9 Tempat Paling Indah untuk Beribadah

Sabtu, 26 September 2015 - 05:30 WIB
9 Tempat Paling Indah untuk Beribadah
9 Tempat Paling Indah untuk Beribadah
A A A
SINGAPURA - Masjid, katedral, gereja atau kuil adalah gedung pencakar langit pada masanya. Dibuat oleh para desainer kondang dan dimaksudkan untuk melecut rasa kekaguman yang kuat, bangunan tempat ibadah adalah titik vokal arsitektur perencanaan tradisional kota.

Tapi, bagaimana kisah tempat ibadah yang baru berubah? November ini, sejumlah tempat ibadah paling imajinatif yang rampung dibangun dalam 3 tahun terakhir bakal dipamerkan di World Architecture Festival di Singapura. Penasaran?

Festival—event arsitektur internasional terbesar di dunia—menampilkan tak kurang dari 2.200 arsitektur dari 60 negara. Mereka juga memberikan penghormatan bagi rancangan dalam 31 kategori, termasuk keagamaan.

“Kualitas arsitektur sangat tinggi dalam kategori keagamaan, yang saya kira ini karena komunitas dan organisasi keagamaan sering kali mengomisikan proyek seperti ini,” ujar Paul Finch, Direktur Program World Architecture Festival, seperti dikutip CNN.

Tahun ini, sembilan bangunan dari seluruh dunia telah masuk daftar kategori keagamaan dalam event tersebut. Bangunan-bangunan itu memiliki tema modernitas dan alam.

“Bangunan tersebut punya rasa, di atas fungsinya. Biasanya, mereka mencari sesuatu yang bergerak dengan semangat, punya unsur keindahan, ketenangan dan refleksi. Dan itulah yang mengagumkan bagi arsitek untuk mereponsnya. Sulit mengungkapkannya jika mereka sendiri bukanlah orang yang relijius,” papar Paul.

Dari gereja yang akustiknya dimaksudkan untuk menyerupai bernyanyi di dalam biola, hingga kapel yang secara nyata dan metafora menyatukan mempelai wanita dan pria dalam pernikahan, bangunan-bangunan ini menantang desain ruang keramat.

1. Cardedeu, El Savador

Cardedeu, El Savador

Cardedeu berada di pegunungan yang mengitari Danau Coatepeque di El Savador. Tempat ibadah ini dibangun perusahaan arsitektur EMC Arquitectura.

"Kami tidak mau Cardedeu bersaing dengan alam, kita bisa melihat dan merasakan Tuhan di sini. Kami ingin menciptakan sebuah tempat yang akan meningkatkan fokus pada alam dan merasa terhubung dengan keyakinan dan emosi seseorang. Bagi kami, tempat ini harus simpel, harus lugas," tutur Gabriela Siman, manajer proyek di EMC Arquitectura.

Desain ini terus mengeksplorasi kedekatan bangunan ini terhadap danau dan pelengkapnya yang terdapat di lokasi itu. Pola rektikularnya yang tidak formal dimaksudkan untuk membatasi pemandangan pengunjung ke danau, yang menarik pengunjung bisa menjelajahi kawasan di sekitarnya.

2. Ribbon Chapel, Jepang

Ribbon Chapel, Jepang

Menurut pembuatnya, Hiroshi Nakamura, CEO Hiroshi Nakamura & NAP Co. Ltd, desain kapel itu menyimbolkan persatuan pernikahan.

Kapel ini punya dua tangga spiral yang terhubung ke atas dan membentuk sebuah pita. Dua tangga spiral memang sengaja dililitkan ke bangunan untuk menyimbolkan pernikahan itu. “Di kapel ini, mempelai pria dan wanita turun dari tangga secara terpisah untuk bersatu di puncak, meminta maaf kepada surga dan mendeklarasikan pernikahan mereka," tutur Hiroshi.

Kapel pernikahan ini dibangun di atas tanah milik sebuah hotel yang berhadapan dengan Seto Inland Sea.

3. Qatar Faculty of Islamic Studies, Doha

Qatar Faculty of Islamic Studies, Doha

Qatar Faculty of Islamic Studies berada di Education City, di pinggiran Doha. Bangunan, yang termasuk ruangan untuk belajar dan sebuah masjid, memberikan nilai dan pendidikan Islam dengan cara modern dan progresif. Masjid yang menghadap selatan dimaksudkan untuk menaungi lapangan utama. Bangunan ini dibuat oleh Mangera Yvars Architects.

Menurut Mangera Yvars Architects, desain ini sejalan dengan kualitas ruangan Islam yang sangat halus--penggunaan cahaya, gema doa, penggunaan kaligrafi, geometri dan ornamentasi. Kaligrafi dan ayat Alquran menghiasi muka bangunan. Desain akustik bangunan ini membuat adzan menggema di seluruh bangunan.

