16 Gejala yang Dialami Penderita HIV
A
A
A
JAKARTA - Human Immunodeficiency Virus atau HIV menyerang mereka yang melakukan seks tanpa pengamanan dan lebih dari satu pasangan. Tidak hanya itu, orang yang menggunakan obat terlarang dengan suntikan juga berisiko terkena HIV.
Dilansir dari Health, direktur HIV-AIDS di Kaiser Permanente, Oakland, California, Michael Horberg menjelaskan, sebesar 40—90% penderita HIV mengalami gejala seperti flu dan dikenal sebagai sindrom retroviral akut (ARS).
Namun dalam beberapa kasus, gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun bahkan beberapa dekade setelah infeksi. Berikut beberapa tanda seseorang positif terkena HIV.
1. Demam
Demam ringan mencapai 39 derajat Celcius menjadi salah satu gejala awal menderita ARS. Umumnya, demam disertai dengan kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
"Pada titik ini virus bergerak ke dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Sehingga akan ada reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh," papar instruktur penyakit menular dan imunologi dari department of medicine di NYU School of Medicine, New York, Carlos Malvestutto, MD.
2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan lelah dan lesu. Tanda ini juga menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.
3. Pegal, nyeri otot dan sendi
Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening bagian dari sistem kekebalan tubuh yang cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha leher ketiak, dan lain-lain.
4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala
Sakit tenggorokan dan sakit kepala menjadi gejala ARS. Dr. Horberg mengatakan, melakukan tes HIV dianjurkan pada mereka yang memiliki risiko tinggi terkena HIV. Pasalnya, HIV bisa menular pada tahap awal.
5. Ruam kulit
Penderita HIV-AIDS akan mengalami terjadinya perubahan pada kulit. Ruam kulit menjadi tanda awal atau lanjut dari HIV-AIDS.
6. Mual, muntah dan diare
Dr. Malvestutto menjelaskan, pada tahap awal 30—60% penderita HIV akan mengalami gejala mual, muntah dan diare.
"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespons obat mungkin merupakan indikasi. Atau gejala dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik," kata Dr. Horberg.
7. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan menjadi salah satu tanda yang mudah dilihat. "Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun," beber Dr. Malvestutto.
8. Batuk kering
Waspadalah jika batuk tak kunjung sembuh. Batuk kering dapat berlangsung selama satu tahun dan akan terus semakin parah.
9. Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.
10. Keringat malam
Tahap awal infeksi, setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari. Bahkan, penderita akan mengeluarkan keringat ketika tidak melakukan aktivitas fisik apapun.
11. Perubahan pada kuku
Perubahan kuku seperti membelah, penebalan, kuku yang melengkung atau perubahan warna menjadi tanda infeksi HIV tingkat akhir. Penderita akan mengalami perubahan warna kuku hitam atau coklat berupa garis vertikal maupun horizontal. Seringkali hal tersebut disebabkan infeksi jamur, seperti kandida.
12. Infeksi Jamur
Penderita akan mengalami infeksi jamur yang disebabkan oleh jenis jamur candida. Umumnya, infeksi yang terjadi adalah thrush dan infeksi mulut. "Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan," ujar Dr. Malvestutto.
13. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
Kebingungan atau sulit berkonsentrasi biasanya terjadi lambat. Ini juga menjadi tanda demensia terkait HIV. Selain itu, demensia terkait AIDS juga melibatkan masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung. Perubahan motorik seperti menjadi ceroboh dan kurangnya koordinasi juga akan terpengaruh.
14. Herpes mulut dan herpes kelamin
Herpes mulut dan herpes kelamin dapat menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Bahkan, herpes bisa menularkan HIV. Pasalnya, herpes kelamin bisa menyebabkan luka yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh saat hubungan seksual.
15. Kesemutan dan kelemahan
HIV juga bisa menyebabkan kesemutan di tangan dan kaki hingga mati rasa. "Hal tersebut menunjukkan kerusakan pada saraf," ucap Dr. Malvestutto.
