Sineas Australia Terpukau DI BALIK 98

Selasa, 15 September 2015 - 09:51 WIB
Sineas Australia Terpukau...
Sineas Australia Terpukau DI BALIK 98
A A A
MASYARAKAT Australia begitu penasaran melihat film Di Balik 98 yang mengangkat sejarah Indonesia melalui cerita keluarga dengan latar belakang Mei 1998. Pada Jumat (4/9) lalu, film garapan rumah produksi MNC Pictures ini kembali diundang di Indonesian Film Festival (IFF), Perth, Australia.

Sebelumnya, pada April lalu, film arahan Lukman Sardi ini juga diputar di IFF bersama film MNC Pictures lainnya, yaitu 7/24 yang dibintangi Dian Sastro dan Lukman Sardi.

Pada pemutaran kedua ini, Di Balik 98 mendapat kehormatan sebagai film pembuka IFF bulan ini. Film-film Indonesia lainnya yang juga mendapat kesempatan diputar di Australia seperti Kapan Kawin, Cahaya dari Timur, dan Toba Dreams. Perwakilan MNC Pictures sekaligus Sutradara Film Di Balik 98 Lukman Sardi mengatakan, Di Balik 98 dipercaya menjadi pembuka screening IFF dan itu sebagai kepercayaan dan kehormatan bahwa film drama tersebut mempunyai kualitas.

“Seneng sih, ternyata orang-orang di Perth mengapresiasi dengan baik film Di Balik 98. Jadi pasti punya kebanggaan, apalagi ini film pertama yang dibuat saya sebagai sutradara,” kata Lukman. Tidak seperti pada pemutaran pertama, kali ini hanya Lukman yang hadir sebagai perwakilan dari film Di Balik 98. Pada pemutaran kedua kalinya ini, Di Balik 98 benar-benar diminati. Antusiasme masyarakat menonton film ini sangat terlihat dari penuhnya 300 bangku bioskop saat pemutaran film tersebut.

Mereka yang hadir adalah penikmat film di Australia dan beberapa di antaranya anggota parlemen Australia. “Senang secara pribadi, tapi juga senang buat perfilman Indonesia. Mereka (masyarakat Australia) setiap tahun sangat concern dengan film-film Indonesia,” kata Lukman. Bahkan, beberapa sineas Australia mengatakan kepada Lukman bahwa Di Balik 98 merupakan film yang sangat bagus dan menarik dalam mengangkat kisah keluarga dengan latar belakang Mei 1998 dan mereka begitu senang bisa mengetahui sejarah Indonesia.

Lukman berpendapat pada dasarnya perfilman Indonesia sudah sangat bagus, hanya tinggal permasalahan industri filmnya yang harus dikembangkan agar bisa dikenalkan ke seluruh dunia. “Sebelumnya sudah banyak film Indonesia yang dibawa ke festival film luar atau diundang sama orang-orang luar untuk diputar di sana,” ujarnya. Ke depan, Lukman berharap bukan saja Di Balik 98 yang mendapat sambutan masyarakat asing, tetapi juga karya-karya ciptaannya yang lain.

“Kalau memang film Di Balik 98 ada yang ngundang, pasti akan kami bawa ke sana, tapi juga buat film Indonesia yang sedang saya sutradarain. Mudah-mudahan akan mempunyai efek yang sama dengan film Di Balik 98,” paparnya. Sementara Publisher Promo MNC Pictures Cindy Julia Paramitha mengatakan, Di Balik 98 banyak juga disaksikan anggota-anggota parlemen Australia. Menurutnya, penonton Australia kali ini memang lebih antusias dibandingkan pada pemutaran pertama.

“Kalau yang pertama mungkin 70% orang Indonesia, 30% orang Australia, tapi kali ini 80% orang Australia, sisanya pelajar-pelajar Indonesia yang ada di sana,” kata Cindy.

Fatturahman hakim
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)