4. Light of Life Church, Seoul

Light of Life Church, Seoul

Gereja Light of Life terletak di pinggiran Seoul, Korea Selatan, tepatnya di sisi selatan gunung Bori. Eksterior gereja ini menyerupai piramid rumah kaca modern dan kubah kayu. Shinslab Architecture adalah perusahaan di balik pembangunan gereja ini.

Interior gereja ini memanfaatkan sekelilingnya yang bergunung dan berhutan lebat--interiornya mirip sebuah rumah pohon, yang dibuat dari 834 potongan kayu sidar merah Siberia yang berbeda ukurannya. Sebuah salib dipasang di tengah kolam air.

5. Catholic City Hub, Singapura

Catholic City Hub, Singapura

Catholic City Hub secara langsung dikomisikan gereja Katolik di Singapura. Terletak di pusat kota, bangunan ini berfungsi sebagai pusat komunitas, dengan ruang kantor, sebuah kafe, balai multi fungsi dan sebuah perpustakaan.

Bagian muka bangunan yang beriak didasarkan pada notasi Gregorian. Arsitek proyek ini, Christopher Khoo dari Eco.id Architects, mengungkapkan inspirasi di balik bagian muka bangunan itu adalah instrumen gereja. "Kami ingin menggunakan material sederhana, di kasus ini, aluminium ringan. Itu mirip lonceng angin atau pipa organ. Tabung aluminium digunakan untuk memberikan pemandangan modern bangunan," kata dia.

6. Stella Maris, Indonesia

Stella Maris, Indonesia

Desain gereja ini dibuat dari tiga bentuk oval konsentrik dan interiornya yang hangat serta intim dilapisi dengan kayu. Potongan-potongan kayu jati secara horisontal dipasang ke kerangka baja. Direktur Denton Coreker Marshall cabang Indonesia, Budiman Hendropurnomo, mengungkapkan, penggunaan material ini dan struktur desain bangunan itu maksudkan untuk menciptakan suasana akustik yang akan membuat orang berasa bernyanyi di dalam biola.

Gereja Katolik ini didesain untuk menampung sekitar 500 jemaat di balkonnya yang mirip kano. Material alam seperti kayu dan batu digunakan di seluruh desainnya.

7. Mahabodi Monastery, Singapura

Mahabodi Monastery, Singapura

Biara ini dirancang ulang dengan maksud menciptakan pusat praktik dan budaya Buddha yang modern, dengan penekanan khusus pada seni Buddha. Muka bangunannya terinspirasi oleh warna emas dan pola geometris yang ada di jubah para biarawan.

Sirkulasi di biara ini adalah campuran ruang indoor dan ourdoor, kebun dan air yang memberikan sebuah penghentian untuk refleksi. Biara ini adalah hasil karya Multiply Architects LLP.

8. Floating Moon Temple, China

Floating Moon Temple, China

Kuil ini dibangun di atas bekas lokasi kuil jaman Dinasti Ming yang hancur saat perang China—Jepang. Sejak dibuka, tempat ini sering dikunjungi umat Buddha dan warga lainnya. Pembuatnya adalah Turenscape Architecture.

Desainnya adalah desain modern berdasarkan kuil tradisional Buddha dan mengandung ide Zen mengenai kehampaan dan anatta atau penyangkalan diri. Nama puitisnya adalah sebuah rujukan pada lokasinya yang “mengapung” di sebuah taman air di kawasan barat daya China dan juga konsep Buddha mengenai sebab, akibat, kelengkapan dan ketidaklengkapan, yang menyerupai bentuk fisik bulan.

9. Pagoda, Vietnam

Pagoda, Vietnam

Kata Pagoda biasanya memicu gambaran mengenai menara berjenjang dengan atap terbalik. Tapi, Pagoda ini hanya terdiri atas sebuah batu—sebuah tempat untuk menyediri dan berdoa.

“Kami ingin menciptakan sebuah pagoda batu yang bisa memenuhi tujuan sebuah kuil—sebagai tempat yang murni penuh cinta, ruang dimana orang bisa mempraktikkan meditasi dan menemukan kedamaian dan ketenangan,” ujar arsitek Toan Nghiem dari a21 Studio, yang membuat tempat tersebut,

Struktur ini terinspirasi gambar Buddha yang sedang duduk di bawah pohon Bodhi di Nepal, dimana dia mendapatkan pencerahan. Toan menuturkan, perusahaannya khawatir dengan penurunan ajaran Buddha dan perjuangannya beradaptasi dengan masyarakat modern. “Kami akan menggunakan arsitektur kami sebagai media untuk menyelesaikan masalah spiritual. Ini adalah pekerjaan yang sederhana, tapi cukup signifikan untuk menyebarkan ide yang kuat,” kata dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3672 seconds (0.1#10.140)