16. Ketidakteraturan menstruasi
Infeksi HIV tahap lanjut menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Hal tersebut disebabkan oleh terjadinya penurunan berat badan dan kesehatan yang semakin memburuk.
Dilansir dari Health, direktur HIV-AIDS di Kaiser Permanente, Oakland, California, Michael Horberg menjelaskan, sebesar 40—90% penderita HIV mengalami gejala seperti flu dan dikenal sebagai sindrom retroviral akut (ARS).
Namun dalam beberapa kasus, gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun bahkan beberapa dekade setelah infeksi. Berikut beberapa tanda seseorang positif terkena HIV.
1. Demam
Demam ringan mencapai 39 derajat Celcius menjadi salah satu gejala awal menderita ARS. Umumnya, demam disertai dengan kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.
"Pada titik ini virus bergerak ke dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Sehingga akan ada reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh," papar instruktur penyakit menular dan imunologi dari department of medicine di NYU School of Medicine, New York, Carlos Malvestutto, MD.
2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan lelah dan lesu. Tanda ini juga menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.
3. Pegal, nyeri otot dan sendi
Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening bagian dari sistem kekebalan tubuh yang cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha leher ketiak, dan lain-lain.
4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala
Sakit tenggorokan dan sakit kepala menjadi gejala ARS. Dr. Horberg mengatakan, melakukan tes HIV dianjurkan pada mereka yang memiliki risiko tinggi terkena HIV. Pasalnya, HIV bisa menular pada tahap awal.
5. Ruam kulit
Penderita HIV-AIDS akan mengalami terjadinya perubahan pada kulit. Ruam kulit menjadi tanda awal atau lanjut dari HIV-AIDS.
6. Mual, muntah dan diare
Dr. Malvestutto menjelaskan, pada tahap awal 30—60% penderita HIV akan mengalami gejala mual, muntah dan diare.
"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespons obat mungkin merupakan indikasi. Atau gejala dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik," kata Dr. Horberg.
7. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan menjadi salah satu tanda yang mudah dilihat. "Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun," beber Dr. Malvestutto.
8. Batuk kering
Waspadalah jika batuk tak kunjung sembuh. Batuk kering dapat berlangsung selama satu tahun dan akan terus semakin parah.
9. Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.
10. Keringat malam
Tahap awal infeksi, setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari. Bahkan, penderita akan mengeluarkan keringat ketika tidak melakukan aktivitas fisik apapun.
11. Perubahan pada kuku
Perubahan kuku seperti membelah, penebalan, kuku yang melengkung atau perubahan warna menjadi tanda infeksi HIV tingkat akhir. Penderita akan mengalami perubahan warna kuku hitam atau coklat berupa garis vertikal maupun horizontal. Seringkali hal tersebut disebabkan infeksi jamur, seperti kandida.
12. Infeksi Jamur
Penderita akan mengalami infeksi jamur yang disebabkan oleh jenis jamur candida. Umumnya, infeksi yang terjadi adalah thrush dan infeksi mulut. "Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan," ujar Dr. Malvestutto.
13. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
Kebingungan atau sulit berkonsentrasi biasanya terjadi lambat. Ini juga menjadi tanda demensia terkait HIV. Selain itu, demensia terkait AIDS juga melibatkan masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung. Perubahan motorik seperti menjadi ceroboh dan kurangnya koordinasi juga akan terpengaruh.
14. Herpes mulut dan herpes kelamin
Herpes mulut dan herpes kelamin dapat menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Bahkan, herpes bisa menularkan HIV. Pasalnya, herpes kelamin bisa menyebabkan luka yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh saat hubungan seksual.
15. Kesemutan dan kelemahan
HIV juga bisa menyebabkan kesemutan di tangan dan kaki hingga mati rasa. "Hal tersebut menunjukkan kerusakan pada saraf," ucap Dr. Malvestutto.
16. Ketidakteraturan menstruasi
Infeksi HIV tahap lanjut menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Hal tersebut disebabkan oleh terjadinya penurunan berat badan dan kesehatan yang semakin memburuk.
(alv)