Festival Jajanan Bango Hadirkan 80 Jenis Kuliner Nusantara
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka menjalani misi sosial pelestarian warisan kuliner Nusantara, kecap Bango produksi PT Unilever Indonesia Tbk kembali menggelar festival kuliner akbar tahunan, Festival Jajanan Bango (FJB). Setelah sukses memanjakan lebih dari 75.000 lidah pecinta kuliner di Yogyakarta dan Surabaya melalui ragam hidangan dari Barat hingga Timur Nusantara akhirnya kemeriahan rangkaian FJB di tahun pelaksanaan yang ke-10 ini akan berakhir di Jakarta.
"Tahun ini Bango memiliki misi besar untuk mendorong kecintaan dan kebanggaan masyarakat luas terhadap ragam kekayaan warisan kuliner Nusantara. Sebagai bagian penting dari misi tersebut, kami menghadirkan FJB dengan tema 'Persembahan Kuliner dari Barat ke Timur Nusantara' untuk mengangkat kembali kebanggaan masyarakat Indonesia akan kekayaan ragam kuliner Nusantara, suatu identitas bangsa yang kalau kita abaikan bisa hilang,” papar Nuning Wahyuningsih, Senior Brand Manager Bango PT Unilever Indonesia Tbk, saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta, Minggu (14/6/2015).
Tahun ini, FJB hadir dengan 80 pilihan macam kuliner Indonesia mulai dari Area Indonesia Bagian Barat, Area Indonesia Bagian Tengah, hingga Area Indonesia Bagian Timur. Tak hanya itu, FJB juga menyediakan sebuah galeri berisikan miniatur berbagai jenis kuliner Nusantara yang jumlahnya mencapai 88 jenis yang dapat dilihat dan diabadikan oleh setiap pengunjung yang datang.
"Di antara puluhan kuliner pilihan yang Bango hadirkan bagi masyarakat Surabaya, ada 3 legenda kuliner yang bulan April lalu telah mengharumkan nama Indonesia di pentas kuliner dunia melalui ajang World Street Food Congress 2015 (WSFC 2015) di Singapura. Mereka adalah Gudeg Yu Nap, Kupat Tahu Gempol, dan Ayam Taliwang bersaudara. Di pesta kuliner internasional yang diikuti 12 negara itu, para legenda kuliner Indonesia mendapatkan sambutan luar biasa, karenanya kami turut menghadirkan mereka dalam FJB tahun ini," ujar Nuning.
Selain ketiga legenda kuliner tersebut, di WSFC 2015 hadir pula salah satu legenda kuliner asal Surabaya, yakni Soto Ambengan Pak Sadi yang sayang sekali berhalangan hadir untuk berpartisipasi di FJB 2015. Kehadiran kuliner Indonesia di WSFC 2015 ternyata berhasil meraih kekaguman dari warga Singapura dan khususnya bagi KF Seetoh yang merupakan petualang dan pengamat kuliner dunia.
KF Seetoh mengakui keragaman kuliner Indonesia sangatlah unik dan kaya akan rasa dan warna budaya. Ia juga sempat menjelaskan bahwa stand makanan Indonesia di WSFC 2015 dapat dikatakan cukup laris dan selalu penuh antrean. Menurut dia, hal ini terjadi karena masyarakat Singapura belum mengenal jenis kuliner Indonesia dan merupakan suatu pengalaman baru bagi mereka mencicipi kuliner khas Nusantara.
"Tahun ini Bango memiliki misi besar untuk mendorong kecintaan dan kebanggaan masyarakat luas terhadap ragam kekayaan warisan kuliner Nusantara. Sebagai bagian penting dari misi tersebut, kami menghadirkan FJB dengan tema 'Persembahan Kuliner dari Barat ke Timur Nusantara' untuk mengangkat kembali kebanggaan masyarakat Indonesia akan kekayaan ragam kuliner Nusantara, suatu identitas bangsa yang kalau kita abaikan bisa hilang,” papar Nuning Wahyuningsih, Senior Brand Manager Bango PT Unilever Indonesia Tbk, saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta, Minggu (14/6/2015).
Tahun ini, FJB hadir dengan 80 pilihan macam kuliner Indonesia mulai dari Area Indonesia Bagian Barat, Area Indonesia Bagian Tengah, hingga Area Indonesia Bagian Timur. Tak hanya itu, FJB juga menyediakan sebuah galeri berisikan miniatur berbagai jenis kuliner Nusantara yang jumlahnya mencapai 88 jenis yang dapat dilihat dan diabadikan oleh setiap pengunjung yang datang.
"Di antara puluhan kuliner pilihan yang Bango hadirkan bagi masyarakat Surabaya, ada 3 legenda kuliner yang bulan April lalu telah mengharumkan nama Indonesia di pentas kuliner dunia melalui ajang World Street Food Congress 2015 (WSFC 2015) di Singapura. Mereka adalah Gudeg Yu Nap, Kupat Tahu Gempol, dan Ayam Taliwang bersaudara. Di pesta kuliner internasional yang diikuti 12 negara itu, para legenda kuliner Indonesia mendapatkan sambutan luar biasa, karenanya kami turut menghadirkan mereka dalam FJB tahun ini," ujar Nuning.
Selain ketiga legenda kuliner tersebut, di WSFC 2015 hadir pula salah satu legenda kuliner asal Surabaya, yakni Soto Ambengan Pak Sadi yang sayang sekali berhalangan hadir untuk berpartisipasi di FJB 2015. Kehadiran kuliner Indonesia di WSFC 2015 ternyata berhasil meraih kekaguman dari warga Singapura dan khususnya bagi KF Seetoh yang merupakan petualang dan pengamat kuliner dunia.
KF Seetoh mengakui keragaman kuliner Indonesia sangatlah unik dan kaya akan rasa dan warna budaya. Ia juga sempat menjelaskan bahwa stand makanan Indonesia di WSFC 2015 dapat dikatakan cukup laris dan selalu penuh antrean. Menurut dia, hal ini terjadi karena masyarakat Singapura belum mengenal jenis kuliner Indonesia dan merupakan suatu pengalaman baru bagi mereka mencicipi kuliner khas Nusantara.
(alv)