Volte Bersaing WhatsApp dan Line Call
A
A
A
LEWAT layanan VoLTE (Voice over LTE) dan Wifi Calling, Telkomsel berharap bisa bersaing dengan layanan OTT (over the top) seperti WhatsApp Call, Line Call, dan sejenisnya yang menyediakan fitur panggilan dan video call.
Hal itu disampaikan oleh Vice President Teknologi dan Sistem Telkomsel Ivan Cahya Permana. Menurut Ivan, OTT selama ini memang menjadi rekan operator untuk menarik konsumen menggunakan layanan mereka yang berbasis internet. Namun belakangan orang menjadi pelanggan operator tertentu sematamata karena untuk menikmati layanan OTT yang berbasis internet.
Lambat laun dipastikan layanan voice dan SMS ditinggalkan. Karena itu, operator harus bertindak dengan menciptakan layanan digital sendiri sebagai penanding yang lebih menguntungkan bagi pelanggan. VoLTE dan Wifi Calling yang bekerja sama dengan Huawei ini merupakan layanan panggilan yang menggunakan koneksi jaringan 4G dan teknologi NFV (Network Function Vitualization).
Sehingga pihak operator dapat menghadirkan layanan panggilan dengan kualitas resolusi high definition (HD). Wifi Calling adalah layanan voice yang memanfaatkan akses Wifi, kedua layanan ini dapat digunakan secara bergantian tergantung kualitas masingmasing layanan saat itu. Nantinya kualitas video call yang dihadirkan pun juga akan lebih lancar walau memakai kualitas HD.
Edwin Zhang, Head of Core Network Marketing Huawei Technologies, memaparkan bahwa teknologi dan kedua layanan semacam ini bukanlah hal baru di Eropa. “Menurut laporan GSMA tercatat bahwa di awal 2015 sudah ada 80 negara yang berinvestasi untuk VoLTE dan saat ini sudah ada 16 jaringan komerisal yang menluncurkannya secara komersial,” katanya.
Layanan WiFi Calling atau Voice over WiFi, lanjut Zhang, juga bukan hal baru di Amerika dimana lebih dari 30 smartphoneberbasis Android yang telah mendukung fitur WiFi Calling dan ada 4 operator yang mengkomersialkan layanan ini, yakni T-Mobile dan Sprint di AS, EE di Inggris dan Hutchinson di Hongkong.
Telkomsel di Indonesia akan menjadi operator pertama di Asia Pasifik yang menerapkan kedua layanan tersebut. “OTT mengharus pengguna mengunduh aplikasi untuk menikmati layanannya, sedangkan kami Telkomsel memberikan layanan ini tanpa pelanggan harus mengunduh aplikasi tambahan,” tutur Ivan.
Disinggung soal kapan komersialisasinya dan bagaimana tarif layanan ini pihak Telkomsel masih belum bisa menjelaskan kepastiannya mengingat saat ini masih dalam tahap ujicoba.
“Kalau bisa tahun ini sudah dapat digunakan. Tetapi, tentu masih perlu banyak optimalisasi infrastruktur pendukungnya. Soal tarif mungkin akan dikenakan berdasarkan durasinya, bukan data. Karena layanan ini nantinya dapat dinikmati oleh berbagai perangkat dengan koneksi selain 4G jadi supaya tidak bingung hitungannya,” tambah Adita Irawati, Vice President Corporate Communication Telkomsel.
Pihaknya juga menegaskan bahwa layanan ini nanti tidak akan mengkanibalisasi layanan voice yang ada tapi justru menjadi value add service dari layanan voice yang diberikan.
Cahyandaru kuncorojati
Hal itu disampaikan oleh Vice President Teknologi dan Sistem Telkomsel Ivan Cahya Permana. Menurut Ivan, OTT selama ini memang menjadi rekan operator untuk menarik konsumen menggunakan layanan mereka yang berbasis internet. Namun belakangan orang menjadi pelanggan operator tertentu sematamata karena untuk menikmati layanan OTT yang berbasis internet.
Lambat laun dipastikan layanan voice dan SMS ditinggalkan. Karena itu, operator harus bertindak dengan menciptakan layanan digital sendiri sebagai penanding yang lebih menguntungkan bagi pelanggan. VoLTE dan Wifi Calling yang bekerja sama dengan Huawei ini merupakan layanan panggilan yang menggunakan koneksi jaringan 4G dan teknologi NFV (Network Function Vitualization).
Sehingga pihak operator dapat menghadirkan layanan panggilan dengan kualitas resolusi high definition (HD). Wifi Calling adalah layanan voice yang memanfaatkan akses Wifi, kedua layanan ini dapat digunakan secara bergantian tergantung kualitas masingmasing layanan saat itu. Nantinya kualitas video call yang dihadirkan pun juga akan lebih lancar walau memakai kualitas HD.
Edwin Zhang, Head of Core Network Marketing Huawei Technologies, memaparkan bahwa teknologi dan kedua layanan semacam ini bukanlah hal baru di Eropa. “Menurut laporan GSMA tercatat bahwa di awal 2015 sudah ada 80 negara yang berinvestasi untuk VoLTE dan saat ini sudah ada 16 jaringan komerisal yang menluncurkannya secara komersial,” katanya.
Layanan WiFi Calling atau Voice over WiFi, lanjut Zhang, juga bukan hal baru di Amerika dimana lebih dari 30 smartphoneberbasis Android yang telah mendukung fitur WiFi Calling dan ada 4 operator yang mengkomersialkan layanan ini, yakni T-Mobile dan Sprint di AS, EE di Inggris dan Hutchinson di Hongkong.
Telkomsel di Indonesia akan menjadi operator pertama di Asia Pasifik yang menerapkan kedua layanan tersebut. “OTT mengharus pengguna mengunduh aplikasi untuk menikmati layanannya, sedangkan kami Telkomsel memberikan layanan ini tanpa pelanggan harus mengunduh aplikasi tambahan,” tutur Ivan.
Disinggung soal kapan komersialisasinya dan bagaimana tarif layanan ini pihak Telkomsel masih belum bisa menjelaskan kepastiannya mengingat saat ini masih dalam tahap ujicoba.
“Kalau bisa tahun ini sudah dapat digunakan. Tetapi, tentu masih perlu banyak optimalisasi infrastruktur pendukungnya. Soal tarif mungkin akan dikenakan berdasarkan durasinya, bukan data. Karena layanan ini nantinya dapat dinikmati oleh berbagai perangkat dengan koneksi selain 4G jadi supaya tidak bingung hitungannya,” tambah Adita Irawati, Vice President Corporate Communication Telkomsel.
Pihaknya juga menegaskan bahwa layanan ini nanti tidak akan mengkanibalisasi layanan voice yang ada tapi justru menjadi value add service dari layanan voice yang diberikan.
Cahyandaru kuncorojati
(ftr)