Sembuhkan Mata Malas dengan Game Virtual Reality
Senin, 11 Januari 2016 - 06:20 WIB
Sembuhkan Mata Malas dengan Game Virtual Reality
A
A
A
LOS ANGELES - Ambliopia atau mata malas kerap menyerang anak-anak dan memengaruhi 2-3% populasi anak-anak. Untuk mengobatinya, game virtual reality diklaim mampu menyembuhkan mata si kecil.
Umumnya, ambliopia terjadi saat otak kesulitan berkomunikasi dengan mata secara benar. Keadaan ini juga bisa terjadi saat salah satu mata memiliki kekuatan fokus yang lebih baik dibandingkan mata satunya.
"Orang yang memiliki mata malas selalu bertanya-tanya apa yang hilang," papar penderita amblyopia dan strabismus, James Blaha yang dilansir dari Times.
Keadaan tersebut, rupanya mendorong James untuk membuat permainan virtual-reality, Vision Vivid. Menurutnya, penemuannya itu bisa menjadi terapi yang baik bagi matanya.
Game ini dimainkan menggunakan Oculus Rift, mengirim gambar untuk setiap mata. Cara ini pun dipercaya bisa melatih mata malas untuk bekerja lebih keras.
"Kami akan mengambil benda-benda tertentu dan melatih mata yang lemah dengan pencahayaan redup sehingga mata lebih kuat," pungkasnya.
Meski demikian, untuk mendiagnosis mata malas hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan di dokter mata. Selain itu, studi ini juga masih berlangsung dan dipimpin seorang neuro oftalmologi di University of California, San Francisco, Dr. Marc Levin, A.
Umumnya, ambliopia terjadi saat otak kesulitan berkomunikasi dengan mata secara benar. Keadaan ini juga bisa terjadi saat salah satu mata memiliki kekuatan fokus yang lebih baik dibandingkan mata satunya.
"Orang yang memiliki mata malas selalu bertanya-tanya apa yang hilang," papar penderita amblyopia dan strabismus, James Blaha yang dilansir dari Times.
Keadaan tersebut, rupanya mendorong James untuk membuat permainan virtual-reality, Vision Vivid. Menurutnya, penemuannya itu bisa menjadi terapi yang baik bagi matanya.
Game ini dimainkan menggunakan Oculus Rift, mengirim gambar untuk setiap mata. Cara ini pun dipercaya bisa melatih mata malas untuk bekerja lebih keras.
"Kami akan mengambil benda-benda tertentu dan melatih mata yang lemah dengan pencahayaan redup sehingga mata lebih kuat," pungkasnya.
Meski demikian, untuk mendiagnosis mata malas hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan di dokter mata. Selain itu, studi ini juga masih berlangsung dan dipimpin seorang neuro oftalmologi di University of California, San Francisco, Dr. Marc Levin, A.
(nfl)
