Berpostur Tinggi Lebih Mudah Kena Kanker? Simak Hasil Riset Ini

Sabtu, 03 Oktober 2015 - 10:28 WIB
Berpostur Tinggi Lebih...
Berpostur Tinggi Lebih Mudah Kena Kanker? Simak Hasil Riset Ini
A A A
LONDON - Apakah Anda jadi orang yang punya postur paling tinggi ketimbang teman-teman di tongkrongan Anda? Jika iya, maka Anda berpotensi terserang penyakit kanker terlebih dulu ketimbang rekan-rekan Anda yang tinggi badannya lebih rendah.

Ya, seperti yang dirilis oleh sebuah studi dari Karolinska Institutet di Solna, kawasan urban Stockholm, ibu kota Swedia. Hasil penelitian mereka, menemukan statistik bahwa orang (baik pria maupun wanita) yang punya postur lebih tinggi ketimbang rekan-rekannya.

Ditenggarai berisiko terserang penyakit kanker lebih besar ketimbang teman-temannya yang memiliki tinggi badan lebih rendah.

Riset ini menemukan jika setiap pertambahan atau selisih tinggi 10 cm dari seseorang ke orang lain. Maka akibat penambahan tinggi di skala tersebut, dapat meningkatkan potensi bahaya kanker dengan rataan 11 persen pada pria, dan malah meningkat jadi 18 persen pada seorang wanita.

Beberapa jenis dari penyakit kanker yang ada, bahkan resikonya juga meningkat buat orang-orang yang punya tinggi badan di atas rata-rata ini. Khususnya kanker payudara dan kanker kulit. Dengan masing-masing persentasenya mencapai 20 persen dan 30 persen, yang bertambah sejurus setiap kenaikan tinggi badan 10 cm.

Namun tetap saja data tersebut, juga harus memerlukan variabel pendukung. Contohnya saja faktor obesitas, pola diet yang buruk. Dan apakah orang itu merokok, juga berkontribusi besar terhadap potensi munculnya kanker itu lebih cepat.

Pimpinan penelitian tersebut, Dr Emelie Benyi, mengemukakan dua kemungkinan penjelasan terhadap korelasi antara keduanya.

“Pertama ialah bahwa orang yang lebih tinggi punya jumlah sel lebih banyak di dalam tubuh mereka, yang tentunya berpotensi bertransformasi menjadi kanker (karena orang lebih tinggi juga punya hormon pertumbuhan lebih banyak ketimbang biasanya),” beber Dr Emelie seperti dilansir metro.co.uk.

“Ini juga berarti bahwa individu yang punya postur lebih tinggi, mengharuskan dia membutuhkan jumlah asupan energi yang lebih banyak (alias harus makan dalam jumlah lebih banyak), yang mana itu berhubungan dengan penyakit kanker,” imbuhnya.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Karolinska Institutet terhadap hubungan antara tinggi badan individu dengan kanker ini, menganalisa data dari total 5,5 juta orang. Partisipannya berusia antara kelahiran 1938 hingga 1991. Dan jarak tinggi badan pesertanya antara 3 kaki 3 inci (sekitar 100 cm) hingga 7 kaki 6 inci (231 cm).

Karena mungkin partisipan penelitian ini berasal dari negara Skandinavia yang periode musim dinginnya lebih lama ketimbang musim panas. Maka penyakit kanker yang lebih sering ditemukan dalam studi ini adalah kanker kulit.

Angka yang didapat adalah naik sebesar 30 persen untuk setiap kenaikan tinggi badan 10 cm. Sedang untuk kanker payudara pada wanita yang posturnya lebih tinggi, naiknya sebesar 20 persen.

Metro.co.uk
pun berusaha mendapat penjelasan hasil riset ini dari seorang manajer di badan penelitian kanker Inggris, bernama Sarah Williams. Lalu apa penilaiannya?

“Studi ini memang belum dan harusnya memasukkan berbagai faktor variabel pendukung yang dapat meningkatkan resiko terkena kanker, misalnya merokok,” semprot Sarah yang juga bilang mungkin ada responden riset itu, khususnya wanita yang sama sekali tak pernah memerikasakan benjolan di payudaranya.

So
? “Berapapun tinggi badan Anda, banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mereduksi potensi bahaya terkena kanker. Tidak merokok, memangkas jumlah alkohol yang diminum, makan menu sehat, aktif berolahraga, menjaga berat badan dan menikmati sinar matahari dengan tenang, dapat membantu Anda menumpuk potensi bahaya penyakit itu,” tandasnya.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6799 seconds (0.1#10.140)