Penuh Kritik, Dheepan Raih Film Terbaik

Selasa, 26 Mei 2015 - 09:51 WIB
Penuh Kritik, Dheepan Raih Film Terbaik
Penuh Kritik, Dheepan Raih Film Terbaik
A A A
Festival Film Cannes memberi penghargaan tertinggi, Palme d’Or (Palem Emas) kepada film Dheepan arahan Jacques Audiard pada acara puncak ajang bergengsi bagi insan film dunia di Palais Des Festivals, Prancis, Minggu (24/5) waktu setempat.

Penghargaan itu menjadi yang ketiga bagi Jacques di ajang tersebut. Sebelumnya, dua film karyanya berhasil meraih penghargaan Palme d’Or untuk film Rust and Bone (2012) dan A Prophet (2009) dengan piala Grand Prix, penghargaan untuk film terbaik kedua.

Kemenangan Dheepan menjadi yang terbaik ini tidak lepas dari penilaian juri atas kisahnya yang mengangkat tentang imigran dari Sri Lanka. Dheepan berhasil mengalahkan 19 film pesaing lainnya, seperti Son of Saul, Carol , serta Mia Madre (My Mother ).

Namun, terpilihnya Dheepan meraih Palme d’Or ini menuai banyak kritik dari beberapa kritikus film. Meskipun demikian, Joel Coen, salah satu juri festival film tersebut, angkat bicara setelah upacara penghargaan festival film tersebut. “Ini (Festival De Cannes ) bukan juri dari kritikus film,” kata Joel seperti yang dilansir HuffingtonPost.

“Ini adalah juri dari seniman yang sedang melihat karya (seniman) lainnya,” tambah Joel yang ditemani rekan juri lainnya, seperti Guillermo Del Toro dan Jake Gyllenhaal. Dheepan mengambil momen atas tewasnya ratusan imigran yang mencoba melintasi Mediterania untuk mencari pantai Italia.

“Kami semua berpikir bahwa itu (Dheepan ) adalah film yang sangat cantik. Setiap orang memiliki ketertarikan dan antusiasme yang tinggi untuk (film Dheepan ) itu,” kata Joel. Terlepas dari kritikus film, Jacques yang ditemani para pemainnya Kalieaswari Srinivasan dan Antonythasan Jesuthasan saat di atas panggung mengaku sangat berterima kasih atas penghargaan yang diberikan.

“Menerima hadiah dari saudara Coen adalah hal yang luar biasa,” kata Jacques. Sementara untuk penghargaan Grand Prix yang menjadi penghargaan kedua untuk film terbaik diberikan kepada film Son of Saul , film drama mengenai Holocaust yang kejam karya Laszlo Nemes.

Film inilah yang ternyata diunggulkan oleh para kritikus film. Sebagian besar orang berekspektasi film sutradara asal Hongaria ini mendapatkan Palme d’Or, meski juri melihat Dheepan lebih layak. Sementara untuk piala the Best Actress, Rooney Mara dan Emmanuelle Bercot harus rela membagi penghargaan bersama.

Juri berpendapat, akting keduanya dalam film mereka Carol dan Mon Roi sangat sempurna sehingga juri tidak sanggup memutuskan siapa yang lebih baik di antara mereka. Pada kategori aktor terbaik, nama Vincent Lindon tampil sebagai pemenang melalui aktingnya yang memukau di film The Measure of a Man.

Dalam film itu, Vincent menjadi pria yang berjuang mencari nafkah setelah lama tidak bekerja. Sementara penghargaan sutradara terbaik, dewan juri sepakat memberikan penghargaan itu kepada Hou Hsiao-Hsien, sutradara asal Taiwan yang berumur 68 tahun. Melalu film pertamanya setelah delapan tahun lalu, Hou langsung meraih sutradara terbaik atas film Assassin , film drama mengenai seni bela diri.

Fatturahman Hakim
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.5991 seconds (0.1#10.140)