Pergelaran Sasikirana di New York

Rabu, 02 September 2015 - 08:49 WIB
Pergelaran Sasikirana di New York
Pergelaran Sasikirana di New York
A A A
Setelah sukses menggelar peragaan busana di Kaftan Fashion Festival 2015 dan Hello Indonesia di London, Inggris, desainer muda asal Sumatera Utara, Anniesa Hasibuan, kembali menggelar peragaan busana Couture New York Fashion Week pada 12 September mendatang.

Di peragaan busana di The Crown Plaza Time Square, Manhattan, New York tersebut, Anniesa memilih tema “Sasiki - rana”. “Sasikirana dalam bahasa Sanskerta, artinya terang bulan, sesuai dengan apa yang menjadi ciri khas fashion kami yang ada unsurunsur gold- nya,” ujar Anniesa di Plataran, Dharmawansa, Jakarta, Sabtu (29/8).

Anniesa melanjutkan, “Sebagai bukti kecintaan terhadap Indonesia, saya juga akan mengaplikasikan unsur batik prada yang berasal dari Jawa Tengah di desain-desain kaftan saya.” Dalam bahasa Jawa, prada berarti emas. Batik prada adalah batik yang mendapat sentuhan unik berupa lapisan warna ke - emasan.

Penambahan lapisan keemasan di batik prada tentunya menambah kesan mewah, anggun, dan glamor. Begitu pun dengan desain yang akan disuguhkan Anniesa. Di koleksinya nanti, Anniesa menambahkan banyak detail payet karena merupakan ciri khas koleksi busananya. “Full payet merupakan ciri khas busana saya. Payet sedetail itu mungkin sudah melihatkan garis line saya sendiri. Dengan catatan Middle East , tetapi bagaimana caranya kita padukan dengan aksen Jawa,” ujar Anniesa.

Sementara itu, untuk warna, wanita berusia 28 tahun tersebut mengaku mengurangi warna hitam dan lebih menampilkan warnawarna baru seperti broken white dan gold . “Warnanya tidak jauh berbeda dengan fashion show sebelumnya, saya kombinasikan dengan gaya Arabian . Sekarang saya juga lebih banyak menggunakan warna putih, gold, dan broken white ,” sebut Anniesa.

Di pergelaran tersebut, Anniesa menampilkan 15 karya. Satu di antaranya adalah koleksi terbaiknya yang menjadi kejutan atau gong saat peragaan busana nanti. “Tetapi dari 15 look ini, hanya satu yang saya jadikan gong terakhir. Itu saya kasih aplikasi batik prada yang memang benarbenar berat, benar-benar full detail, full payet, dan 14-nya lagi memang ada aksen batik namun lebih sedikit,” tutur Anniesa.

Dwi nur ratnaningsih
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8601 seconds (0.1#10.140)