Reinterpretasi Feminin Pink

Rabu, 22 Juli 2015 - 10:48 WIB
Reinterpretasi Feminin...
Reinterpretasi Feminin Pink
A A A
DI antara warna kalem pastel, pink adalah palet yang begitu populer di kalangan wanita. Belakangan merah muda atau pink pada busana yang mencerminkan sisi feminitas tersebut ikut dieksplorasi dalam berbagai trik oleh beberapa label, seperti Chanel, Prada, Erdem, Dolce & Gabbana, dan Roksanda di panggung mode.

Mengingatkan masa kecil pada mainan Barbie, sebagai wanita tentunya warna merah muda kerap ditemukan di dalam lemari pakaian sebagai warna favorit. Di catwalk musim gugur/dingin 2015 ada banyak pembaharuan tampilan pink yang diciptakan para desainer. Hingga kaum minoritas wanita yang tak menyukai palet ini pun bisa mencintai nada feminin tersebut.

Inspirasinya juga tak hanya datang dari catwalk, di karpet merah pesohor, seperti Ruth Wilson dan Kendall Jenner ikut memopulerkan nuansa merah muda pada gaun mereka. Tak murni harus merah muda yang terkesan redup bila dibandingkan dengan gaun merah menyala, Wilson dan Jenner mengambil perhatian dengan pink fuchsia sehingga permainan warna pink tersebut tak hanya berhenti sampai pada skala catwalk.

Namun, ada yang perlu diperhatikan ketika memakai busana pink ini. Warna rambut dan kulit harus ditelaah apakah sesuai atau tidak berseberangan. Jika tampilan dasar sudah pucat dengan merah muda, Anda akan tampak jauh dari perhatian. Contoh yang diberikan Wilson dalam menerapkan lipstik merah untuk make up -nya merupakan satu pilihan cerdas agar ketika memakai warna merah muda tak menjadi terlampau pucat.

Selanjutnya, penggunaan palet merah muda tak selalu harus mendominasi keseluruhannya. Bisa jadi samar, menjadi pecah, atau dikombinasikan bersama palet warna dan motif senada, dengan tentunya tetap merangkul kesan femininnya. “Misalnya hanya menempel sebagai color-blocking di beberapa tingkat warna Pantone.

Jika memakai warna lain harus serasi, hijau mint dengan pink pucat akan tampak menyenangkan atau agak mencolok tajam dengan merah,” tulis Jessica Bumpus, penulis fashion di vogue.co.uk. Di label Prada, palet pink bermain pada inkarnasi grafis yang dalam beberapa hal bekerja di aksesori yang berani. Prada melakukannya dengan baik lewat aksesori bros besar dan klip rambut untuk memberi tampilan eyecatching pada busana pink -nya.

Sementara di Chanel, pada rancangan dress ditemukan warna pink yang berbaur dengan ungu pucat. Untuk koleksi Chanel, acara cruise edisi musim semi/panas 2015 yang diadakan di Seoul juga terdapat busana pink yang diberikan tambahan embellishment di pinggir baju agar lebih berkilau. Kemudian di label Erdem, tak sertamerta pink tampil secara gamblang.

Dipilih pink fuchsia yang berupa penampakan motif dengan sisi feminin bunga-bunga bermekaran. Bermain dengan color-block , Roksanda berusaha menampilkan harmoni permainan warna pink dengan padu pada pink, fuchsia, serta ungu. Perpaduan tersebut ikut diberi tambahan elemen senada untuk aksesori sepatu yang juga eyecatching.

Pada label yang kerap menuangkan ide klasik era Renaisance, Dolce & Gabbana secara baik menerapkan pink pucat sebagai warna dasar sebuah medium dress . Tampil memikat, ada penambahan elemen bunga di atas dress dengan warna merah menyala sebagai pelecut. Untuk koleksi yang paling baru, label Armani untuk haute couture Paris musim gugur/dingin 2015 juga ditemukan palet feminin pink.

Fuchsia dan pink adalah dua warna yang hadir, selain dominasi warna gelap, muncul pada mantel bulu-bulu. “Merah muda terkesan terpisah, tidak ada gimmicks , tidak ada bentuk menantang di siluet itu, seolah-olah fuchsia telah menyerap semua kecenderungan glamor yang abadi, fokus yang diterapkan Armani,” tulis Lisa Armstrong, kolumnis mode di telegraph.co.uk.

Dyah ayu pamela
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1221 seconds (0.1#10.140)