DBD Marak! Ini Pesan Menkes
A
A
A
JAKARTA - Penyebaran virus, bakteri dan gigitan nyamuk selama musim hujan memicu berbagai macam penyakit infeksi. Salah satunya demam berdarah dengue (DBD). Sayangnya, jika terlambat ditangani DBD bisa mengancam nyawa.
Untuk mengurangi kejadian penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini, Menteri Kesehatan RI, Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K) menyarankan masyarakat agar menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungannya.
"Harapan kami adalah masyarakat mau menjaga lingkungan dan membersihkan rumah mereka sendiri. Mungkin pemerintah sudah menggalakan Jumantik, tapi dengan mengandalkan itu saja kita tidak bisa total membersihkan jentik-jentik nyamuk," papar Nila di Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes, Muhammad Subuh menjelaskan, bahwa perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap kesehatan diri sendiri.
"Selain dengan mengobati, kita juga perlu melakukan behavior change atau mengubah perilaku untuk mencegah penyakit seperti itu. Ini juga tak lepas dari upaya rekayasa lingkungan yang memerlukan kerja sama dengan lintas sektor," jelasnya.
Seperti diketahui, DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Umumnya, penderita akan merasakan demam, sakit kepala, nyeri dibelakang mata, nyeri otot, nyeri tulang, adanya bercak merah di kulit dan adanya pendarahan atau mimisan.
Oleh karena itu, pastikan selalu menjaga kebersihan rumah, seperti membersihkan selokan rumah dan bak air. Hingga saat ini DBD menjadi penyakit tropis yang terabaikan dan masih perlu ditanggulangi.
Untuk mengurangi kejadian penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini, Menteri Kesehatan RI, Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K) menyarankan masyarakat agar menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungannya.
"Harapan kami adalah masyarakat mau menjaga lingkungan dan membersihkan rumah mereka sendiri. Mungkin pemerintah sudah menggalakan Jumantik, tapi dengan mengandalkan itu saja kita tidak bisa total membersihkan jentik-jentik nyamuk," papar Nila di Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes, Muhammad Subuh menjelaskan, bahwa perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap kesehatan diri sendiri.
"Selain dengan mengobati, kita juga perlu melakukan behavior change atau mengubah perilaku untuk mencegah penyakit seperti itu. Ini juga tak lepas dari upaya rekayasa lingkungan yang memerlukan kerja sama dengan lintas sektor," jelasnya.
Seperti diketahui, DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Umumnya, penderita akan merasakan demam, sakit kepala, nyeri dibelakang mata, nyeri otot, nyeri tulang, adanya bercak merah di kulit dan adanya pendarahan atau mimisan.
Oleh karena itu, pastikan selalu menjaga kebersihan rumah, seperti membersihkan selokan rumah dan bak air. Hingga saat ini DBD menjadi penyakit tropis yang terabaikan dan masih perlu ditanggulangi.
(nfl)