Asyiknya Berwisata Sambil Mengajar

Minggu, 06 September 2015 - 09:17 WIB
Asyiknya Berwisata Sambil Mengajar
Asyiknya Berwisata Sambil Mengajar
A A A
Sebuah komunitas yang lumayan unik, Komunitas 1000 Guru hadir di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015. Apa saja kegiatan komunitas tersebut?

Ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 menggandeng Komunitas 1000 Guru untuk mengisi kegiatan sosial GIIAS EduCare. Komunitas 1000 Guru sendiri merupakan komunitas yang sangat peduli akan pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman serta akses jalan yang sulit.

Karena lokasinya yang jauh dari pusatpusat kota, tidak jarang bagi anggota Komunitas 1000 Guru datang ke lokasi yang terpencil. Inilah mengapa komunitas ini memilih slogan teaching dan travelling sebagai slogan mereka. “Jadi teaching dan travelling itu kita bergerak mengajar ke daerah-daerah pedalaman di Indonesia, kita mengajar untuk anak-anak tingkat sekolah dasar yang ada di Indonesia untuk memberi pengertian dan motivasi,

seperti halnya apa itu cita-cita, bagaimana cara mencapainya dan menjelaskan Indonesia itu apa aja hal-hal seperti itu yang coba kita jelaskan ke anak-anak,” papar Barita John, salah satu anggota Komunitas 1000 Guru yang ditemui Koran SINDO di GIIAS 2015. Dia menambahkan, GIIAS dijadikan pihaknya sebagai salah satu ajang publikasi untuk mengajak orang-orang bergabung dalam Komunitas 1000 Guru.

“Kita mau mengajak teman-teman dari berbagai batasan umur, untuk bergabung sama kita untuk peduli akan pendidikan di negara kita. Karena selain mengajar, kita juga dapat melakukan travelling ke daerah-daerah di Indonesia,” ucap Barita. Komunitas 1000 Guru sendiri berawal dari inisiatif Jemi Ngadiono membuat akun twitter @1000_guru.

Akun tersebut awalnya bercerita tentang keinginan berbagi dan membenahi potret buram pendidikan di berbagai daerah pedalaman Indonesia. Dalam akun tersebut, Jemi berbagi realita pendidikan Indonesia di berbagai pelosok negeri. Ia juga menyempatkan diri untuk mengajar di beberapa sekolah yang kekurangan guru dan berdiskusi dengan pihak sekolah.

Hasil diskusi tersebut kemudian ia share melalui akun twitter @1000_guru. Tak disangka, gerakan yang ia buat ternyata banyak mendapatkan respon positif. Dalam waktu kurang dari setahun, followers akun @1000_guru mencapai 20.000 akun. Anggota akun tersebut kemudian berinteraksi dan menanyakan bagaimana cara mereka ikut mengajar ke daerah pedalaman seperti yang Jemi lakukan.

Dari situlah muncul konsep Traveling & Teaching (T&T) yang kemudian dilakukan pertama kali di daerah Muncang, Banten. Dalam kegiatan T&T, peserta yang mendaftar bisa menikmati keindahan alam sembari berbagi pengetahuan kepada anak-anak di lokasi wisata tersebut. Kegiatan T&T yang Jemi lakukan ternyata berhasil menginspirasi para pesertanya untuk membangun pendidikan di daerah mereka masing-masing dengan mendirikan Komunitas 1000 Guru Regional.

Alhasil, saat ini Komunitas 1000 Guru Regional telah tersebar di 14 kota di Indonesia. Selain T&T, Komunitas 1000 Guru juga memiliki program Beasiswa Guru Pedalaman untuk guru-guru yang berdedikasi pada pendidikan di daerah pedalaman Indonesia. Sampai sekarang, Komunitas 1000 Guru telah memberikan beasiswa kepada empat orang guru honorer, salah satunya adalah Asnat Bell.

Guru dari NTT ini hanya diberikan gaji sebesar 50.000 rupiah per bulan. Tak hanya itu, tahun ini Komunitas 1000 Guru menargetkan untuk berbagi dengan 4400 anak didik di seluruh Indonesia.

Wahyu sibarani
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6234 seconds (0.1#10.140)