Si Hitam yang Sedang Tren

Senin, 17 Agustus 2015 - 09:42 WIB
Si Hitam yang Sedang Tren
Si Hitam yang Sedang Tren
A A A
DUNIA kuliner sedang dihebohkan dengan kehadiran arang hitam yang bukan hanya menjadikan tampilan makanan unik, juga diyakini mengandung manfaat kesehatan. Sebut saja untuk detoksifikasi. Lantas bagaimana dengan keamanannya?

Tren terbaru di dunia kuliner selalu sukses menjadi daya tarik bagi masyarakat, khususnya kaum urban. Mereka rela berburu hingga mengeluarkan kocek yang tidak sedikit untuk mendapatkan jajanan “kekinian” tersebut. Kali ini makanan yang tengah naik daun berwarna hitam. Jika Anda menebak warna hitam itu datang dari tinta cumi, Anda salah.

Adapun yang sedang hit justru penggunaan arang hitam pada sejumlah makanan. Warna hitam itu dibuat dari bahan alami, seperti arang bambu, kayu, atau jerami dan mengandung natural activated charcoal. Tren makanan berwarna hitam dengan menggunakan pewarna dari arang ini mulanya muncul di Jepang beberapa tahun lalu. Barulah setelah sejumlah gerai burgerdi negeri tersebut menggunakan roti (bun) berwarna hitam, kepopulerannya mulai mendunia, termasuk di Tanah Air.

Di Indonesia, Anda yang penasaran dengan rasa burgerhitam bisa bertandang ke Blacklisted Coffee. Tempat yang disebut bistro atau gabungan dari restoran sekaligus kafe ini menawarkan burger hitam yang terbuat dari arang atau charcoalkhusus makanan. Eitsjangan merasa seram dulu melihat tampilannya yang hitam karena di balik presentasinya, burgerini justru menjadi favorit pelanggan.

“Patty burger dimarinasi dulu yang diambil dari daging sapi Australia, lalu dioles dengan honey mustard, bun-nya lembut. Diberi beef bacon, bawang bombai, selada, dan keju leleh serta disajikan dengan coleslaw dan potato wedges,” ujar James selaku Outlet Manager Blacklisted Coffee saat KORAN SINDO berkunjung ke bistro ini.

James mengatakan, burgerhitam besutan bistroini menjadi salah satu menu yang banyak dicari pelanggan. Banyak di antara mereka yang sudah bosan dengan burgerbiasa. Kehadiran burgerhitam dengan bun yang tebal lagi legit ini menjadi kenikmatan tersendiri bagi penikmat kuliner. Tidak hanya menyajikan satu macam menu burgerhitam.

Tempat ini juga memanjakan pelanggannya dengan varian lain dari burger hitam. Sebut saja my irresistable burgerdan bacon absolutely delicious. “Kami menawarkan variasi burgerlain, meski warnanya hitam, tidak memengaruhi rasanya. Malah Ada manfaat kesehatan yang ditawarkan dari burgerhitam ini,” ujar James.

Sementara itu, ajang festival musim gugur yang identik dengan kue bulan, juga dimeriahkan dengan kehadiran kue bulan berbahan arang hitam. Kreasi kue bulan unik ini merupakan hasil tangan dingin dari Executive Chinese Chef John Chu JW Marriott Hotel Jakarta dalam rangka merayakan festival kue bulan yang jatuh pada 26 September mendatang.

Agar kue bulan dengan arang bambu tersebut lebih kaya rasa, John menambahkan pandan dan kelapa yang membuatnya menjadi lebih gurih dan beraroma harum. Makanan yang sudah ditambahkan pewarna alami dari arang hitam tersebut, diyakini baik untuk kesehatan. Terutama bagi mereka yang ingin melakukan detoksifikasi racun-racun di dalam tubuh.

Hal ini amat diyakini oleh penyanyi cantik Alena Wu. Bagi Alena yang menyukai wisata kuliner, dia rutin melakukan detoksifikasi tubuh secara berkala. “Tapi untungnya sekarang tidak perlu repot lagi untuk detoks, tanpa pil, enak, dan mengenyangkan,” kata Alena.

Apa rahasianya? Rupanya Alena ikut terlena akan manfaat yang ditawarkan natural activated charcoal. Dia merupakan salah seorang pelanggan loyal Sour Sally black sakura yang resmi dirilis beberapa bulan lalu. Pendiri dan CEO Sour Sally Ie Donny Pramono mengatakan, boleh dibilang label miliknya tersebut merupakan frozen yoghurtpertama di dunia yang mengandung natural activated charcoal.

“Kandungan charcoal aktif membantu proses detoksifikasi racun-racun dan zat kimia yang terdapat dalam pencernaan,” pungkas Donny. Kita tunggu saja kemunculan makanan berbahan charcoalini yang lain.

Sri noviarni
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6806 seconds (0.1#10.140)