Penderita TBC & HIV Hindari Rokok Saat Pengobatan
A
A
A
JAKARTA - Baru-baru ini, Serikat Internasional Melawan Penyakit TBC dan Paru-paru mengungkapkan, penderita TBC dan HIV yang tengah menjalankan perawatan perlu menghindari rokok. Pasalnya, merokok menjadi penyebab gagalnya pengobatan ini.
Tidak hanya itu, paparan pada perokok pasif bisa memperparah penyakit ini. Penulis penelitian tersebut, Dr. Angela Jackson Morris mengungkapkan, pihaknya tengah mencoba menyebarluaskan bahwa perawatan TBC dan HIV harus mulai menyertakan strategi antimerokok.
"Kami tahu banyak orang yang merokok yang akhirnya menderita TBC, dan pengobatannya jadi kurang efektif. Kami tahu bahwa ada banyak perokok di antara penderita TBC dan HIV, dan kita tahu bahwa pengobatan terapi antiretroviral kurang efektif kalau penderitanya merokok," papar Angela dilansir dari VOA.
Angela menjelaskan, pengobatan TBC dan HIV tidak akan berhasil jika penderita merokok. Untuk itu, pakar kesehatan pun harus melakukan beberapa langkah pencegahan agar kualitas hidup penderita baik. Menurutnya, langkah tersebut sangatlah praktis dan harus diterapkan segera pada program-program pengobatan.
"Langkah-langkah ini termasuk memonitor apakah pasien yang ditangani merokok atau mantan perokok. Jadi kita bisa melakukan tindakan lanjutan dan para petugas medis bisa memberikan layanan yang tepat," ujarnya.
Penting juga untuk menawarkan pada mereka pusat kesehatan bebas rokok yang dilayani oleh staf yang tidak merokok. Nantinya, petugas medis melakukan kunjungan perawatan ke rumah, mereka berkesempatan mengajak keluarga dan teman pasien untuk berhenti merokok di sekitar pasien.
"Menjelaskan pada mereka bahwa orang yang mereka sayangi, anggota keluarga mereka, tidak akan sembuh dari TBC dan terapi antiretroviral tidak akan berhasil bila masih ada orang yang merokok di sekitarnya," pungkasnya.
Tidak hanya itu, paparan pada perokok pasif bisa memperparah penyakit ini. Penulis penelitian tersebut, Dr. Angela Jackson Morris mengungkapkan, pihaknya tengah mencoba menyebarluaskan bahwa perawatan TBC dan HIV harus mulai menyertakan strategi antimerokok.
"Kami tahu banyak orang yang merokok yang akhirnya menderita TBC, dan pengobatannya jadi kurang efektif. Kami tahu bahwa ada banyak perokok di antara penderita TBC dan HIV, dan kita tahu bahwa pengobatan terapi antiretroviral kurang efektif kalau penderitanya merokok," papar Angela dilansir dari VOA.
Angela menjelaskan, pengobatan TBC dan HIV tidak akan berhasil jika penderita merokok. Untuk itu, pakar kesehatan pun harus melakukan beberapa langkah pencegahan agar kualitas hidup penderita baik. Menurutnya, langkah tersebut sangatlah praktis dan harus diterapkan segera pada program-program pengobatan.
"Langkah-langkah ini termasuk memonitor apakah pasien yang ditangani merokok atau mantan perokok. Jadi kita bisa melakukan tindakan lanjutan dan para petugas medis bisa memberikan layanan yang tepat," ujarnya.
Penting juga untuk menawarkan pada mereka pusat kesehatan bebas rokok yang dilayani oleh staf yang tidak merokok. Nantinya, petugas medis melakukan kunjungan perawatan ke rumah, mereka berkesempatan mengajak keluarga dan teman pasien untuk berhenti merokok di sekitar pasien.
"Menjelaskan pada mereka bahwa orang yang mereka sayangi, anggota keluarga mereka, tidak akan sembuh dari TBC dan terapi antiretroviral tidak akan berhasil bila masih ada orang yang merokok di sekitarnya," pungkasnya.
(nfl)