Peduli Sampah Gunung

Minggu, 05 Juli 2015 - 11:49 WIB
Peduli Sampah Gunung
Peduli Sampah Gunung
A A A
Makin banyak anak muda maupun orang dewasa yang tertarik melakukan ekspedisi ke gunung. Tidak semua merupakan pencinta alam.

Belakangan backpacker maupun sekadar penikmat alam juga ingin menjelajah gunung. Namun, apakah kesadaran akan sampah gunung sudah dipahami? Karena itulah, Trashbag Community ada. Komunitas yang peduli sampah gunung ini bergerak di bidang moral dan kampanye idealis, mengajak anggota dan khalayak dari beberapa organisasi di seluruh Indonesia melalui kampanye “Gunung Bukan Tempat Sampah”.

Berdiri pada 11 November 2011 silam, di Taman Nasional Gunung Pangrango (TNGP) Cibodas, komunitas ini mengajak kepedulian terhadap sampah gunung lewat 3 metode. Di antaranya melalui aksi, anggotanya bergerak membenahi sampah gunung, kemudian edukasi dengan sosialisasi program ke teman-teman pendaki melalui seminar di berbagai tempat, dan pengawasan yang mengajak anggotanya menembus teman-teman pendaki untuk terus menularkan kampanye kesadaran peduli sampah gunung agar tidak ditinggalkan.

“Anggota kami saat ini sekitar 2.700 orang di seluruh Indonesia, dibagi dalam dua kategori yang aktif sekitar 1.000 orang dan sisanya sekitar 1.000 merupakan simpatisan,” ujar Imam Sukamto, Sekjen Trashbag Community saat dihubungi KORAN SINDO . Trashbag Community sudah memiliki wakil-wakil di kepengurusan daerah sehingga ada yang mengoordinasikan ketika ada kegiatan besar seperti milad dan Sapu Jagad.

Selama hampir 4 tahun Trashbag Community berdiri, menurut Imam, telah bergulir salah satunya program Sapu Jagad, yaitu operasi sapu bersih pembersihan gunung yang dilakukan setahun sekali. Tahun pertama kegiatan ini, Trashbag Community melakukannya di Gunung Slamet, kemudian pada tahun kedua operasi tersebut meningkat dilakukan di 5 gunung, hingga rencananya pada 12 September nanti, ada 15 gunung di Indonesia yang akan jadi target.

“Sapu Jagad menjadi momen penting, kita selalu lakukan tiap tahun dan lokasi gunung terus meningkat. Ini jadi agenda kita untuk misi ditetapkannya 11 November sebagai Hari Bersih Gunung Indonesia,” tambah Imam. Menurut Imam, pentingnya edukasi dan terus mengajak pendaki sadar gunung perlu terus disosialisasikan. Itu karena yang terjadi sekarang tren naik gunung, kebanyakan mereka mendaki terlebih dahulu, baru kemudian belajar tentang etika, pengenalan kawasan konservasi, serta mengetahui zona-zona yang ada di gunung.

Seperti zona wisata, zona pemanfaatan, maupun zona rimba. “Seharusnya belajar dulu, punya pengetahuan tentang gunung, baru kemudian mendaki. Banyaknya korban tewas di gunung kan sebetulnya karena minim pengetahuan,” sebutnya.

dyah ayu pamela
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7758 seconds (0.1#10.140)