment dan MNCTV bekerja sama untuk menayangkan serial tersebut.

MNCTV melihat kisah Razia Sultan ini tidak sekadar tontonan yang menghibur, juga banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya. Pada kunjungannya ke redaksi KORAN SINDO Jumat (15/5), Ahmad Alhafiz selaku Corporate Secretary Department Head MNCTV menjelaskan, serial Razia Sultan ini akan menjadi serial unggulan MNCTV yang ditayangkan selama Ramadan, tetapi kisahnya sudah bisa disaksikan mulai 8 Juni pukul 20.00 WIB.

“Selain suguhan drama yang menarik, serial Razia Sultan ini penuh pesan moral berupa nilai-nilai kesetaraan gender, nilai islami, serta nilai perjuangan yang sangat kental,” kata Ahmad. Di negara asalnya, serial yang dibintangi Pankhuri Awasthy sebagai Razia ini mulai tayang pada 6 Maret lalu dan menjadi acara yang digemari. “Razia Sultan juga didukung oleh para pemain yang berasal dari kalangan selebriti India yang tengah naik daun,” ujarnya.

Razia Sultan merupakan wanita muslim yang berhasil mengubah pandangan orang-orang terhadap perempuan pada zamannya. Pada abad ke-13, perempuan masih dipandang sebagai gender kedua. Bahkan dunia pendidikan, politik, dan sastra, merupakan hal yang dilarang untuk dipelajari. Pandangan ini perlahanlahan luntur seiring diangkatnya Razia Sultan sebagai Sultan Delhi, India, pada 1236-1240. Kepribadiannya mengungguli kakak laki-lakinya, Ruknuddin Firuz.

Hal itu membuat Shamsuddin Iltutmush, ayah Razia, lebih memilih anak perempuannya itu untuk memimpin Delhi. Mendengar hal ini, para bangsawan muslim tidak setuju. Setelah Shamsuddin meninggal, Razia terpaksa harus mengalah dan menyerahkan tahtanya kepada sang kakak untuk memimpin Delhi. Namun, menjadi Sultan, Ruknuddin menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berpesta dan menghambur-hamburkan uang.

Sekitar tujuh bulan setelah menjabat, Ruknuddin dibunuh diam-diam tanpa diketahui siapa pembunuhnya. Setelah peristiwa itu, Razia diizinkan para bangsawan muslim untuk memimpin Delhi. Razia berpakaian seperti laki-laki, dia pemimpin yang efisien dan memiliki semua sifat seorang pemimpin kerajaan. Setelah terpilih menjadi Sultan, Razia segera menyelesaikan pembuatan hukum dan aturan untuk wilayah Delhi.

Sistem pemerintahan yang dicetuskan ini menjadi titik awal berkembangnya Delhi. Dia juga membangun jalan yang menurutnya sangat penting untuk perkembangan sebuah kota. Penggalian sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi rakyat menjadi salah satu gebrakan yang sangat berpengaruh bagi kota tersebut. Sukses membenahi infrastruktur kota, Razia ikut mendukung perkembangan seni dan budaya.

Kepemimpinannya membuat perombakan besar dan cepat bagi Delhi ini sangat terasa hingga saat ini. Namun, pada masa pemerintahannya, Malik Altunia, Gubernur Bhatinda, bergabung dengan gubernur lain menolak pemerintahan Razia. Pertarungan antara Razia dan Altunia mengakibatkan Razia dipenjara. Setelah bebas, untuk keselamatannya, dia setuju menikah dengan Altunia.

Pada saat itu saudara Razia, Muizuddin Bahram Shah sudah merebut tahta Razia. Ketika Razia dan Altunia merebut kembali tahta melalui pertempuran, keduanya kalah dan pergi ke Kaithal. Di sana mereka dirampok dan terbunuh pada 13 Oktober 1240. Sebelum dibuat serial, Razia Sultan pernah diangkat ke layar lebar pada 1983.

Kamal Amrohi menjadi penulis sekaligus sutradara film tersebut. Dia menggandeng Hema Malini, Parveen Babi, dan Dharmendra sebagai pemeran utama.

Dwi nur ratnaningsih/ fatturahman hakim
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3628 seconds (0.1#10.140)