Muntok, Alternatif Wisata Sejarah di Bangka Belitung

Senin, 14 September 2015 - 20:41 WIB
Muntok, Alternatif Wisata Sejarah di Bangka Belitung
Muntok, Alternatif Wisata Sejarah di Bangka Belitung
A A A
MUNTOK - Kementerian Pariwasata Republik Indonesia memperkenalkan Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai tempat wisata sejarah kepada dunia Internasional. Selain dikenal sebagai wilayah penghasil timah, Muntok juga meruapakan wilayah wisata sejarah tematik.

Dalam mengelola wisata Bangka Barat, Kementrian Pariwisata bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung menghelat kegiatan berskala Internasional yakni IMT—GT Home Stay Fair 2015 dan Workshop Oldtown.

Staf Ahli Kementerian Pariwisata Hari Untoro Dradjat mengatakan, pelaksanaan kegiatan pariwisata tingkat internasional di Muntok merupakan sejarah penting dimulainya pembangunan pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung menuju tempat pariwisata Internasional.

”Kami akan memfasilitasi promosi secara besar-besaran di wilayah nasional maupun mancanegara untuk meperkenalkan wisata sejarah di Bangka Barat,” kata dia.

Apalagi, wilayah Muntok sudah dideklarasikan sebagai kota homestay dan kota pusaka bagi Bangka Barat dan Indonesia.

Menurut dia, animo masyarakat setempat yang cukup tinggi untuk mendukung sektor pariwisata perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah. Selain itu, dua komoditas lain seperti timah dan lada yang memiliki nilai kearifan lokal dan teknologi tradisional perlu diangkat agar pariwisata bisa cepat berkembang.

Muntok merupakan salah satu daerah yang multikultur dengan bukti peninggalan sejarah yang ada yaitu berdirinya bangunan Masjid Jami dan Kelenteng Kong Fuk Miau yang berdampingan merupakan bukti keharmonisan masyarakat di daerah itu.

Bupati Bangka Barat Zuhri M Syazali menambahkan, kegiatan IMT—GT Home Stay Fair 2015 di wilayahnya ini adalah untuk memperkenalkan pariwisata Muntok ke tingkat nasional maupun Internasional sebagai kota pusaka yang sudah ditetapkan pada tahun 2012 lalu.

"Kegiatan ini sebagai moment bersejarah untuk membangkitkan Bangka Barat sebagai tujuan pariwisata yang relevan karena warisan budaya dan sejarah," ujar Zuhri.

Selain itu, kegiatan ini juga untuk memperat hubungan kerjasama bidang pariwisata, ekonomi, sosial di negara ASEAN.

Zuhri mengaku, kegiatan ini sudah diberlangsungkan sejak tahun 2012 lalu di Perak, Malaysia. Pada tahun 2013 kegiatan ini digelar di Sawalunto, Indonesia, dan 2014 di Negeri Sembilan, Malaysia. "Tahun ini kami yang jadi tuan rumah dalam event internasional ini," kata dia.

Kabupaten Bangka Barat, khususnya Muntok, sudah berkembang menjadi kota wisata dengan jumlah kunjungan yang meningkat setiap tahunya. Tahun 2011, kunjungan wisata ke Bangka Barat baru mencapai 6.876 orang, tahun 2014 meningkat menjadi 9.414 wisatawan.

Para wisatawan yang datang ke Muntok sudah disediakan berupa hotel penginapan dengan jumlah 161 kamar, 30 homestay dengan kapasitas kamar 140 orang. "Kami juga mempersiapkan Rumah Dinas Bupati dan Mess PT Timah untuk para wisatawan," papar Zuhri.

Dalam kegiatan itu, delegasi beberapa Negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Filifina, Laos, Mnyanmar, Kamboja, Singgapura, dan Vietnam turut hadir untuk melihat pariwisata sejarah di Muntok. Nantinya, mereka akan memperkenalkan wisata Muntok kepada warganya.

Indoesian Heritage Conservation Board I Gede Ardika menjelaskan, ditunjuknya Muntok sebagai tuan rumah dalam event berskala internasional ini untuk memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata sejarah di Bangka Belitung. "Muntok adalah kota budaya dan sejarah," kata Ardika.

Mantan Menteri Pariwisata era Presiden Megawati ini mengatakan, di Muntok banyak peninggalan budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata, baik berwujud benda seperti eks kantor Banka Tin Winning, Passangerahan Muntok, Pasenggarahan Menumbing.

Apalagi Muntok pernah menjadi tempat pengasingan para tokoh pendiri dan pelaku sejarah Indonesia seperti Presiden Soekarno, Mohamad Hatta, Agus Salim, Hamengku Buwono IX. "Kami berharap masyarakat menguatkan sapta pesona, pariwisata Bangka Barat akan berkembang pesat," tutur dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3921 seconds (0.1#10.140)