ECMO, Pulihkan dari Gagal Jantung dan Paru-paru Akut
A
A
A
JAKARTA - Rumah sakit Gleneagles Singapura memperkenalkan salah satu teknologi medis andalannya, Oksigenasi Membran Extracorporeal (ECMO).
ECMO diklaim dapat bertindak sebagai pengganti fungsi jantung dan paru-paru yang lemah. Setiap tahunnya alat ini, telah berhasil membantu 10-15 pasien untuk melewati masa kritis ketika mengalami kegagalan fungsi jantung dan paru-paru.
ECMO terdiri dari sebuah pompa dan beberapa tabung. “Pompa akan menarik darah dari pasien melalui tabung, memompa darah melalui membran oxygenator dan kemudian kembali ke pasien. Membran oxygenator bertindak seperti paru-paru, menambahkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari darah,” papar Ahli Bedah Toraks dan Kardiovaskular Gleneagles Hospital, dr Su Jang Wen di Plaza Bapindo, Jakarta, Rabu (8/7/2015).
ECMO digunakan sampai akhirnya jantung atau paru-paru dapat kembali berfungsi normal. Sementara, lamanya penggunaan ECMO tergantung dari perkembangan kondisi jantung atau paru-paru pasien.
“Selama pemasangan ECMO pada pasien, tim dokter akan tinggal di rumah sakit untuk mengontrol perkembangan jantung minute by minute, sehingga kita dapat melihat sejauh mana perkembangan pasien untuk pulih sebelum kami melepas alat tersebut,” ujar dr Su Jang Wen.
Biasanya ECMO digunakan ketika pasien mengidap myocarditis atau peradangan pada otot jantung yang diakibatkan oleh infeksi virus, sehingga menyebabkan drastisnya penurunan kerja jantung pada penderitanya.
Namun, tak jarang digunakan dalam kasus gagal jantung, serangan jantung dan shock kardiogenik, di mana jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh, pasca operasi jantung terbuka atau gagal nafas.
Tidak hanya itu, ECMO juga digunakan untuk menolong pasien yang mengalami kegagalan pernapasan akibat penyakit flu. Namun, harganya yang terbilang mahal membuat ECMO tidak dapat digunakan oleh sembarang pasien.
"Rumah sakit Gleneagles selalu memilih pasien dengan sangat hati-hati dalam menggunakan ECMO yang dikarenakan teknologi ini merupakan perawatan mahal," kata dia.
Melalui adanya ECMO, dr Su Jan Weng berharap agar alat ini dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung atau paru-paru.
“Kami akan selalu meningkatkan teknologi ECMO agar nantinya resiko penggunaan berada pada titik terndah dan dapat menolong lebih banyak pasien," tutup dr Su Jan Weng.
ECMO diklaim dapat bertindak sebagai pengganti fungsi jantung dan paru-paru yang lemah. Setiap tahunnya alat ini, telah berhasil membantu 10-15 pasien untuk melewati masa kritis ketika mengalami kegagalan fungsi jantung dan paru-paru.
ECMO terdiri dari sebuah pompa dan beberapa tabung. “Pompa akan menarik darah dari pasien melalui tabung, memompa darah melalui membran oxygenator dan kemudian kembali ke pasien. Membran oxygenator bertindak seperti paru-paru, menambahkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari darah,” papar Ahli Bedah Toraks dan Kardiovaskular Gleneagles Hospital, dr Su Jang Wen di Plaza Bapindo, Jakarta, Rabu (8/7/2015).
ECMO digunakan sampai akhirnya jantung atau paru-paru dapat kembali berfungsi normal. Sementara, lamanya penggunaan ECMO tergantung dari perkembangan kondisi jantung atau paru-paru pasien.
“Selama pemasangan ECMO pada pasien, tim dokter akan tinggal di rumah sakit untuk mengontrol perkembangan jantung minute by minute, sehingga kita dapat melihat sejauh mana perkembangan pasien untuk pulih sebelum kami melepas alat tersebut,” ujar dr Su Jang Wen.
Biasanya ECMO digunakan ketika pasien mengidap myocarditis atau peradangan pada otot jantung yang diakibatkan oleh infeksi virus, sehingga menyebabkan drastisnya penurunan kerja jantung pada penderitanya.
Namun, tak jarang digunakan dalam kasus gagal jantung, serangan jantung dan shock kardiogenik, di mana jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh, pasca operasi jantung terbuka atau gagal nafas.
Tidak hanya itu, ECMO juga digunakan untuk menolong pasien yang mengalami kegagalan pernapasan akibat penyakit flu. Namun, harganya yang terbilang mahal membuat ECMO tidak dapat digunakan oleh sembarang pasien.
"Rumah sakit Gleneagles selalu memilih pasien dengan sangat hati-hati dalam menggunakan ECMO yang dikarenakan teknologi ini merupakan perawatan mahal," kata dia.
Melalui adanya ECMO, dr Su Jan Weng berharap agar alat ini dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung atau paru-paru.
“Kami akan selalu meningkatkan teknologi ECMO agar nantinya resiko penggunaan berada pada titik terndah dan dapat menolong lebih banyak pasien," tutup dr Su Jan Weng.
(nfl)